Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Dosen UNS Ubah Limbah Popok Jadi Peredam Suara

Dosen UNS Ubah Limbah Popok Jadi Peredam Suara Ilustrasi popok. ©2013 Merdeka.com/Shutterstock/Bart_J

Merdeka.com - Dosen Ilmu Lingkungan Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta, Dr. Prabang Setyono berhasil menyulap limbah popok sekali pakai (Pospak) menjadi prototipe panel akustik atau peredam suara dalam ruang. Hasil karya yang diharapkan bernilai ekonomi tinggi tersebut melalui penelitian selama 8 bulan.

"Munculnya ide ini karena saya prihatin dengan keberadaan limbah pospak yang sulit terurai dan dalam jumlah besar di Indonesia. Selain itu, pola kebiasaan impor peredam suara atau panel akustik berbahan glasswool di Indonesia yang memiliki harga cukup mahal," ujar Prabang, Selasa (12/5).

Padahal, kata Kepala Program Studi (Kaprodi) Ilmu Lingkungan UNS ini, bidang industri membutuhkan peredam suara dengan harga terjangkau, efektif, dan sebisa mungkin berbahan dasar lokal atau tidak perlu impor. Sebab, impor lambat laun akan menimbulkan ketergantungan.

"Kemudian saya berpikir, sumber daya apa yang melimpah di kita, namun belum dimanfaatkan dengan maksimal. Sebagai orang lingkungan, saya juga berpikir dari aspek lingkungan dan bagaimana mengurangi waste atau limbah. Ketemulah pospak ini," jelasnya.

Menurut dia, sejak lahir hingga mampu buang air di toilet secara mandiri pada usia 3 tahun, setidaknya seorang bayi sudah menghabiskan sekitar 4.000 pospak.

"Pembuangan pospak itu masih sering sembarangan, misal di sungai. Semakin terendam di air, pospak semakin sulit diurai terutama gel di dalamnya. Bisa sepuluh tahun terawetkan. Itu juga dapat mengganggu kesehatan air sungai," katanya.

Pospak, dikatakannya, memang mengandung senyawa kimia Super Absorbent Polymer (SAP) sebanyak 42 persen yang akan berubah bentuk menjadi gel saat terkena air. Apabila terurai dalam air, zat kimia ini dapat berbahaya bagi lingkungan. Bahkan, meskipun dihilangkan dengan cara dibakar, gel di dalam pospak tidak dapat terbakar dengan baik.

Selain karena jumlah limbahnya yang besar, lanjut dia, pospak dipilih karena memenuhi kriteria bahan baku peredam suara atau panel akustik. Pertama, pospak berbentuk serabut-serabut. Kemudian memiliki celah pada bubuk-bubuk di dalamnya yang bertumpuk-tumpuk.

"Gelombang suara akan lebih mudah diredam atau diresapkan apabila celahnya bertumpuk-tumpuk. Ini lebih efektif daripada yang datar (flat)," terangnya.

Pospak yang notabenenya dikenakan untuk buang air, tentu setelah dipakai mengandung bakteri dan beragam kuman bawaan dari hasil ekskresi tubuh. Hal ini pun menimbulkan aroma tidak sedap. Maka dalam proses pembuatannya, masih kata Prabang, harus terlebih dahulu dilakukan desinfektan dengan cairan clorin kemudian dikeringkan di bawah sinar matahari agar mikroba infeksinya hilang.

Tetapi, bagaimana pun menurut dirinya, pospak memiliki kesan kurang apik dan estetis untuk menjadi peredam suara interior ruang. Oleh karenanya, ia kemudian memanfaatkan kertas daur ulang yang biasa digunakan untuk tempat menaruh telur sebagai luaran atau casing-nya.

"Bentuknya itu kan berlekuk-lekuk, ini sangat bagus untuk meredam suara. Secara estetikanya juga bagus. Tapi karena ini masih prototipe, maka belum terlalu rapi pengemasannya," katanya.

Sadar akan kebutuhan strategi industri untuk produk ini, Prabang turut menggandeng Hary Setianto dari Teknik Industri untuk menyusun strategi pemasaran yang sesuai dengan kebutuhan industri hingga sampai ke hilir atau masyarakat. Ia juga berencana melakukan penelitian payung bersama mahasiswa untuk terus mengembangkan produk ini.

"Mahasiswa nanti dapat meneliti dimensi atau bentuknya agar tidak melulu berbentuk persegi. Atau bisa juga casing selain kertas daur ulang," ucapnya.

Penelitian dan karya ini juga dipandang Prabang sebagai sebuah circular economy atau lingkaran ekonomi. Yakni bagaimana mendaur ulang limbah tanpa nilai menjadi teknologi tepat guna dan ramah lingkungan yang dapat bernilai jual tinggi.

Ia berharap produk ini dapat menggantikan peredam suara sintetis dari gipsum dan peredam suara glasswool yang selama ini beredar di pasaran dengan harga yang lebih terjangkau. Selain itu, pemulung yang juga berperan dalam pengumpulan bahan, dapat meningkat penghasilannya.

"Saat ini kami masih dalam tahap sosialisasi prototipe dan pengajuan proposal pendanaan penelitian lebih lanjut. Saya sangat berharap, segera difabrikasi dan dapat sampai ke hilir sehingga bermanfaat bagi masyarakat dalam skala besar. Setidaknya untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri dulu," pungkas Prabang.

(mdk/cob)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Banyak yang Dibiarkan Menumpuk di Sembarang Tempat, Mahasiswa UGM Berhasil Sulap Sampah Plastik Jadi Produk Meja dan Kursi
Banyak yang Dibiarkan Menumpuk di Sembarang Tempat, Mahasiswa UGM Berhasil Sulap Sampah Plastik Jadi Produk Meja dan Kursi

Selain sampah plastik, bahan-bahan yang perlu disiapkan untuk membuat inovasi itu antara lain semen, pasir, dan oli.

Baca Selengkapnya
Keren! Mahasiswa UB Rancang Alat Reduksi Polutan Limbah Pengolahan Porang, Ini Cara Kerjanya
Keren! Mahasiswa UB Rancang Alat Reduksi Polutan Limbah Pengolahan Porang, Ini Cara Kerjanya

Amorpho Coagulation Tech berhasil lolos Program Kreativitas Mahasiswa bidang Karsa Cipta dari Kementerian Pendidikan Kebudayan dan Pendidikan Tinggi pada 2023.

Baca Selengkapnya
Mahasiswa UGM Sulap Kotoran Sapi Jadi Batako, Begini Caranya
Mahasiswa UGM Sulap Kotoran Sapi Jadi Batako, Begini Caranya

Inovasi ini muncul karena permasalahan warga desa yang kurang efektif dalam mengelola limbah kotoran sapi

Baca Selengkapnya
Banyak Warga Buang Sampah di Pinggir Sungai, Pria Rembang Ciptakan Alat Pemusnah Sampah Ini
Banyak Warga Buang Sampah di Pinggir Sungai, Pria Rembang Ciptakan Alat Pemusnah Sampah Ini

Hasil pembakaran sampah itu bisa dimanfaatkan sebagai pupuk, sementara asapnya bisa disuling menjadi pupuk cair.

Baca Selengkapnya
Kreatif dan Ramah Lingkungan, Warga Tangerang Ini Sulap Handuk Bekas jadi Pot Bunga Cantik yang Hasilkan Cuan
Kreatif dan Ramah Lingkungan, Warga Tangerang Ini Sulap Handuk Bekas jadi Pot Bunga Cantik yang Hasilkan Cuan

Pot yang dibuat juga diberi warna sesuai pesanan, seperti merah, garis-garis dan juga putih. Antara warna, motif dengan bunga menyatu indah di pot.

Baca Selengkapnya
FOTO: Kreasi Ondel-Ondel Mini Galon Bekas Karya Petugas UPS Lingkungan Hidup DKI Jakarta yang Bernilai Tinggi
FOTO: Kreasi Ondel-Ondel Mini Galon Bekas Karya Petugas UPS Lingkungan Hidup DKI Jakarta yang Bernilai Tinggi

Petugas UPS Badan Air Dinas Lingkungan Hidup DKI Jakarta Kecamatan Jatinegara menjual ondel-ondel mini dari galon bekas ini seharga Rp50 ribu per buah.

Baca Selengkapnya
Siswa SMP di Wonosobo Sulap Styrofoam Jadi Bahan Bangunan, Jadi Juara 1 Se-ASEAN
Siswa SMP di Wonosobo Sulap Styrofoam Jadi Bahan Bangunan, Jadi Juara 1 Se-ASEAN

Mereka berharap inovasi ini bisa dipatenkan dan diproduksi secara massal.

Baca Selengkapnya
Resah Banyak Sampah Plastik, Warga Medan Ini Ciptakan Sedotan dari Rumput yang Unik
Resah Banyak Sampah Plastik, Warga Medan Ini Ciptakan Sedotan dari Rumput yang Unik

Selain berukuran lebih besar dari rumput biasa, rumput purun juga lebih kokoh dan tentunya ramah lingkungan.

Baca Selengkapnya
Cerita Dekan Unisba Rela Urus Sampah Langsung di Kampus, Tak Ingin Kejadian 'Bandung Lautan Sampah' Terulang
Cerita Dekan Unisba Rela Urus Sampah Langsung di Kampus, Tak Ingin Kejadian 'Bandung Lautan Sampah' Terulang

Begini kisah dosen Unisba rela urus sampah di kampus

Baca Selengkapnya
Pemkot Jakpus Hasilkan Inovasi Bernama 'Tepat Guna' Diklaim Bisa Tekan Polusi Udara, Begini Cara Kerjanya
Pemkot Jakpus Hasilkan Inovasi Bernama 'Tepat Guna' Diklaim Bisa Tekan Polusi Udara, Begini Cara Kerjanya

Pemerintah Kota (Pemkot) Jakarta Pusat melalui Bagian Umum dan Protokol (Umprot) membuat alat yang bisa menangkap polutan di udara.

Baca Selengkapnya
Jogja Darurat Sampah, Pakar UGM Usulkan Perda Ini
Jogja Darurat Sampah, Pakar UGM Usulkan Perda Ini

Kondisi pembuangan sampah di Jogja makin mengkhawatirkan usai TPST Piyungan ditutup sementara.

Baca Selengkapnya
Keren! Pria Asal Bandung Ini Bisa Bakar Sampah Tanpa Asap, Pakai Alat yang Dibuatnya Sendiri
Keren! Pria Asal Bandung Ini Bisa Bakar Sampah Tanpa Asap, Pakai Alat yang Dibuatnya Sendiri

Alat ini juga tidak membutuhkan aliran listrik maupun bahan bakar seperti minyak, gas.

Baca Selengkapnya