Ini Hasil Uji Lab Penyebab Ikan Naik ke Darat di Jakarta
Merdeka.com - Dinas Ketahanan Pangan, Kelautan dan Pertanian (KPKP) DKI Jakarta mengumumkan hasil uji laboratorium air laut serta ikan di Pulau G dan Pantai Mutiara terkait fenomena segerombolan ikan yang naik ke daratan. Kepala Bidang Kelautan Dinas KPKP DKI Jakarta Imam Fitrianto mengatakan, penyebab ikan naik ke daratan adalah dampak dari perubahan iklim.
“Penyebabnya kemungkinan karena dampak perubahan iklim karena beberapa hari sebelum kejadian, hujan deras terjadi berturut-turut sehingga air tawar bertambah masuk ke laut sehingga ikan-ikan ini berusaha naik mencari wilayah yang lebih nyaman untuk mereka dan menuju ke sisi pesisir,” kata Imam saat dikonfirmasi, Rabu (7/12).
Iman juga menambahkan, ikan-ikan yang naik ke darat tersebut aman untuk dikonsumsi. "Ikan-ikan tersebut aman untuk dikonsumsi dan tidak ada ditemukan pencemaran," tambah Imam.
-
Apa dampak perubahan iklim terhadap makanan laut? Laporan terbaru dari Otoritas Keamanan Pangan Eropa memperingatkan, pemanasan suhu laut menempatkan konsumen ikan dalam bahaya besar.
-
Bagaimana perubahan iklim mempengaruhi laut? Gletser Greenland dan lapisan es Arktik mencair lebih cepat dari yang diperkirakan, yang berdampak pada arus laut Gulf Stream dan memperlambat penyerapan karbon oleh lautan.
-
Apa penyebab matinya ratusan ribu ikan? Menurut laporan penduduk setempat dan media-media lokal, gelombang panas brutal dan pengelolaan waduk adalah penyebabnya matinya ratusan ribu ikan tersebut.
-
Apa penyebab utama dari perubahan iklim? Lebih lanjut, Rheza menambahkan bahwa terjadinya perubahan iklim juga bersumber dari aktivitas umat manusia yang banyak menyumbang karbon dioksida yang menghasilkan efek gas rumah kaca.
-
Kenapa perubahan iklim memperburuk dampak kekeringan? Namun, para ilmuwan menyatakan bahwa perubahan iklim memperburuk dampak dari fenomena cuaca ini, sehingga membuatnya semakin sulit untuk diprediksi.
-
Apa yang menyebabkan perubahan iklim global? Peristiwa ini dikenal sebagai peristiwa jenkyns, di mana lava dan gas vulkanik meledak melalui celah besar di permukaan bumi, menyebabkan pemanasan global dan kepunahan tumbuhan besar-besaran.
Lebih lanjut, Imam menegaskan bahwa fenomena ini tidak berbahaya dan bukan tanda-tanda akan terjadinya gempa bumi.
“Tidak berbahaya dan bukan tanda peringatan gempa. Kami sudah berkoordinasi dengan BMKG terkait hal ini dan dipastikan tidak ada tanda-tanda gempa di wilayah tersebut,” jelas Imam.
Sebelumnya, viral video dari akun Tiktok @hijiwanci yang memperlihatkan ribuan ikan di Pulau Onrust naik ke permukaan bahkan hingga mencapai daratan.
Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menjelaskan, air laut yang surut dan kondisi gelap bulan, membuat ikan-ikan mencari sumber cahaya lain, salah satunya ke daratan.
Tidak hanya itu, Pusat Meteorologi Maritim BMKG mengatakan, fenomena segerombolan ikan naik ke darat sering terjadi di beberapa wilayah di Indonesia. Ia juga mengatakan, masyarakat tidak perlu panik karena ini merupakan fenomena umum.
"Ya memang fenomena ini kerap kali terjadi di beberapa wilayah dan tidak hanya sekarang saja tapi juga di beberapa waktu yang lalu, di tahun kemarin, dua tahun kemarin. Jadi masyarakat tidak perlu khawatir, panik, apalagi dikaitkan dengan terjadinya gempa, tidak ada kaitannya ya," kata Eko kepada merdeka.com, Kamis (1/12).
Eko mengungkapkan ada ikan paus dan hiu yang sempat terdampar di darat. "Bahkan ada ikan-ikan yang jauh lebih besar seperti paus dan hiu, banyak terdampar di beberapa wilayah. Sebut saja di NTT, di utara Jawa Timur, selatan Jawa Timur, lain-lain sebagainya," tambah Eko.
Meskipun demikian, BMKG belum dapat memprediksi kapan ikan-ikan tersebut ke daratan. Namun, selama empat tahun terakhir, fenomena ikan ke daratan muncul setiap tahun.
"Masih belum bisa diprediksikan (kapan ke darat). Dalam 4 tahun terakhir, sepertinya terjadi tiap tahun," ujar Eko.
(mdk/ray)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Ikan-ikan yang bermunculan itu tidak seperti ikan hidup pada umumnya, melainkan dalam keadaan lemas.
Baca SelengkapnyaPenampakan perumahan warga yang terletak di sekitar kawasan Kampung Aquarium lebih rendah dari pada air laut.
Baca SelengkapnyaCuaca panas ekstrem dapat mengancam kehidupan di bumi.
Baca SelengkapnyaPerubahan iklim juga berpengaruh terhadap ketahanan air di sebagian besar wilayah Indonesia yang diperkirakan akan mengalami penurunan tingkat curah hujan.
Baca SelengkapnyaLa NiƱa menyebabkan peningkatan curah hujan di Indonesia, yang dapat berisiko menimbulkan banjir dan berdampak negatif bagi para petani.
Baca SelengkapnyaSementara itu, teman Udin sekaligus ojek online, Mumu, menimpali bahwa jumlah ikan yang hanyut mencapai ratusan.
Baca SelengkapnyaKebutuhan air di Jakarta mencapai sekitar 30.000 liter per detik, sedangkan jumlah debit air yang tersedia hanya berada di bawah 20.000 liter per detik.
Baca SelengkapnyaPara ilmuwan mengungkapkan satu jenis bakteri patogen berkembang dengan pesat akibat perubahan iklim.
Baca SelengkapnyaKekeringan sudah melanda sebagian wilayah Indonesia.
Baca SelengkapnyaStudi mencatat bahwa sekitar 40-70 persen faktor penurunan air tanah diakibatkan pengambilan air tanah. Ini berartiselama masih ada yang mengambil air tanah.
Baca SelengkapnyaPerubahan iklim telah membuat Dusun Rejosari Senik, yang dahulu dihuni 225 kepala keluarga (KK), kini ditinggalkan penduduknya.
Baca SelengkapnyaNelayan Muara Angke saat ini menghadapi tantangan besar dengan adanya perubahan iklim.
Baca Selengkapnya