Geger Uang Tabungan Ratusan Juta Rupiah Milik Siswa di Pangandaran Tidak Bisa Diambil
Merdeka.com - Kepolisian resor Pangandaran melakukan penyelidikan kasus tabungan siswa sekolah dasar (SD) yang tidak bisa diambil. Langkah penyelidikan dilakukan setelah polisi menerima laporan akan hal tersebut dari orang tua siswa.
Kepala Satuan Reserse Kriminal Polres Pangandaran AKP Luhut Sitorus menyebut, bahwa pihaknya sudah menerima satu laporan kaitan dengan uang tabungan siswa di salah satu SD yang tidak bisa diambil. Meski hanya satu laporan, di dalamnya disebut bahwa banyak orang tua siswa yang juga tidak bisa mengambil uang tabungan anak-anak mereka.
"Hari Senin orang itu (pelapor) akan datang ke sini dengan para korban (yang disebut banyak dalam laporan)," kata Luhut, Minggu (8/6).
-
Apa yang dilakukan polisi tersebut? Penyidik menetapkan Bripka ED, pengemudi mobil Toyota Alphard putih yang viral, sebagai tersangka karena melakukan pengancaman dengan pisau terhadap warga.
-
Apa kasus yang sedang diselidiki? Pemerasan itu berkaitan dengan penanganan kasus dugaan korupsi di Kementan tahun 2021 yang tengah ditangani KPK.
-
Kenapa polisi memeriksa yayasan di Bali? 'Saat ini Polda Bali masih melakukan proses lidik dan pengembangan terhadap dugaan perdagangan bayi tersebut dan sudah melakukan pemeriksaan terhadap yayasan Bali Luwih yang berada di Tabanan,' kata Kombes Jansen dalam keterangannya, Jumat (20/9).
-
Bagaimana polisi menangani kasus perundungan ini? Polisi memastikan bahwa kasus ini diproses secara hukum meski kedua tersangka masih di bawah umur. Polisi akan menerapkan sistem peradilan anak terhadap kedua pelaku. Kedua pelaku terancam pidana penjara selama tiga tahun dan denda Rp72 juta.
-
Kasus apa yang sedang diselidiki? Kejagung melakukan pemeriksaan terhadap adik dari tersangka Harvey Moeis (HM) terkait kasus dugaan tindak pidana korupsi dalam pengelolaan tata niaga komoditas timah di wilayah Izin Usaha Pertambangan (IUP) di PT Timah Tbk tahun 2015 sampai dengan 2022.
-
Dimana lokasi penangkapan para pelajar? Ratusan pelajar itu diamankan di empat lokasi di Jakarta Pusat pada Selasa (2/4) sore. 'Hari ini kita mengamankan remaja yang konvoi berdalih berbagi takjil yang selalu membuat kerusuhan dan keonaran di jalan raya, sehingga membahayakan pengguna jalan maupun warga sekitar karena sering menutup jalan sambil teriak-teriak menyalakan petasan,' kata Kapolres Metro Jakarta Pusat Kombes Pol Susatyo Purnomo Condro dalam keterangan tertulis.
Menindaklanjuti laporan itu, polisi akan melakukan penyelidikan. langkah yang dilakukan adalah memeriksa saksi dan korban termasuk mengumpulkan alat bukti.
"Jadi intinya kami akan lakukan penyelidikan," terangnya.
Sementara itu, Bupati Pangandaran Jeje Wiradinata sudah menerima adanya kejadian tabungan siswa di sejumlah SD yang tidak bisa diambil para orang tua. Dia sudah memerintahkan Dinas Pendidikan, Pemuda, dan Olahraga (Disdikpora) Pangandaran untuk melakukan penyelidikan.
"Berdasarkan laporan Disdikpora, kasus tabungan siswa tak bisa diambil itu terjadi di wilayah Kecamatan Cijulang dan Parigi. Namun, belum bisa dipastikan jumlah korban dalam kasus itu. Saya sudah mendapatkan gambaran kasar mengenai inti persoalan kasus itu dan telah mendapatkan kesimpulan sementara dari kasus yang ada," jelas Jeje.
Walau begitu, agar kasus itu semakin terbuka ia akan mengumpulkan seluruh pihak terkait pada Senin (19/6). "Undangan sudah disebar," ucapnya.
Salah satu orang tua siswa SD di Pangandaran yang identitasnya enggan ditulis, kepada wartawan mengaku bahwa ia sudah menabung sejak anaknya duduk di bangku kelas 1 SD. Sejak saat itu, anaknya selalu membawa uang untuk ditabungkan ke sekolah.
Saat anaknya kelas 4 SD kegiatan menabung tidak lagi jalan, namun meski begitu uangnya tidak bisa diambil. "Uang tabungannya mencapai Rp100.600.000 dan yang menabung bukan hanya anak saya, siswa lainnya juga banyak yang menabung," katanya.
Dari kabar yang diterimanya, jumlah total uang tabungan di sekolah anaknya mencapai Rp500 juta bahkan Rp600 juta. Uang yang belum bisa diambil itu pun ada yang sampai anaknya sudah lulus dan duduk di bangku sekolah menengah pertama (SMP).
"Saya sudah mencoba meminta uang ke sekolah, tapi hanya memberikan informasi bahwa uang tabungan siswa itu ada di koperasi, dan koperasinya kolaps sehingga uang itu baru akan dikembalikan kalau bangunan koperasinya laku dijual," ungkapnya.
Berdasarkan informasi yang dihimpun, kasus tabungan siswa yang belum bisa diambil diduga terjadi di beberapa SD, muai SDN 1 Cijulang dan SDN 2 Kondangjajar. Di kedua sekolah tersebut jumlah uang yang belum bisa diambil diperkirakan mencapai ratusan juta rupiah.
(mdk/cob)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Hingga saat ini yang bersangkutan sulit dihubungi. Hal tersebut juga yang mendorong para orang tua melakukan aksi yang isinya menuntut agar uang mereka kembali.
Baca SelengkapnyaPeristiwa pencurian itu terjadi pada Senin (6/11) kemarin. Kasus ini masih diselidiki.
Baca SelengkapnyaAbdul Mu'ti berharap kasus yang dialami tiga siswa SDIT ICMA tersebut dapat menemui jalan keluar secepatnya.
Baca SelengkapnyaPenggeledahan itu, terkait dugaan penyimpangan pengelolaan dana komite pada sekolah SMKN 1 Klungkung tahun 2020 sampai dengan tahun 2022.
Baca SelengkapnyaDi buku tabungannya tersebut, bocah PAUD ini berhasil menabung mencapai Rp30 juta.
Baca SelengkapnyaPolda Jateng juga akan menggandeng instansi dalam rapat koordinasi tersebut untuk turut memantau proses penyelidikannya.
Baca Selengkapnyaselain D, ada juga puluhan siswa di SMA Negeri 2 Maumere dipulangkan pihak sekolah lantaran menunggak uang SPP.
Baca SelengkapnyaPenggelapan uang ini hanya dilakukan dalam beberapa hari.
Baca SelengkapnyaHal itu diungkap Ketua DPD PDI Perjuangan Ono Surono.
Baca SelengkapnyaMendengar pengakuan siswa tersebut, raut wajah Ganjar terlihat marah dan kecewa ada sekolah negeri yang melakukan pungutan ke sekolah.
Baca SelengkapnyaKeluhan tersebut ramai dikomentari dan menjadi pembahasan.
Baca Selengkapnya