Di tangan mereka, Malin Kundang bukan anak yang durhaka
Merdeka.com - Tak ada yang memungkiri bahwa legenda Malin Kundang kesohor di seluruh Indonesia bahkan luar negeri, karena cerita masalah anak durhaka yang dikutuk ibunya. Legenda Malin Kundang yang berasal dari Sumatera Barat ini, menceritakan mengenai Malin yang dikutuk sang Ibu.
Cerita bermula saat Malin yang hidup miskin bersama Ibunya memutuskan untuk pergi merantau. Setelah menjadi kaya raya, secara tidak sengaja Malin bertemu dengan ibunya, namun dia tak mengakui ibunya. Kemarahan sang Ibu akhirnya mengutuk Malin menjadi batu.
Legenda ini banyak diyakini benar, dengan adanya batu Malin Kundang yang terletak di Pantai air manih di Kecamatan Padang Selatan, Kota Padang, Sumatera Barat. Di Pantai inilah terdapat batu mirip lelaki sedang bersujud. Konon batu itu adalah Malin Kundang, si anak durhaka yang dikutuk oleh ibunya.
-
Kenapa Malin Kundang bersikap kasar kepada ibunya? 'Cuih! Perempuan buruk inikah ibumu? Mengapa kau bohong padaku? Bukankah kau dulu berkata bahwa ibumu bangsawan sederajat dengan kami?' Betapa malunya Malin Kundang mendengar perkataan istrinya itu. Apalagi setelah melihat pakaian Ibu Rubayah yang dekil dan compang-camping.
-
Apa yang terjadi pada Malin Kundang setelah ia menentang ibunya? Betapa sedih hati Ibu Rubayah. Ia menangis sambil meratap, 'Ya Tuhan, kalau dia memang anakku, aku mohon keadilan.' Tak lama kemudian, tiba-tiba turunlah hujan badai amat dahsyatnya. Kapal Malin Kundang disambar petir dan pecah dihantam gelombang besar. Pecahan kapalnya menyebar ke tepi. Setelah terang, tampak sebongkah batu menyerupai manusia terdampar di pinggir pantai. Itulah tubuh Malin Kundang yang dikutuk menjadi batu.
-
Mengapa Ani Idrus menulis? Ia begitu memiliki perhatian besar terhadap permasalahan di bidang kemasyarakatan dan juga politik.
-
Apa karya A.A. Navis yang terkenal? Karyanya yang paling terkenal adalah cerita pendek berjudul 'Robohnya Surau Kami' (1956) dan novel Saraswati.
-
Apa yang ditulis Ida Nasution? Selain menulis esai yang berisikan kritikus dan gerakan perjuangan kemerdekaan, Ida Nasution juga ikut langsung dalam gerakan mahasiswa.
-
Siapa yang menulis tentang putri Kasad Maruli? Istri Kasad Maruli, Paulina Pandjaitan, menuliskan ungkapan manis mengenai sang buah hati.
Lewat legenda Malin Kundang ini, beberapa orangtua suka menceritakan kepada anaknya kisah anak durhaka. Terkadang cerita ini menjadi 'senjata' ancaman dari orangtua kepada anaknya, jika anak mereka melawan.
Namun beberapa penulis barangkali sudah bosan dengan legenda versi tersebut. Mereka lalu mencoba mengeksplore kreativitas mereka untuk 'bermain-main' dengan legenda tersebut. Di tangan merekalah, cerita Malin Kundang menjadi berbeda.
Sebut saja AA Navis, Sastrawan Minang yang terkenal dengan cerpen 'Robohnya surau kami' dia mengubah legenda Malin Kundang lewat cerpen 'Malin Kundang, Ibunya Durhaka'. Dalam cerpen itu, AA Navis menceritakan mengenai pementasan drama Malin Kundang yang yang jauh berbeda. Dalam karya AA Navis, justru Ibu Malin Kundang sebagai perempuan laknat. Dalam cerpen itu, dikisahkan Malin yang pergi merantau. Setelah kaya, tanpa sengaja kembali ke tempat asalnya.
Malin pun akhirnya kembali bertemu ibu yang sudah sekian lama berpisah. Malin pun mengakui bahwa perempuan tua itu adalah Ibu kandung. Namun Malin sangat terkejut setelah mendengar bahwa ibunya telah menikah lagi. Sang ibu juga berjanji bahwa jika anaknya (malin) pulang dari rantau, lelaki yang menikahinya akan mendapat harta dari Malin.
Hal itu kemudian membuat Malin marah. Malin pun mengumpat kepada ibunya. Dalam cerpen itu dituliskan Malin Kundang akhirnya kembali berlayar, menembus badai menantang halilintar, sampai kapalnya pecah terdampar. Malin Kundang pun menjadi batu.
Sekali-sekali, bila musim berganti, sayup-sayup terdengar suara Malin yang mengutuk ibu yang menanduskan negeri leluhurnya sampai setandus jiwanya.
Pesan ini seakan menggugat keberadaan seorang ibu. Dalam cerpennya, Navis seperti mempertanyakan kembali apa benar sedemikian tega seorang ibu mengutuk anaknya sendiri sehingga berubah menjadi batu. Navis malah menyalahkan sang ibu dan lebih pantas ibu itu yang dicap durhaka.
Tak hanya AA Navis, Wisran Hadi dalam naskah dramanya 'Malin Kundang' pun memperlihatkan bahwa Malin Kundang adalah anak Baik. Wisran membela Malin Kundang dan menganggap wajar bila dia memarahi sang ibu. Persoalannya, si ibu telah kawin lagi dengan lelaki lain dan menggerogoti kekayaan Malin Kundang.
Mereka tidak sepakat jika Malin Kundang adalah anak yang durhaka. (mdk/hhw)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Malin Kundang merupakan cerita rakyat asal Sumatera Barat yang berkisah tentang seorang anak durhaka kepada orang tuanya hingga dikutuk menjadi batu.
Baca SelengkapnyaSeorang jemaah dalam kajian Ustaz Hanan Attaki mencurahkan isi hati.
Baca SelengkapnyaKonon pulau ini tidak ditemukan, namun akibat sebuah peristiwa yang luar biasa, Pulau Si Kantan ini muncul.
Baca SelengkapnyaLokasi ini cocok untuk menyendiri dan menikmati Kota Serang dari ketinggian.
Baca SelengkapnyaCerita rakyat pendek bisa Anda berikan kepada si kecil sebagai dongeng pengantar tidur.
Baca SelengkapnyaMulai dari Ronggeng Dukuh Paruk yang menceritakan kemelut politik 1965 hingga Rasina yang berlatar zaman kolonial Belanda.
Baca SelengkapnyaKeputusan ini diambil pada akhir Sidang Umum ke-42 UNESCO yang berlangsung di Paris, Prancis pada 22 November 2023.
Baca SelengkapnyaViral momen ibu peluk cium anaknya yang menjadi pelaku pembunuhan. Momen ini begitu haru.
Baca Selengkapnya