Jelang Iduladha, Banyuwangi Periksa Kondisi Ternak dan Beri Sertifikat Veteriner
Merdeka.com - Petugas kesehatan hewan Dinas Pertanian dan Pangan Banyuwangi turun mengecek kesehatan hewan kurban sepekan sebelum Idul Adha, Kamis (22/6).
Sasaran pengecekan adalah ratusan pedagang hewan kurban dadakan di 25 kecamatan di Banyuwangi. Para pedagang dadakan itu umumnya menggelar lapak di kanan-kiri jalan raya.
Di area kota, Dispertangan menerjunkan dua tim untuk memantau puluhan tempat penjualan ternak pinggir jalan. Hingga siang hari, petugas belum menemukan ternak yang tak sehat.
-
Apa yang dimaksud dengan sertifikat? Sertifikat adalah bukti kepemilikan atau keikutsertaan. Biasanya, sertifikat diberikan kepada mereka yang selesai mengikuti serangkaian acara.
-
Gimana proses sertifikasi halal di Banyuwangi? Program pengurusan sertifikat halal bagi produk makanan dan minuman kategori self declare merupakan program sertififikasi halal bagi makanan dan minuman yang tidak mengandung unsur daging atau hewan sembelihan.
-
Siapa yang mengeluarkan sertifikat halal? Sertifikat halal merupakan dokumen yang dikeluarkan oleh Badan Penyelenggara Jaminan Produk Halal (BPJPH) dan berdasarkan fatwa halal tertulis dari Majelis Ulama Indonesia (MUI).
-
Bagaimana daging anjing diperoleh pedagang? Pengakuan pedagang, anjing tersebut didapatkan dari seseorang. Anjing-anjing juga jenis anjing liar sehingga dalam hal kesehatan sangat membahayakan karena bisa saja terkena rabies.
-
Siapa yang menerbitkan sertifikat halal? Sertifikat halal adalah sebuah dokumen resmi yang diterbitkan oleh pihak Majelis Ulama Indonesia (MUI) dengan tujuan menegaskan bahwa suatu produk telah memenuhi standar syariat Islam.
-
Apa fungsi dari sertifikat halal? Sertifikat halal adalah sebuah dokumen resmi yang diterbitkan oleh pihak Majelis Ulama Indonesia (MUI) dengan tujuan menegaskan bahwa suatu produk telah memenuhi standar syariat Islam.
"Minggu kemarin kami sudah periksa ke ternak-ternak di pedagang besar. Mulai hari ini, kami menyasar pedagang-pedagang kecil," kata Plh Kepala Dinas Pertanian dan Pangan Banyuwangi, Nanang Sugiharto.
Dalam pemeriksaan itu, petugas mengecek satu per satu ternak yang dijajakan oleh pedagang dadakan.
Pengecekan meliputi kondisi fisik ternak yang mayoritas berupa kambing dan domba. Petugas memastikan kambing dan domba yang dicek giginya tanggal, kondisinya aktif, dan bulunya klimis atau mengkilap.
Usai menyatakan ternak yang dijual dalam kondisi sehat, Dispertangan memberikan sertifikat veteriner kepada pedagang. Sertifikat itu sebagai bukti bahwa ternak-ternak di lokasi penjualan telah dicek oleh petugas kesehatan hewan.
Menurut Nanang, pengecekan dilakukan agar warga yang hendak berkurban mendapat kepastian bahwa hewan yang mereka beli memenuhi syarat untuk menjadi diqurbankan.
"Kali ini pengecekan ante mortem, yakni sebelum hewan kurban disembelih. Pengecekan yang sama juga akan kami lakukan menjelang hari raya. Sasarannya nanti tempat-tempat penyembelihan," kata dia.
Selain itu, petugas kesehatan hewan juga akan melakukan pengecekan post mortem, yakni setelah ternak disembelih.
Pemeriksaan ante mortem dan post mortem saat hari raya bakal dilakukan oleh ratusan petugas gabungan. Bukan hanya petugas Dispertangan, tapi juga anggota perhimpunan dokter hewan serta mahasiswa dan pengajar di Universitas Airlangga yang ada di Banyuwangi.
"Kami juga sosialisasi ke juru sembelih hewan dan ke masjid-masjid yang biasanya menggelar kurban soal bagaimana cara menyembelih yang sesuai syariat Islam," sambungnya.
Salah satu pedagang ternak dadakan, Fahmi Himawan, menjelaskan, gairah pembeli ternak pada tahun ini meningkat. Hingga sepekan sebelum Hari Raya Kurban, ia telah menjual 80-an ekor.
Padahal, ramai-ramainya pembelian biasanya dimulai pada H-6.
"Tahun lalu sepanjang Idul Adha saya menjual 150an ekor kambing dan domba. Tahun ini sepertinya akan lebih banyak," kata Fahmi Himawan, pedagang kambing dadakan di Jalan Kepiting.
Di tempat itu, Fahmi menjual kambing dan domba dengan berat antara 25-30 kilogram ke atas. Harganya bervariasi antara Rp 2,7 juta hingga Rp 3,5 juta.
Harga pada Lebaran Besar tahun ini lebih tinggi dibandingkan tahun sebelumnya. Peningkatan harga di atas 10 persen.
"Naiknya sekitar Rp 400 ribu. Jadi apabila sebelumnya harganya Rp 3 juta, tahun ini jadi Rp 3,4 juta," tambah dia.
Untuk stok di lapak dadakan itu, Fahmi mendatangkan ternak-ternak dari berbagai daerah di Banyuwangi. (mdk/hhw)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Pemeriksaan ini untuk mengidentifikasi kondisi kesehatan dan adanya penyakit yang mungkin dimiliki oleh hewan kurban.
Baca SelengkapnyaPetugas membawa beberapa alat untuk mengecek kondisi daging yang dijual oleh pedagang.
Baca SelengkapnyaKetersediaan hewan kurban di Jakarta hingga saat ini ada sebanyak 800 ekor sapi dan 100 ekor kambing.
Baca SelengkapnyaMasyarakat juga harus memastikan lapak tersebut memiliki surat - surat yang lengkap, surat pernyataan kesehatan yang legal.
Baca SelengkapnyaPetugas juga melaksanakan pemeriksaan dokumen lalu lintas, serta pengawasan terkait kelayakan TPnHK.
Baca SelengkapnyaStok hewan kurban, sapi dan kambing di Jakarta cukup untuk memenuhi kebutuhan kurban
Baca SelengkapnyaDi Kabupaten Sleman, Pemerintah Kabupaten setempat memastikan ketersediaan hewan ternak mencapai 8.750 ekor.
Baca SelengkapnyaAturan pedagang ayam potong wajib mengantongi sertifikat halal ini merupakan upaya pemerintah untuk melindungi masyarakat sebagai konsumen.
Baca SelengkapnyaMendag Zulkifli Hasan menegaskan bahwa semua ayam potong yang dijual di Rumah Ayam Potong di Rawa Kepiting, Jakarta Timur harus memiliki sertifikasi halal.
Baca SelengkapnyaTinggal menghitung hari, umat Islam melaksanakan Iduladha 2024.
Baca SelengkapnyaTernak yang sedang dalam keadaan sakit tidak diperbolehkan menjadi hewan kurban.
Baca SelengkapnyaPemprov Jateng menemukan hewan kurban terserang penyakit diare dan cacar.
Baca Selengkapnya