Kekeringan, kawanan monyet kembali serang rumah warga Banyumas
Merdeka.com - Kawanan monyet yang berada di obyek wisata Taman Kera Kompleks Masjid Sakatunggal Desa Cikakak Kecamatan Wangon Banyumas Jawa Tengah kembali menyerbu rumah warga. Mereka mendatangi rumah warga karena mencari pasokan makan dan minum.
Musim kering yang terjadi di sekitar kompleks tersebut disinyalir menjadi penyebab utama, ratusan monyet ekor panjang memaksa masuk rumah warga. "Beberapa hari yang lalu, genteng rumah saya dirusak monyet. Mereka berkeliaran mencari makan," kata Sumili (50), warga setempat, Sabtu (23/8).
Dia mengemukakan, kawanan monyet yang datang bergerombol tersebut mengangkat genteng rumahnya. Kemudian, mereka masuk mencari makanan yang ada di dalam rumah. "Mereka datangnya bergerombol sekitar 50-an monyet. Kalau seperti ini, saya harus mengganti genteng setiap hari," ujarnya.
-
Bagaimana angin kencang merusak rumah warga? 'Kebanyakan itu genteng mbak, jadi ada yang asbes. Kalau genteng sampai kabur kena putting beliung itu. Kalau korban Alhamdulillah tidak ada,' kata Heru Cahyono, Kepala Desa Watuagung, mengutip YouTube Liputan6 pada Jumat (12/1).
-
Kenapa warga Kampung Wates menggotong rumahnya? Warga pun memilih meninggalkan tanah mereka dan membawa serta rumah, perabotan serta alat pertanian agar aman.
-
Apa yang terjadi pada rumah warga di Ganting? Terjangan banjir bandang telah meluluhlantakkan rumah-rumah warga di Ganting, Pesisir Selatan, Sumatera Barat.
-
Dimana warga terdampak kekeringan? BPBD Kabupaten Cilacap mencatat jumlah warga yang terdampak kekeringan di wilayah tersebut mencapai 9.153 jiwa dari 3.011 keluarga.
-
Kenapa rumah berantakan bikin stres? Sebuah penelitian yang dilakukan pada 2016 dari Universitas New Mexico, Amerika Serikat menyebabkan kondisi rumah yang berantakan bisa membuat seseorang jadi tidak bisa menikmati sebuah ruangan. Hal ini yang membuat tingkat stres semakin tinggi.
-
Apa yang terjadi akibat dampak kemarau di Jateng? Dampak kemarau mulai terasa pada beberapa daerah di Jawa Tengah.
Dari pantauan merdeka.com di lokasi, beberapa warga sempat berusaha mengusir monyet yang menaiki atap rumah mereka. Namun, tak lama setelah monyet pergi ada monyet lain yang datang kembali menaiki atap rumah. "Sekarang atap rumah warga rata-rata diganti asbes dan pintu rumah juga ditutup rapat, kalau tidak monyet akan nyelonong masuk," tambah Sulimi.
Menurut Durrohim (60), warga desa lainnya, ada empat grup monyet yang berada di sekitar taman kera kompleks masjid tersebut. Dia mengemukakan, dahulu populasi monyet tersebut kisarannya hanya ratusan ekor. "Tetapi sekarang kalau mereka turun sampai ribuan. Dan biasanya mereka mencari makan dan sumber air karena di hutan sudah tidak ada lagi," ucapnya.
Ia menambahkan, biasanya ada orang dari pemerintah yang memberikan makanan untuk monyet tersebut. Namun, meski sudah mendapat makanan, banyak monyet yang masih saja menyerang rumah penduduk. "Apalagi kalau ada pengunjung, mereka (kawanan monyet) pasti akan turun dan menanti kacang, pisang atau jagung untuk dimakan," ucapnya.
Seorang pengunjung dari Purwokerto, Anan (16) yang baru kali pertama datang ke obyek wisata tersebut sempat kaget dengan banyaknya monyet yang mengerumuninya. Dia bahkan sempat dicakar pada bagian pergelangan tangannya. "Tadi mungkin karena bawa makanan untuk monyet jadinya pada deketin. Sempat kaget juga karena ada yang sempat nyakar, tapi mereka jinak juga," tuturnya.
(mdk/gib)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Serangan kawanan monyet itu membuat warga resah. Mereka juga menjarah makanan di warung-warung warga.
Baca SelengkapnyaBeberapa monyet ada yang masuk ke pemukiman desa bahkan ada yang mengambil makanan milik warga.
Baca SelengkapnyaMenurut Atep, turunnya ratusan monyet dari bukit Tawilis diduga tidak ada makanan di habitatnya sehingga kemudian turun menyerang dan menjarah lahan warga.
Baca SelengkapnyaKawanan monyet ini diduga kekurangan makan karena hutan di lereng Gunung Lawu kondisinya memprihatinkan
Baca SelengkapnyaDiduga mereka kekurangan makanan di tempat asalnya.
Baca SelengkapnyaDiduga monyet liar tersebut berasal dari pinggir sungai Ciliwung. Monyet tersebut ke yang kehabisan makanan karena musim kemarau.
Baca SelengkapnyaMereka menjatuhkan anjing-anjing itu satu per satu atau meninggalkannya di pepohonan yang tinggi.
Baca SelengkapnyaSaat musim tanam tiba, para perantau itu pulang sebentar untuk menanam jagung dan selanjutnya pergi merantau lagi
Baca SelengkapnyaCuaca ekstrem yang terjadi membuat ratusan rumah warga rusak.
Baca SelengkapnyaKawanan makhluk kecil muncul ke permukiman warga Depok.
Baca SelengkapnyaKejadian harimau masuk permukiman di Desa Sodong, Kabupaten Batang membuat resah warga.
Baca SelengkapnyaKondisi ini sudah dialami warga selama sebulan terakhir.
Baca Selengkapnya