Di Tengah Pandemi, Warga di Kabupaten Bandung Buka Puasa Pakai Nasi Aking
Merdeka.com - Seorang warga di Kabupaten Bandung bernama Ujang Oleh harus berbuka puasa dengan nasi aking. Makanan itu ia bagi unutk istri dan anaknya yang baru berusia satu tahun.
Pria ini tinggal di Kampung Babakan Leuwi Bandung RT 05/02 Citeureup Kecamatan Dayeuhkolot Kab Bandung. Wilayah ini tak jarang terendam banjir ketika hujan datang dengan intensitas tinggi.
Jika sudah seperti itu, ia harus putar otak untuk mendapatkan makanan. Apalagi di tengah pandemi virus Corona (Covid-19) seperti yang sekarang terjadi. Ia susah mengandalkan pendapatan dari pekerjaan serabutan yang kerap dilakoni.
-
Kenapa pria itu tinggal di kolong rumah? 'Ini adalah situasi yang aneh, tetapi mungkin bukan hal yang tidak biasa. Saat ini, orang-orang memang mencari tempat berlindung.'
-
Dimana banjir Jakarta tahun 2020 terjadi? Tercatat sekitar 158 kelurahan terendam banjir. Tak hanya merendam pemukiman warga, air juga menggenang di jalan-jalan.Akibatnya, sejumlah transportasi umum seperti KRL, Transjakarta, dan penerbangan di Halim Perdanakusuma dihentikan.
-
Dimana pria di Garut tinggal? Seorang pria di Kampung Cijeler Kidul, Desa Leuwigoong, Kecamatan Leuwigoong, Garut, mengalami kondisi langka. Dirinya mengaku tak bisa tidur selama empat tahun terakhir dan selalu terjaga.
-
Siapa yang menghuni kampung tersebut? Pasalnya di sini, seluruh penghuninya merupakan perempuan dan tidak ada laki-laki sama sekali.
-
Dimana warga terdampak kekeringan? BPBD Kabupaten Cilacap mencatat jumlah warga yang terdampak kekeringan di wilayah tersebut mencapai 9.153 jiwa dari 3.011 keluarga.
-
Apa yang terjadi akibat banjir di Bandung? Hujan lebat yang melanda Bandung sepanjang Kamis (11/1) lalu menyebabkan bencana banjir hingga vira di media sosial.
Sehari ia bisa dapat Rp 30 sampai Rp 40 ribu. Nominal itu pun harus ia sisihkan sebagian untuk membayar kontrakan. Bantuan pangan dari pemerintah pun belum ia terima.
"Iya (terpaksa) makan nasi aking, soalnya belum bisa beli beras," katanya, Sabtu (2/5).
Hal itu terungkap saat Polresta Bandung mendistribusikan bantuan sembako di Kecamatan Dayeuh Kolot, Kabupaten Bandung. Kapolresta Bandung Kombes Pol Hendra Kurniawan mengaku mendapat informasi dari media mengenai Soleh yang makan nasi aking saat berbuka puasa.
Hendra menyerahkan sembako, di antaranya satu karung beras kepada Soleh. "Mudah-mudahan ini bermanfaat untuk Pak Soleh dan keluarga," katanya yang langsung meninjau lokasi dapur umum di Polsek Dayeuhkolot untuk warga yang terdampak banjir.
Ia menyebut, Polresta Bandung menyiapkan beras sebanyak 25 ton untuk didistribusikan kepada warga warga terdampak pandemi corona (Covid-19) yang belum tersentuh bantuan dari pemerintah pusat, pemerintah provinsi maupun pemerintah Kabupaten Bandung.
"Kami sudah menyiapkan beras 25 ton untuk dibagikan kepada warga yang benar-benar belum tersentuh bantuan," ujar Hendra.
Puluhan ton beras tersebut berasal dari urunan jajaran Polresta Bandung. Target penyalurannya diberikan kepada 10.000 kepala keluarga, masing-masing mendapatkan 2,5 kilogram beras.
"Pembagian akan kami lakukan secara langsung dan bertahap melalui polsek masing-masing wilayah kepada masyarakat yang membutuhkan," pungkasnya.
(mdk/fik)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Walaupun berukuran hanya selebar badan, kondisi gang padat penduduk di Kota Bandung ini amat bersih dan rapi
Baca SelengkapnyaMomen genangan banjir masuk rumah saat makan bersama ini viral, definisi 'floating dining' yang sebenarnya.
Baca SelengkapnyaSumur-sumur milik warga Desa Pabuaran mulai mengalami kekeringan. Warga pun terpaksa memanfaatkan aliran kali untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.
Baca SelengkapnyaWarga harus berjuang keras untuk mendapatkan air di tengah bencana kekeringan.
Baca SelengkapnyaKondisi ini sudah dialami warga selama sebulan terakhir.
Baca SelengkapnyaMereka sudah merasakan dampak kekeringan sejak Mei.
Baca SelengkapnyaRatusan warga Kabupaten Bogor terdampak kekeringan
Baca SelengkapnyaSudah hampir satu bulan, lebih dari 635 KK atau 2.150 jiwa di Desa Weninggalih mengalami kesulitan mendapatkan air bersih. Simak foto-fotonya!
Baca Selengkapnya"Sumur-sumur sudah mengering, sehingga warga hanya bisa mendapatkan air dari dasar sungai,” Sunardi.
Baca SelengkapnyaSaat musim tanam tiba, para perantau itu pulang sebentar untuk menanam jagung dan selanjutnya pergi merantau lagi
Baca SelengkapnyaKekeringan yang terjadi disebabkan kemarau panjang dan sebagai dampak banyaknya pembangunan perumahan.
Baca Selengkapnya