Menengok aktivitas belajar mengajar di areal pemakaman Bergota Semarang
Merdeka.com - Areal pemakaman biasanya dihindari karena menimbulkan kesan seram dan horor. Namun bagi siswa SD PL Servatius Gunung Brintik Semarang, areal pemakaman adalah arena bermain dan pemandangan sehari-hari. Sekolah ini berada di tengah Tempat Pemakaman Umum (TPU) Bergota.
Sekolah yang berada di Jalan Dr Soetomo Nomor 4 Semarang tersebut memiliki 118 siswa. Selain sekolah dasar, ada juga TK PL Gunung Brintik. Bangunan TK terletak di bagian paling bawah, selanjutnya ada laboratorium, ruang pembelajaran dan pratikkum, serta paling atas, bangunan SD.
Guru kelas I, Veronica Suharti mengatakan, mengajar di sekolah areal pemakaman memberikan kesan tersendiri. Dia yang sudah mengajar selama 34 tahun, mengaku pengalaman di SD PL Gunung Brintik adalah yang paling seru. Alasannya, dia sempat beberapa kali mengalami hal-hal mistis.
-
Dimana sekolah itu berada? Peristiwa itu terjadi di Sekolah Al-Awda di Abasan al-kabira, bagian selatan Jalur Gaza dekat Khan Younis.
-
Di mana Sekolah Lansia Pasar Minggu berada? Sehari-hari sebuah ruangan di balai warga RT 05/05, Jalan Palapa Raya dipenuhi kegiatan seru mulai dari senam, keterampilan kreatif sampai interaksi sosial dari para opa dan oma.
-
Siapa yang mengunjungi sekolah dan pesantren di Kalimantan Selatan? Gubernur Kalimantan Selatan (Kalsel), Sahbirin Noor kembali melanjutkan perjalanan Turdes, kini dirinya menyambangi sekolah hingga pesantren.
-
Bagaimana metode pembelajaran di Sekolah Lansia Pasar Minggu? Para pendidik membuat kegiatan belajar dengan metode yang ramah dan menyenangkan. Belum lagi jumlah murid yang belajar telah mencapai 20 an lansia, membuat suasana belajar jadi tidak membosankan.
-
Siapa yang gugur di halaman sekolah? Seorang pemuda TRIP bernama Moeljadi meninggal dunia di halaman sekolah dalam perjuangannya mempertahankan kemerdekaan RI.
-
Dimana anak Komeng bersekolah? Keduanya lulus dari International Islamic School (IISS).
"Meski tidak sampai mengganggu, tapi awal-awal dulu ya kaget. Tapi lama-lama terbiasa," ujarnya yang baru bertugas di SD PL Gunung Brintik selama enam tahun ini, Rabu (13/12).
Dikatakannya, doa bersama kerap dilakukan pada waktu pukul 12.00 WIB. Menurut dia, saat itu juga terjadi seraing terjadi kejadian aneh.
Beberapa kali, karyawan serta guru masih bekerja tiba-tiba printer yang digunakan macet. Selain itu, pernah saat tim sekolah menyiapkan keperluan untuk akreditasi seluruh lampu padam.
"Saat itu sekitar maghrib, setelah kita istirahat dan berdoa bersama, lampu menyala lagi," kata Suharti.
Dia mengaku, kejadian yang di luar nalar tersebut tidak menyurutkan guru untuk memberikan pendidikan yang berkualitas. Menurutnya, sebagian besar murid SD PL Gunung Brintik berasal dari keluarga dengan ekonomi menengah ke bawah. Sehingga membutuhkan bimbingan moral dan etika, selain pendidikan formal.
Wakil Kepala Kesiswaan SD PL Servatius Gunung Brintik, Sunaryo mengatakan, tantangan terbesar mengajar di sekolah tersebut bukan hantu atau pemakaman yang menyeramkan. Melainkan, motivasi belajar siswa.
"Sebagian siswa kita juga bekerja, mereka ada di jalanan. Ini coba kita ubah agar fokus ke sekolah," tegasnya.
Dia melanjutkan, ada siswa yang sekolah selama satu hari dan selama enam bulan selanjutnya bolos. Bahkan ada anak berusia 13 tahun yang baru mendaftar di kelas I.
"Prinsip kami adalah selain pendidikan kami juga harus menanamkan semangat, mental, dan etika agar siswa menjadi lebih baik," tegasnya.
Menurut Sunaryo, saat ini perubahan tersebut sudah nampak meski belum maksimal. Beberapa siswa yang dulunya berada di jalanan, mulai dibekali keterampilan membuat kerajinan dan rosario. Pendampingan tersebut hasil kerjasama dengan Dinsos Kota Semarang dan Yayasan Setara.
Seorang siswa kelas V, Rama mengatakan, bagian terseram di sekolah ada di toilet. Dia mengaku pernah mendengar suara perempuan ketika kencing.
"Ya takut, tapi memang sekolah di sini ya yang penting belajar," ucapnya.
(mdk/gil)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Gerbang sekolah ini tampak berusia jauh lebih tua dibanding bangunan sekolah
Baca SelengkapnyaDulunya banyak siswa yang bersekolah di sini, namun kini tinggal kenangan.
Baca SelengkapnyaKabid Humas Polda Jawa Barat, Kombes Pol Jules Abast, mengatakan terhadap 9 korban tersebut akan diberangkatkan ke Depok, Jawa Barat.
Baca SelengkapnyaPemakaman diiringi isak tangis keluarga siswa menjadi korban meninggal dunia.
Baca SelengkapnyaPenduduk sekitar sudah terbiasa dengan suasana dan pengalaman mistis di sana.
Baca Selengkapnya10 Murid dan gurunya tewas usai kecelakaan saat menggelar acara perpisahan kelas 3 SMA di Subang
Baca SelengkapnyaAsrama baru bagi siswa dan siswi pemulung sampah di TPST Bantar Gebang ini menggantikan bangunan lama yang terbuat dari bambu.
Baca SelengkapnyaKedatangan jenazah korban kecelakaan maut tersebut disambut duka mendalam oleh keluarga dan para tetangga.
Baca SelengkapnyaSejumlah rekan korban di sekolah menolak kematian GRO dikaitkan dengan tawuran.
Baca SelengkapnyaPara siswa SD di Kota Padang, Sumatera Barat bahu-membahu bersama guru menjemur buku yang basah akibat banjir yang melanda sekolah mereka.
Baca Selengkapnya10 Siswa dan guru SMK Lingga Kencana Depok tewas usai kecelakaan tersebut
Baca Selengkapnya7 korban kecelakaan maut bus rombongan SMK Lingga Kencana dimakamkan berdekatan, warganet ikut sedih.
Baca Selengkapnya