Kampus digeledah, mahasiswa Unas tuding rektor salahi aturan
Merdeka.com - Keluarga Besar Mahasiswa Universitas Nasional (Unas) angkat bicara terkait dengan penggeledahan yang dilakukan oleh polisi dan pihak kampus pada Kamis (14/8) malam. Menurut mereka, tindakan tersebut sudah menyalahi peraturan Surat Keputusan (SK) Rektor tentang tata tertib kampus.
"Karena SK Rektor yang dikeluarkan, Nomor 112 Tahun 2014 tentang tata tertib kampus yang meliputi norma-norma kampus, dikecewakan. Ini tidak ada nama sosialisasi terlebih dahulu dan langsung memberikan hasil. Mahasiswa seharusnya dilibatkan," kata Ketua BPM Fakultas Hukum Unas Afif Rahadiyan saat Konferensi Pers di depan Taman Makam Pahlawan Nasional, Kalibata, Jakarta Selatan, Senin (18/8).
Lebih lanjut, peraturan skorsing dan drop out, kata dia, seharusnya ada mekanisme yang dilakukan sesuai prosedur. Namun, apa yang dilakukan oleh Rektor Unas El Amry Bermawi Putera, tidak melalui mekanisme tersebut.
-
Siapa yang mengintimidasi Rektor Unika? Rektor Unika Soegijapranata, Ferdinandus Hindarto mengaku diminta oknum kepolisian membuat video testimoni tentang pemilu damai dan menyampaikan keberhasilan kinerja presiden Joko Widodo selama 9 tahun memerintah.
-
Kenapa Ganjar tidak terima Rektor Unika diintimidasi? 'Mari kita jaga Bhayangkara kita. Jangan sampai dirusak dan dicemari oleh tindakan oknum tertentu. Siapapun yang diperintah untuk mengintimidasi Rektor Unika Soegijapranata itu, anda akan menghancurkan institusi ini. Sebagai anak polisi, saya tidak terima soal ini,' kata Ganjar Pranowo.
-
Apa tuntutan mahasiswa saat itu? Lahirlah apa yang dinamakan TRITURA. Tritura atau Tri Tuntutan Rakyat 1. Bubarkan PKI dan ormas-ormasnya 2. Rombak Kabinet Dwikora 3. Turunkan Harga-Harga
-
Apa yang Rektor Unika tolak? Namun permintaan itu ditolak. Rektor Unika menegaskan bahwa kampus harus menyuarakan kebenaran dan harus bersikap netral dalam politik.
-
Apa yang membuat kampus heboh? Udinus jadi heboh karena Azizah Salsha dan Pratama Arhan mampir.
-
Siapa yang dituduh pakai narkoba? Viral di media sosial yang mengeklaim Wakil Presiden terpilih Gibran Rakabuming Raka, tertangkap polisi karena pakai narkoba di Pantai Indah Kapuk (PIK), Jakarta Utara.
"Karena memang tidak ada proses yang benar," tegasnya.
Dia menyesalkan, kepada pihak rektor yang menyewa keamanan di lingkungan kampus. Menurutnya, hal tersebut merugikan para mahasiswa Unas.
"Pihak kampus meminta bantuan. Ini sebagai intimidasi, kami mengatakan ini preman-preman bayaran," tandasnya.
Sebelumnya, Polres Jakarta Selatan yang dibantu Polsek Pasar Minggu tengah malam tadi menggeledah sejumlah lokasi Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Universitas Nasional (Unas), Pasar Minggu, Jakarta Selatan. Dari penggeledahan tersebut, polisi mengamankan ganja kering.
"Tadi malam yang, diamankan itu kurang lebih 5 kilogram ganja kering yang terbagi-terbagi ada siap jual paket 20 ribuan, 10 ribuan dan 5 ribuan dan masih utuh," kata Kasat Narkoba Polres Jakarta Selatan AKBP Hando Wibowo kepada merdeka.com, Kamis (14/8).
Selain ganja, polisi juga mengamankan pengisap sabu dan penggulung ganja "Kalau untuk lainnya kita amankan golok, bom molotov dan senjata tajam lain-lain," ucapnya.
Hando mengatakan, penggeledahan itu dilakukan sekitar pukul 11.00 WIB sampai 04.00 WIB di 12 lokasi. Penggeledahan tersebut, kata dia, atas permintaan dari pihak kampus.
"Permintaan dari kampus," cetusnya. (mdk/tyo)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Kendati mendapat intervensi, para mahasiswa tetap berjuang mengungkap kebenaran demi nama baik kampus.
Baca SelengkapnyaSalah satu kebijakan yang menjadi sorotan adalah mahasiswa baru wajib membeli jas almamater.
Baca SelengkapnyaProf Sri maupun mahasiswanya sudah diperiksa polisi untuk dimintai keterangan.
Baca SelengkapnyaKetua BEM UNY Farras Raihan (21) mengaku mendapatkan tindakan represif dari salah seorang dosen saat melakukan orasi.
Baca SelengkapnyaPeristiwa itu bermula saat pelapor menemui terlapor di kampus beberapa hari lalu.
Baca SelengkapnyaBegini duduk perkara kejadian versi korban. pelaku memanggil korban ke ruangannya
Baca SelengkapnyaSetelah lama memendam, RZ memberanikan diri melaporkan pelecehan yang dialami.
Baca SelengkapnyaPihak Unpad juga sedang memproses pemberian sanksi berat kepada seorang dosen pelaku bullying.
Baca SelengkapnyaTindakan intimidasi tentunya sangat disayangkan, untuk membuat video yang intinya mendukung pemerintah.
Baca SelengkapnyaKorban pelecehan berinisial RS tercatat sebagai penerima beasiswa Kartu Indonesia Pintar (KIP).
Baca SelengkapnyaRektor UNS menegaskan untuk tetap tegak lurus mematuhi hukum yang berlaku.
Baca SelengkapnyaSaat ini aksi demo tersebut sudah selesai. Mereka tidak sampai masuk ke dalam kampus karena diadang oleh petugas keamanan.
Baca Selengkapnya