Ini Percakapan Bernada Ancaman yang Diterima Presma Unsri Palembang
Merdeka.com - Selain mengalami dugaan percobaan penculikan, Presiden Mahasiswa (Presma) Universitas Sriwijaya (Unsri) Palembang, Nikmatul Hakiki juga mendapat intimidasi dari seseorang. Kasus ini akan dilaporkan ke Kompolnas dan Komnas HAM.
Direktur Eksekutif Wahana Lingkungan Hidup (WALHI) Sumsel Muhammad Hairul Sobri mengungkapkan, ancaman itu terdapat pada percakapan pribadi (DM) dari akun Instagram seseorang setelah Nikmatul mengomentari video aksi unjuk rasa mahasiswa di Palembang beberapa hari lalu.
"Awal mulanya dari terkait cekcok di medsos terkait beberapa video polisi yang mengarahkan bahwa unjuk rasa itu damai, bagus, kayak gitulah. Cekcok-cekcok itu di DM atau apalah namanya, ada semacam ancaman atau intimidasi," ungkap Hairul, Jumat (27/9).
-
Siapa yang dilaporkan ke polisi? Polda Metro Jaya diketahui mengusut dugaan kasus menyebarkan hoaks Aiman lantaran menuding aparat tidak netral pada Pemilu 2024.
-
Kenapa Ilham minta ditemani polisi? 'Anak tersebut menulis surat yang diberikan kepada gurunya, dengan alasan tidak pernah diambil oleh Bapaknya,' demikian dikutip dari keterangan unggahan.
-
Bagaimana Ilham meminta bantuan polisi? Usai menumpahkan keinginannya pada secarik kertas, Ilham lantas memberikannya kepada guru. Sontak, sang guru seketika beraksi dengan langsung mengirimkan ke polisi setempat.
-
Siapa yang melakukan intimidasi di PSU Kuala Lumpur? Ketua Bawaslu RI Rahmat Bagja mengatakan bahwa pelaku intimidasi di PSU Kuala Lumpur dapat dipidana. 'Bisa dibawa ke pidana, tetapi kita lihat tergantung dari otoritas setempat, dan Sentra Gakkumdu (Penegakan Hukum Terpadu) yang ada karena Sentra Gakkumdu lagi fokus pada penanganan pelanggaran pidana yang ada di pengadilan,' kata Bagja di Gedung Bawaslu RI, Jakarta, Rabu (13/3).
-
Apa yang dilakukan polisi untuk Ilham? Ambil Rapor dengan Polisi Tak hanya itu, para polisi tersebut lantas mengantar Ilham untuk kembali ke kediaman pribadi.
-
Apa yang dilakukan pelaku? Mereka juga meminta Y agar menyerahkan diri agar dapat diperiksa. 'Saya imbau kepada yang diduga pelaku berinisial Y yang sesuai dengan video yang beredar agar menyerahkan diri,' kata Rahman saat dikonfirmasi, Minggu (28/4).
Dari percakapan itu, pengirim menulis tulisan bernada intimidasi berbahasa Palembang. Seperti 'Unsri kan dek? Masih disinilah kok Mudah nyari nyo (mencarinya)'. 'Selain mulut jempol mu jugo (juga) dijago (jaga)'. Pesan tersebut dijawab Nikmatul dengan tulisan 'santai'. Pengirim membalas 'Silakan habiskan masa santai mu malam ini'.
Nikmatul pun meminta izin untuk mengabadikan percakapan tersebut. Tapi dijawab pengirim dengan kata-kata berbau intimidasi.
"Silakan lee sebelum kamu sudah di screen duluan snap kamu," jawab terduga pelaku pengancaman.
©2019 Merdeka.com/IrwantoHairul mengaku belum mengetahui akun Instagram yang mengancam Nikmatul milik instansi kepolisian atau personal oknum-oknum tertentu.
"Ya akunnya belum dipastikan apakah milik kepolisian atau pribadi, belum dipastikan," jelasnya.
Dalam waktu dekat, Walhi Sumsel akan melaporkan kasus ini ke Kompolnas dan Komnas HAM, termasuk juga laporan korban akibat kericuhan beberapa waktu lalu. Sementara laporan secara hukum pidana sejauh ini belum disimpulkan.
"Ya, dalam waktu dua atau tiga hari ini kami akan melapor ke Kompolnas dan Komnas HAM," kata dia.
Sementara itu, Kabid Humas Polda Sumsel Kombes Pol Supriadi membantah adanya usaha penculikan atau penangkapan terhadap Presma Unsri Palembang yang dilakukan anggota Kepolisian. Dia menduga hal itu dilakukan oknum-oknum tertentu yang tidak bertanggung jawab.
"Ya tidak mungkin, bagaimana bisa menuduh polisi pelakunya, apa pakai mobil polisi, seragam polisi atau pakai identitas polisi. Kalau sekarang banyak betul orang yang mau jadi polisi, potongan rambutnya pendek semua, kalah kita. Tapi sejauh ini belum ada laporan petugas kita yang melakukan hal tersebut (intimidasi dan percobaan pencurian)," jelasnya.
Terkait komentar 'pencitraan' yang ditulis Presma Unsri Palembang terhadap video aksi unjuk rasa tersebut, Supriadi mengaku belum menerima laporan resmi dari masyarakat. "Belum ada, belum ada," tutupnya.
(mdk/fik)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Terduga pelaku teridentifikasi menggunakan akun @rifanariansyah.
Baca SelengkapnyaPolisi meminta masyarakat tak terprovokasi dan mempercayakan kasus tersebut kepada pihak kepolisian.
Baca SelengkapnyaSejauh ini sudah ada dua akun yang diduga melakukan pengancaman terhadap Anies.
Baca SelengkapnyaMabes Polri turun tangan mendalami ancaman penembakan terhadap capres nomor urut 1 Anies Baswedan
Baca SelengkapnyaProf Sri maupun mahasiswanya sudah diperiksa polisi untuk dimintai keterangan.
Baca SelengkapnyaPolisi menunggu laporan resmi dari Anies karena dugaan ancaman penembakan itu masuk delik aduan.
Baca SelengkapnyaPolisi menangkap pelaku yang menebar ancaman terkait penembakan Anies Baswedan
Baca SelengkapnyaKabarhakam memastikan apa yang dilakukan pihaknya sesuai dengan ketentuan dan aturan.
Baca SelengkapnyaAiman juga menyebut dalam video turut menyinggung masih banyak anggota polisi yang masih menjaga nuraninya untuk netralitas.
Baca SelengkapnyaTindakan intimidasi tentunya sangat disayangkan, untuk membuat video yang intinya mendukung pemerintah.
Baca SelengkapnyaMayjen Rafael menyebut Praka RM telah ditahan Pomdam Jaya untuk menjalani proses penyelidikan
Baca SelengkapnyaDugaan pelecehan seksual itu berawal dari unggahan akun X @laavanyaisvara.
Baca Selengkapnya