Kemenkes Masih Tunggu Izin BPOM Beri Vaksin Covid-19 buat Anak 6 Bulan-11 tahun
Merdeka.com - Kementerian Kesehatan (Kemenkes) menyatakan masih menunggu arahan lebih lanjut dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) untuk memberikan dan mengedarkan vaksin Covid-19 pada anak usia enam bulan hingga 11 tahun secara gratis.
"Selama BPOM belum memberikan opini bahwa ini perlu diberikan, Kemenkes tidak berani memberikan karena takut (akan berbagai kemungkinan yang terjadi pada anak)," kata Menteri Kesehatan, Budi Gunadi Sadikin, dalam Konferensi Pers Kinerja 2022 dan Program Kerja 2023 Kemenkes yang diikuti secara daring di Jakarta, Kamis (5/1).
Menanggapi Komisi IX DPR RI yang mendorong pemberian vaksin Covid-19 jenis Pfizer secara gratis, Menkes Budi menyatakan bahwa Kemenkes akan memberikannya secara gratis pada anak-anak tersebut karena anggaran 2023 mencukupi.
-
Kenapa anak harus divaksinasi? Vaksinasi atau imunisasi adalah langkah penting dalam menjaga kesehatan anak-anak kita.
-
Bagaimana vaksin melindungi anak? Pemberian vaksinasi ini merupakan langkah penting untuk mencegah munculnya sejumlah masalah kesehatan.
-
Siapa yang direkomendasikan untuk divaksinasi DBD? Saat ini, vaksin DBD sudah tersedia dan direkomendasikan bagi kelompok usia 6-45 tahun. Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) merekomendasikan vaksin untuk anak-anak berusia 6-18 tahun, sedangkan Perhimpunan Dokter Spesialis Penyakit Dalam Indonesia (PAPDI) merekomendasikan vaksin bagi usia 19-45 tahun.
-
Bagaimana cara pemberian vaksin HPV? Untuk jenis vaksin tetravalen, dosis pertama diberikan pada bulan pertama Dosis kedua pada bulan kedua, dan yang ketiga pada bulan keenam setelah dosis pertama. Sedangkan untuk vaksin bivalen, dosis pertama yang dianjurkan pada bulan pertama.Kemudian yang kedua pada bulan keenam setelah dosis pertama.
-
Siapa yang cocok menerima vaksin DBD? Vaksin ini terutama direkomendasikan untuk individu yang telah mengalami infeksi dengue sebelumnya, karena efektivitasnya lebih tinggi pada orang-orang yang telah memiliki kekebalan terhadap setidaknya satu serotipe virus dengue.
-
Bagaimana cara meningkatkan ketahanan kesehatan melalui vaksin? Menkes Budi juga menambahkan, untuk mendukung ketahanan kesehatan, diperlukan penelitian yang berkelanjutan dan mengikuti perkembangan teknologi. Pemerintah melalui berbagai program terus mendorong pengembangan vaksin berbasis teknologi terkini.
"Hanya saja, pemberian vaksin Covid-19 tersebut belum bisa diberikan sekarang karena belum adanya arahan lebih lanjut dari pihak BPOM," katanya.
Meskipun sebelumnya BPOM sudah menerbitkan Izin Penggunaan Darurat (Emergency Use Authorization/EUA) Vaksin Comirnaty produksi Pfizer-BioNTech untuk anak dalam rentang usia 6 bulan hingga kurang dari 12 tahun.
Selain itu, Kemenkes juga harus mempertimbangkan berbagai hal dan mendapatkan rekomendasi dari Indonesian Technical Advisory Group on Immunization (ITAGI).
Menurut Budi, begitu mendapatkan rekomendasi untuk diberikan, Kemenkes akan langsung mendistribusikannya kepada anak-anak usia enam bulan hingga 11 tahun dengan menggunakan vaksin jenis Pfizer.
"Kita ada anggaran untuk bisa melakukan vaksinasi anak ini secara gratis, Jadi nanti segera kita akan proses untuk vaksinasi anak secara gratis yang sekarang adanya Pfizer dan kita akan mulai dengan Pfizer dulu. Kalau nanti ada merek vaksin lain yang bisa untuk anak kita juga akan berikan," kata Menkes.
Sebelumnya, BPOM telah menerbitkan EUA untuk Vaksin Comirnaty anak usia 5-11 tahun pada 29 November 2022, sementara untuk usia 6 bulan hingga 4 tahun diterbitkan pada 11 Desember 2022.
"Vaksin Comirnaty Children ini memiliki formulasi dan kekuatan yang berbeda dengan Vaksin Comirnaty untuk remaja dan dewasa, sehingga Vaksin Comirnaty Children tidak dapat digunakan pada individu berusia 12 tahun ke atas," kata Kepala BPOM Penny K Lukito.
Penny mengatakan penerbitan EUA tersebut didukung oleh Tim Ahli Komite Nasional Penilai Vaksin COVID-19 dan ITAGI.
Ia mengharapkan kedua vaksin tersebut menambah pilihan vaksinasi primer untuk anak dengan rentang usia 6 bulan sampai kurang dari 12 tahun, selain Vaksin Sinovac atau Coronavac.
Vaksin COVID-19 yang dirilis tersebut dikembangkan menggunakan platform mRNA oleh Pfizer-BioNTech.
"Vaksin ini membantu pemenuhan terhadap kebutuhan vaksin COVID-19 serta keterbatasan jenis vaksin yang dapat digunakan untuk populasi anak saat ini," ujarnya.
(mdk/lia)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Cakupan imunisasi PCV pada bayi tahun 2023, yakni sebanyak 139.887 atau 84,48 persen.
Baca SelengkapnyaPemkot Tasikmalaya memulai program vaksinasi rotavirus (RV) dan human papillomavirus (HPV) pada Rabu (9/8).
Baca SelengkapnyaJokowi mengingatkan agar anak-anak harus mendapatkan vaksin polio sebanyak empat kali.
Baca SelengkapnyaNamun kalau untuk yang komorbid, kata Menkes, risiko tetap ada karena virusnya tidak hilang.
Baca SelengkapnyaPemerintah mengimbau masyarakat untuk melakukan vaksinasi Covid-19 sampai dosis kelima atau booster ketiga.
Baca SelengkapnyaTotal jenis vaksin yang diberikan pada anak saat ini adalah 14.
Baca SelengkapnyaProduksi vaksin dalam negeri dianggap akan mampu mendorong ketahanan kesehatan nasional.
Baca SelengkapnyaKegiatan ini dilakukan secara massal dan serentak sebagai bentuk penanggulangan kejadian luar biasa atau KLB Polio.
Baca SelengkapnyaVaksin booster masih gratis dan dapat ditemukan di puskesmas atau faskes terdekat.
Baca SelengkapnyaIntroduksi vaksin dengue bertujuan mencegah penyebaran demam berdarah.
Baca SelengkapnyaPasien dijadwalkan menjalani kontrol kembali di RSUP Dr Sardjito Yogyakarta pada bulan depan.
Baca SelengkapnyaKomnas KIPI menyebut vaksin nOPV2 telah dikembangkan sejak tahun 2011 dan mulai diberikan sejak tahun 2021.
Baca Selengkapnya