Gubernur NTT akan Legalkan Miras Sopi, Politisi PKS Singgung Program Revolusi Mental
Merdeka.com - Pemerintah Nusa Tenggara Timur (NTT) segera meluncurkan minuman keras (miras) khas daerah itu yang diberi nama Sophia (Sopi asli). Sophia ini diharapkan mampu menyaingi nama besar Cap Tikus dari Manado.
Bahkan sebelum meluncurkan Sophia, Pemda NTT telah bekerja sama dengan Universitas Nusa Cendana (Undana), Kupang, demi meneliti dan mengkaji minuman keras tersebut.
"Kami sudah lakukan kajian dan penelitian terkait dengan miras Sophia yang akan diluncurkan nanti," kata Rektor Undana, Fred Benu kepada Liputan6.com, Rabu (3/4).
-
Dimana minuman kekinian ini biasa dijual? Terlebih lagi, melihat kesuksesan banyak gerai minuman, menjadikan minuman trendy sebagai gagasan bisnis tampaknya menjanjikan.
-
Dimana minuman tersebut dijual? Bagi pecinta minuman di bioskop, pasti sudah tidak asing lagi dengan berbagai macam minuman seperti Milo Dinosaurus, Passion Fruit Sparkling Tea, Brown Sugar Milk, Hojicha Latte dan Es Kopi Pandan.
-
Apa produk usaha Sofi? Pada awalnya Sofi mengembangkan produk keripik pisang. Namun seiring waktu ia mulai suka berinovasi.
-
Apa yang menjadi minuman utama di Jawa Barat? Teh tawar jadi minuman utama di setiap tempat makan.
-
Gimana Sofi pasarkan produknya? Tak hanya di dalam negeri, ia sering juga diundang ke luar negeri untuk memasarkan produknya. Di antara negara-negara yang pernah disambangi antara lain Korea Selatan, Malaysia, Saudi Arabia, dan juga China.
-
Di mana keripik pedas itu diproduksi? Rasa pedas pada keripik itu berasal dari 'cabai hantu' yang dibudidayakan di sebelah timur laut India.
Sementara itu, Gubernur NTT Viktor Laiskodat mengatakan, minuman Sopi yang biasa dijual masyarakat dan UMKM akan naik level setelah diolah kembali oleh Pemda menggunakan merek dagang Sophia.
"Minuman seperti moke, sopi dan arak yang dijual masyarakat akan dibeli pemerintah dan diolah lagi menjadi Sophia," kata Viktor.
Tahap pertama, kata Viktor, akan diproduksi 12.000 botol Sophia dengan kadar alkohol 45 persen. Miras Sophia dijadwalkan meluncur secara resmi pada Juni 2019.
"Dua bulan ke depan akan diluncurkan untuk dijual ke masyarakat," katanya.
Saat ini, lanjut dia, telah dikembangkan tiga jenis minuman Sophia, dan dua jenis sudah siap untuk produksi, sedangkan satu jenis masih dalam pengembangan agar bisa setera dengan dua jenis lainnya.
"Saya sudah rasa. Enak rasanya dan beda dengan sake atau Cap Tikus," kata Viktor.
Dia mengatakan, NTT harus sudah memulai mengembangkan industri, dan tahap awal ini akan dikembangkan miras Sophia. "Massa NTT kalah dengan Cap Tikus asal Manado," katanya.
Secara regulasi, Pemda setempat sedang menyusun aturan dan akan segera ditandatangani dalam waktu dekat. Miras Sophia sendiri akan diproduksi di bidang industri Badan Layanan Umum (BLU) Undana dan distributornya dipercayakan kepada Toko Nam NTT.
Keputusan Pemda NTT yang ingin melegalisasi minuman keras Sopi menuai kontroversi. Salah satunya dari anggota DPRD NTT, Anwar Hajral. Politisi PKS ini justru menanyakan apa pentingnya minuman keras bagi generasi muda.
Selain itu, Anwar Hajral juga mengaitkan keputusan ini dengan slogan besar 'Revolusi Mental' yang didengungkan pemerintahan Presiden Joko Widodo.
"Apa pentingnya miras untuk generasi muda? Kita coba lihat program Pak Jokowi tentang revolusi mental. Miras kalau dibiarkan terus menerus akhirnya membuat generasi muda mabuk-mabukan. Bagaimana kita mau revolusi mental?" katanya.
Anwar menyarankan pemerintah agar mengkaji kembali keputusan ini. "Lakalantas juga tinggi kalau kita kaitkan dengan miras. Hanya mungkin gubernur dan pemerintah berpikir dari sisi pendapatan daerah. Tapi perlu juga dipikirkan soal dampak negatif dari miras, soal kehidupan sosial kemasyarakatan dan generasi muda. Ini perlu dikaji kembali," ucapnya.
Di sisi lain, kata dia, belum ada pembahasan di DPRD NTT mengenai keputusan ini. "Belum pernah dibahas di dewan soal miras. Mungkin ini masih diputuskan soal label miras, jadi penganggarannya mungkin dibahas di Perubahan 2019 di bulan Oktober," jelasnya.
(mdk/cob)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Provinsi Sumsel merupakan salah satu sentra produksi kopi nasional dengan area seluas 250.305 hektar pada tahun 2020.
Baca SelengkapnyaPolisi menggerebek ruko yang dijadikan tempat produksi pabrik minuman keras ilegal jenis 'Ciu' di Tambora.
Baca SelengkapnyaMiras yang diracik dan dijual tersangka menewaskan seorang nelayan di Pantai Samas.
Baca SelengkapnyaArsjad Rasjid sudah menyelesaikan tugasnya sebagai ketua tim pemenangan Ganjar-Mahfud di Pilpres 2024.
Baca SelengkapnyaKomisi Pemilihan Umum Sumatera Utara menggelar debat perdana Pilgub Sumut di Hotel Grand Mercure, Kota Medan, Rabu (30/10) malam ini
Baca SelengkapnyaKetiga pelaku miras oplosan terancam hukuman seumur hidup.
Baca SelengkapnyaTes ini merupakan bagian penting dalam pengoperasian Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) Sepaku untuk melayani kebutuhan air minum di IKN Nusantara.
Baca SelengkapnyaMinuman khas Bengkalis ini telah menjadi ikon sekaligus salah satu sajian kuliner yang cukup populer di Kabupaten Bengkalis.
Baca SelengkapnyaPenjabat (Pj) Gubernur Sumatera Selatan (Sumsel) Agus Fatoni menyebut Provinsi Sumsel menjadi daerah penghasil kopi terbesar dan terluas di Indonesia.
Baca SelengkapnyaOlahan gula aren yang berasal dari hutan bukan kayu yang dimanfaatkan oleh petani di Solok, Sumatra Barat.
Baca SelengkapnyaMenteri PUPR Basuki Hadimuljono melakukan uji coba air minum dari Instalasi Pengolahan Air Minum (IPA) Sepaku.
Baca SelengkapnyaMenteri PUPR Basuki dan Menko Perekonomian Airlangga mengaku siap menjadi Menteri pertama yang akan tinggal di IKN.
Baca Selengkapnya