Hotspot di Sumsel Mulai Meningkat, Ancaman Karhutla Makin Tinggi
Merdeka.com - Hotspot atau titik panas di Sumatera Selatan meningkat seiring mulainya musim kemarau tahun ini. Kondisi itu menyebabkan potensi kebakaran hutan dan lahan (karhutla) sangat besar.
Dalam catatan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), titik panas bertambah drastis sejak April 2023 dengan jumlah 200 titik. Angka ini jauh lebih besar ketimbang tiga bulan sebelumnya yang tak sampai 100 hotspot per bulan.
Kepala Bidang Penanganan Kedaruratan BPBD Sumsel Ansori mengungkapkan, kenaikan hotspot dalam delapan tahun terakhir biasanya dimulai pada April dan puncaknya Agustus-September. Peningkatan dilatarbelakangi suku cuaca yang kering dan panas saat musim kemarau.
-
Kenapa banjir Jakarta masih terjadi hingga saat ini? Hingga kini banjir masih menjadi masalah yang belum terselesaikan di Jakarta.Selain karena faktor Jakarta berada di dataran rendah dan dilalui oleh sungai-sungai yang berasal dari Bogor, faktor lain banjir masih terjadi hingga saat ini adalah limbah sampah. Masih banyak warga yang membuang sampah sembarangan yang membuat aliran sungai tersumbat.
-
Kenapa kekeringan di Jateng tahun ini diprediksi tidak separah tahun lalu? Meski begitu, BMKG memperkirakan musim kemarau pada tahun 2024 tidak sebesar tahun 2023. Hal ini dikarenakan tahun 2023 akan terjadi El Niño, namun pada tahun 2024 tidak akan terjadi El Niño.
-
Kenapa potensi kebakaran meningkat saat kemarau? Potensi kebakaran di setiap daerah bakal meningkat. Terkait hal ini, personel pemadam kebakaran BPBD Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta, mengimbau masyarakat agar mewaspadai kejadian kebakaran baik di rumah dan lahan yang rawan .
-
Apa saja potensi dampak cuaca ekstrem di Jakarta? Masyarakat pun dihimbau untuk mewaspadai dampak dari cuaca ekstrem tersebut, di antaranya banjir dan angin kencang.
-
Mengapa cuaca ekstrem berpotensi terjadi di Jakarta? Cuaca ekstrem ini dipengaruhi oleh adanya aktivitas Madden Jullian Oscillation (MJO) atau fenomena perambatan awan yang memasuki wilayah Indonesia.
-
Mengapa kualitas udara di beberapa wilayah terus meningkat? Menurut sebuah laporan baru, tingkat polusi udara yang berbahaya terus meningkat di beberapa wilayah tertentu akibat peningkatan aktivitas ekonomi dan dampak racun dari asap kebakaran hutan.
"Mulai meningkat sejak April kemarin, dan memang setiap tahun terjadi demikian," ungkap Ansori, Selasa (9/5).
Diprediksi Meningkat
Menurut dia, hotspot diprediksi terus bertambah pada bulan-bulan berikutnya. Hanya saja, beberapa daerah masih terjadi hujan sehingga kelembaban masih terjaga.
"Hujan yang masih turun bisa mencegah munculnya hotspot," ujarnya.
Meski demikian, kewaspadaan penting dilakukan agar ancaman karhutla bisa ditekan. Mitigasi seperti mempersiapkan alat pemadam, maklumat larangan bakar untuk membuka kebun, menetapkan status daerah rawan, dan koordinasi antar instansi perlu dilakukan sesegera mungkin.
"Tak hanya pemerintah, masyarakat juga harus berperan serta, tidak lagi membakar lahan dan jaga lahan masing-masing dari kebakaran," kata dia.
Menyebab Karhutla
Sementara itu, Gubernur Sumsel Herman Deru menyebut karhutla ada kaitannya dengan cuaca dan aktivitas masyarakat. Karhutla biasanya terjadi di lahan yang tidak terkelola atau lahan tidur.
Deru mengaku telah memprogramkan pengelolaan lahan tidur sebagai lahan pertanian dengan melibatkan masyarakat setempat. Komoditas pangan yang ditanam bisa dimanfaatkan untuk kebutuhan sehari-hari dan pendapatan keluarga.
"Risiko karhutla bisa ditekan dan ekonomi masyarakat bisa membaik dari pengelolaan lahan itu," kata dia.
Deru menjelaskan, dari pemetaan ada 10 daerah yang masuk rawan karhutla. Dari 10 itu, 4 wilayah menjadi paling rentan karena memiliki lahan gambut yang luas. Keempat daerah itu adalah Musi Banyuasin, Banyuasin, Ogan Komering Ilir, dan Muara Enim.
"Kita tekan karhutla di lahan gambut karena jika sudah terbakar sulit dipadamkan dengan banyak kendala," pungkasnya.
(mdk/lia)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Seiring dengan penurunan curah hujan, potensi titik panas (hotspot) semakin meningkat.
Baca SelengkapnyaTotal sudah 32.496 hektare lahan yang terbakar sepanjang Januari hingga September 2023.
Baca SelengkapnyaSecara keseluruhan luasan karhutla di Sumsel Januari-Juni 2023 seluas 1.129 ha atau berkurang dari periode yang sama pada 2022 di angka 2.222 ha.
Baca SelengkapnyaKebakaran hutan dan lahan di Sumatera Selatan terus meluas. Akibatnya, udara di Palembang memasuki kategori tak sehat.
Baca SelengkapnyaBMKG memprediksi wilayah Sumsel tak akan diguyur hujan hingga 67 hari yang berpotensi memicu bencana kekeringan dan karhutla.
Baca SelengkapnyaKarhutla terparah terjadi di Kabupaten Ogan Komering Ilir, Ogan Ilir, Musi Rawas Utara, Ogan Komering Ulu Timur, Banyuasin, dan Musi Banyuasin.
Baca SelengkapnyaSelain hujan lebat, BMKG juga memprakirakan hujan yang disertai kilat dan petir
Baca SelengkapnyaBMKG mencatat 547 titik panas (hotspot) di Jambi. Provinsi ini pun sudah ditetapkan berstatus siaga darurat bencana karhutla.
Baca SelengkapnyaBMKG telah mengidentifikasi wilayah-wilayah yang paling berpotensi mengalami peningkatan suhu.
Baca SelengkapnyaSejumlah wilayah di Indonesia diperkirakan terdampak El Nino, termasuk Sumatera Selatan. Puncaknya diprediksi terjadi pada Agustus-Oktober 2023.
Baca SelengkapnyaBMKG memprediksi musim kemarau mulai memasuki Indonesia pada Mei hingga Agustus 2024.
Baca SelengkapnyaKondisi ini biasa terjadi karena pengaruh fenomena cuaca global dan regional.
Baca Selengkapnya