Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Fatwa Fardhu Ain ulama pendukung Khofifah tidak mencerdaskan umat

Fatwa Fardhu Ain ulama pendukung Khofifah tidak mencerdaskan umat surat sakti fatwa fardhu ain untuk memilih khofifah emil dalam Pilgub jatim. ©2018 Merdeka.com

Merdeka.com - Fatwa Fardhu Ain (wajib bagi setiap warga) yang dikeluarkan sekelompok ulama pendukung pasangan cagub dan cawagub Jatim, Khofifah Indar Parawansah - Emil Elistianto Dardak disebut tidak mencerdaskan umat Islam.

Keluarnya fatwa dengan mendesain dalil agama menjadi sedemikian rupa memunculkan kesan bahwa umat dipaksa untuk memilih calon tertentu.

"Fungsi ulama menjadi bias. Dari yang seharusnya mencerdaskan umat, menjadi memaksa dan memanfaatkan umat untuk kekuasaan semata," kata Direktur Lemabaga Kajian Polltren, Dr Khoirul Yahya, Jumat (8/6).

Orang lain juga bertanya?

Dalam struktur sosial, ulama memiliki fungsi sebagai panutan umat Islam, sekaligus mencerdaskan umat tentang suatu masalah yang berkembang. "Dalil dan fatwa yang muncul dari seorang ulama tentunya juga harus mencerdaskan umat, bukan untuk kepentingan kelompok tertentu," tegasnya.

Menurut dia, fatwa tersebut juga membingungkan umat Islam. Karena fardhu ain berarti wajib bagi setiap orang, maka jika tidak dilakukan orang itu akan berdosa. Itu artinya, jika memilih pasangan calon lain di luar Khofifah, maka warga Jatim akan dilaknat dengan dosa oleh Allah SWT.

"Fatwa yang keluar ini dengan jelas menyebut nama pasangan calon tertentu dan menjelekkan pasangan lainnya. Ini yang saya kurang setuju," tegasnya.

Seperti diberitakan, di media sosial telah viral adanya sejumlah ulama yang mengeluarkan fatwa untuk mendukung Calon Gubernur Khofifah Indar Parawansa dan Calon Wakil Gubernur Emil Dardak. Fatwa itu menyebut, mencoblos Khofifah-Emil hukumnya Fardhu Ain alias wajib bagi setiap umat Islam seperti kewajiban salat dan puasa. Dalam Islam, meninggalkan aktivitas yang hukumnya fardhu ain, maka pelakunya berdosa.

Para pendukung Khofifah juga menyebut, umat Islam yang tidak mendukung Khofifah sama dengan mengkhianati Allah dan Rasulullah. Fatwa itu dihasilkan dalam pertemuan sejumlah ulama dan pendukung Khofifah di di Ponpes Amanatul Ummah, Mojokerto, 3 Juni 2018, yang menghasilkan surat fatwa bernomor 1/SF-FA/6/2018. Khofifah hadir dalam pertemuan itu.

Poin dalam surat fatwa itu menyinggung soal “pengkhianatan terhadap Allah, Rasul-Nya, dan seluruh orang Islam”. Pengasuh Ponpes Amanatul Ummah, KH Asep Saifuddin Chalim selaku tuan rumah dan inisiator mengatakan, orang yang memilih Gus Ipul-Puti, padahal ada yang lebih baik menurut Asep, yaitu Khofifah, maka orang itu sama saja telah mengkhianati Allah dan Rasulullah.

Rekaman suara fatwa itu tersebar viral melalui grup percakapan WhatsApp dan media sosial. Fatwa itu pun kini menjadi kontroversi.

(mdk/hhw)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Disebut Buzzer oleh Cak Imin, Ini Reaksi Menag Yaqut
Disebut Buzzer oleh Cak Imin, Ini Reaksi Menag Yaqut

Yaqut terancam sanksi dari PKB, namun dia menegaskan tidak akan mengubah pernyataannya.

Baca Selengkapnya
VIDEO: Ucapan Pedas Mahfud Soal Bobroknya Pemerintah Berawal dari Rusaknya Ulama
VIDEO: Ucapan Pedas Mahfud Soal Bobroknya Pemerintah Berawal dari Rusaknya Ulama

Mantan Menko Polhukam Mahfud MD menyinggung rusaknya pemerintahan, karena ulama yang rusak.

Baca Selengkapnya
Reaksi Yaqut akan Didisiplinkan PKB Buntut Pernyataan Jangan Pilih Pemimpin Mulut Manis
Reaksi Yaqut akan Didisiplinkan PKB Buntut Pernyataan Jangan Pilih Pemimpin Mulut Manis

Yaqut menegaskan tak akan mencabut pernyataannya soal capres bermulut manis.

Baca Selengkapnya
Yaqut Tak Gentar Disiplinkan PKB: Kalau Ajak Masyarakat Memilih dengan Cerdas Dianggap Salah Ya Monggo
Yaqut Tak Gentar Disiplinkan PKB: Kalau Ajak Masyarakat Memilih dengan Cerdas Dianggap Salah Ya Monggo

Yaqut mempertanyakan pengurus DPP PKB mana yang memangilnya dan mendisplinkannya.

Baca Selengkapnya
VIDEO: Tegas! Pesan Menag Yaqut Jangan Pilih Capres Pakai Agama Rebut Kekuasaan!
VIDEO: Tegas! Pesan Menag Yaqut Jangan Pilih Capres Pakai Agama Rebut Kekuasaan!

Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas menyinggung calon pemimpin pernah memperalat agama demi kepentingan politik.

Baca Selengkapnya
Pentingnya Peran Ulama dan Pemerintah Dalam Mencegah Radikalisasi
Pentingnya Peran Ulama dan Pemerintah Dalam Mencegah Radikalisasi

Selain penguasaan literasi yang baik, seorang ulama juga harus memiliki akhlak dan karakter yang santun, tenang, dan tidak mudah menghasut.

Baca Selengkapnya
Menag Yaqut: Jangan Pilih Pemimpin yang Gunakan Agama sebagai Alat Politik
Menag Yaqut: Jangan Pilih Pemimpin yang Gunakan Agama sebagai Alat Politik

Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas mengimbau masyarakat agar tidak memilih pemimpin yang memecah belah umat.

Baca Selengkapnya
Din Syamsuddin Beri Sejumlah Catatan Khusus Ormas Dapat Izin Tambang dari Jokowi
Din Syamsuddin Beri Sejumlah Catatan Khusus Ormas Dapat Izin Tambang dari Jokowi

Din Syamsuddin memberikan catatan khusus terkait kebijakan Izin Usaha Pertambangan (IUP) untuk organisasi masyarakat (ormas) keagamaan dari Jokowi.

Baca Selengkapnya
VIDEO: Panas! Menag Yaqut Vs PKB, Ogah Cabut Ucapan Jangan Pilih Pemimpin Bermulut Manis
VIDEO: Panas! Menag Yaqut Vs PKB, Ogah Cabut Ucapan Jangan Pilih Pemimpin Bermulut Manis

Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas panas cekcok dengan pengurus PKB.

Baca Selengkapnya
Jemaah Masjid di Gunung Kidul Lebaran Kemarin dengan Dalih
Jemaah Masjid di Gunung Kidul Lebaran Kemarin dengan Dalih "Sudah Telepon Allah", Begini Reaksi PBNU

Jemaah Masjid di Gunung Kidul Lebaran Kemarin dengan Dalih "Sudah Telepon Allah", Begini Reaksi PBNU

Baca Selengkapnya
MUI:  Serangan Fajar Bagian dari Politik Uang Itu Haram
MUI: Serangan Fajar Bagian dari Politik Uang Itu Haram

"Kalau dalam agama itu hukumnya haram, karena serangan fajar bagian dari money politics."

Baca Selengkapnya
Guru Besar UIN Walisongo: Ulama Moderat Lebih Luwes Menyikapi Perbedaan
Guru Besar UIN Walisongo: Ulama Moderat Lebih Luwes Menyikapi Perbedaan

Masyarakat juga diimbau agar tidak terlalu cepat menilai kapasitas seseorang atau kelompok tanpa mengetahui latar belakangnya.

Baca Selengkapnya