Kisah Evakuasi Pendaki Wanita di Gunung Slamet dan Hilangnya Empati Sesama Pendaki
Merdeka.com - Seorang pendaki wanita, Elsa Qurratul Aini (19), warga Banyumas terpaksa dievakuasi tim SAR saat mendaki Gunung Slamet via jalur Bambangan, Kabupaten Purbalingga, Jumat (30/10) malam. Di balik evakuasi tersebut, termuat kisah tidak menyenangkan yakni hilangnya rasa empati antarpendaki.
Kronologinya, Aini mengalami sakit di pos 2. Ia ditemani oleh dua kawannya. Saat itu, dua kawan Aini meminta pedagang di sekitar lokasi pos 2 untuk turun melaporkan kabar ke kamp induk bahwa ada pendaki sakit.
Kepala Pos Pendakian Gunung Slamet via Bambangan, Saiful Amri, mengatakan bahwa kamp induk menerima laporan adanya pendaki sakit sekitar pukul 17.30 WIB. Setelah dilakukan verifikasi, petugas akhirnya menurunkan Tim SAR untuk melakukan penjemputan.
-
Kenapa pendaki tersesat di Gunung Singgalang? Lima orang pendaki itu tersesat di jalur pendakian karena kondisi cuaca ekstrem sehingga mereka kehilangan arah.
-
Bagaimana proses evakuasi pendaki di Gunung Lawu? “Setelah mendapatkan informasi itu, Tim Reaksi Cepat (TRC) dan relawan langsung menuju ke lokasi untuk melakukan pengecekan kondisi survivor. Sekitar pukul 13.00, tim TRC mengabarkan kalau kondisi pendaki sudah tidak tertolong dan kami langsung melakukan evakuasi,“ kata Komandan Markas SAR Karanganyar, Arif Sukro Yunianto, dikutip dari ANTARA pada Senin (26/6).
-
Siapa pendaki yang hilang? Pada Senin (7/10), seorang gadis pendaki Gunung Slamet bernama Naomi Daviola dikabarkan hilang dan diduga tersesat.
-
Kenapa pendaki lari menyelamatkan diri saat erupsi? Mereka hanya memikirkan bagaimana cara selamat dari abu erupsi.
-
Siapa pendaki gunung yang tewas di Everest? Pada Juni 1924, sebuah tim ekspedisi melakukan pendakian Gunung Everest. Di tanggal 8 Juni, pendaki gunung asal Inggris bernama George L Mallory dan seorang mahasiswa teknik bernama Andrew 'Sandy' Irvine berangkat meninggalkan tim ekspedisi mereka untuk mecapai puncak. Sayangnya, mereka tidak pernah terlihat lagi dalam keadaan hidup.
-
Apa yang terjadi pada pendaki Gunung Marapi? Sebanyak 74 dari 75 pendaki Gunung Marapi telah ditemukan. Di antara korban yang sudah ditemukan terdapat 22 orang meninggal dunia.
"Tim SAR berangkat menuju pos dua pukul 19.00 WIB dan berhasil mengevakuasi survivor menggunakan tandu. Tim sampai di basecamp sekitar pukul 23.30 WIB," kata Saiful Amri, Selasa (3/11).
Sesampainya di kamp induk, Aini langsung mendapatkan penanganan dari petugas. Kondisinya pun berangsur membaik.
Namun ada hal yang disayangkan oleh Tim SAR. Saat Aini dievakuasi, tidak mendapat pendampingan saat turun menuju kamp induk. Justru dua kawannya naik ke puncak Gunung Slamet.
"Begitu ketemu tim SAR, rombongan korban malah justru melanjutkan pendakian sampai puncak, tidak ada satupun yang mendampingi tim SAR ke basecamp," ujarnya.
Saiful pun menilai, kejadian ini menggambarkan hilangnya empati sesama pendaki. Padahal di dalam tata tertib pendakian tertulis dilarang meninggalkan rekan pendakian dalam keadaan apapun.
"Teman pendakian korban mengejar ego semata, puncak tak akan lari dikejar, seharusnya utamakan keselamatan bersama," tegasnya.
Sesampai di kamp induk, tujuh rekan survivor pun akhirnya disidang oleh petugas. Mereka dibina secara verbal di depan banyak pendaki.
"Kami berikan sanksi sosial, kami bina di basecamp di depan banyak pendaki sebagai contoh sehingga ada efek jera," pungkasnya.
(mdk/cob)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Naila tak bisa melanjutkan perjalanan. Dia pun dievakuasi oleh Tim SAR setempat
Baca SelengkapnyaSebuah video memperlihatkan seorang perempuan yang mengalami hipotermia dan ditolong oleh pendaki lain.
Baca SelengkapnyaDi perjalanan turun itulah, petaka dialami Vio. Dia tiba-tiba saja tersesat di jalur penurunan.
Baca SelengkapnyaSaat dievakuasi kondisi korban masih sadar namun tak tertolong saat tiba di Puskesmas
Baca Selengkapnyahipotermia menyebabkan otot kaki kiri Gigih kaku sehingga tidak bisa berjalan saat menuruni medan terjal
Baca SelengkapnyaMinggu (3/12) sore Gunung Marapi, Sumatra Barat mengalami erupsi dan memuntahkan abu vulkanik.
Baca SelengkapnyaSeorang pendaki mengalami hipotermia saat menuruni puncak Gunung Bawakaraeng.
Baca SelengkapnyaSaat kejadian, rombongan korban sempat mengirim video kondisi korban ke kerabat dan keluarga.
Baca SelengkapnyaDalam keadaan gelap gulita, mereka tunggang langgang menyelamatkan .
Baca SelengkapnyaPadahal, di hari ini ada larangan pendakian ke Gunung Agung karena ada upacara keagamaan "Ida Batara Turun Kabeh".
Baca SelengkapnyaAda 1.015 pendaki di Gunung Bawakaraeng. Jumlah tersebut diprediksi akan terus bertambah.
Baca SelengkapnyaErupsi Gunung Marapi yang terjadi pada 3 Desember 2023 masih menyisakan duka bagi keluarga korban yang gugur.
Baca Selengkapnya