Kisah tragis Chalifa, bocah yang tewas keracunan sate usus
Merdeka.com - Belasan siswa PAUD di RT 03 RW 05, Kelurahan Sawangan Baru mengalami keracunan makanan setelah membeli sate usus, Sabtu (21/6) lalu. Bahkan satu anak bernama Chalifa Adeline Fahira yang berusia 5 tahun meninggal dunia akibat keracunan ini.
Chalifa mengalami keracunan paling parah dari temannya yang lain. Awalnya, semua yang keracunan telah dibawa oleh orang tuanya masing-masing ke RSUD Depok, Sawangan, pada hari Minggu (22/6), sehari setelah mereka mengonsumsi jajanan beracun itu. Belasan teman Chalifah tidak terlalu parah sehingga dilakukan rawat jalan.
Sedangkan kondisi Cholifah memburuk sehingga dirujuk ke RS Mitra Keluarga Depok. Chalifa mengembuskan napas terakhirnya di rumah sakit Selasa (24/6) pagi, pukul 07.30 WIB.
-
Bagaimana korban meninggal? 'Dalam proses dari Lampung ke Jakarta ini (korban) pendarahan hebat. Pelaku juga mengetahui bahwa si korban sedang pendarahan. Pelaku ini mengetahui bahwa korban sedang pendarahan hebat, namun dibiarkan saja, sehingga korban kehabisan darah dan meregang nyawa,' kata dia.
-
Di mana almarhum meninggal? Kabar duka datang dari Mekkah, Arab Saudi.
-
Siapa yang ditemukan meninggal? Saat itu, ditemukan seorang pria atas nama W (55) dalam keadaan tak bernyawa.
-
Bagaimana wanita tersebut meninggal? Dua kerangka ini telah dipindahkan untuk uji laboratorium, bertujuan untuk memastikan bagaimana pasangan ini meninggal dan mengapa wajah wanita itu bolong.
-
Siapa yang meninggal dalam insiden ini? Yang lebih memilukan, kedua teknisi itu masih sangat muda, berusia 19 tahun dan 21 tahun.
-
Siapa yang meninggal? Ketua Umum PP Perbasi, Danny Kosasih, telah meninggal dunia.
Berikut beberapa cerita tragis Chalifa sebelum mengembuskan napas terakhirnya:
Muntah-muntah dan BAB hingga lemas
Chalifa Adeline Fahira (5) korban meninggal akibat keracunan sate usus bersama teman-temannya, sempat mengalami muntah dan BAB hingga lemas. Chalifa menyantap sate usus pada Sabtu (21/6) lalu."Sebenernya kejadiannya singkat dan tidak saya sangka, soalnya hari Minggu dia masih ceria pas jam 2 dia ngeluh sakit perut, lalu muntah banyak dibarengin BAB yang banyak," ujar Satiri, ayah korban di kediamannya Gang Musholla RT 004 RW 005 Kelurahan Sawangan Baru Depok, Kamis (26/6).Melihat anaknya terus muntah dan buang air dalam jumlah banyak dan tak henti-henti, Satiri langsung memberikan Chalifa obat diare yang banyak di warung. Setelah diberikan obat tersebut, Satiri mengatakan anaknya mulai berhenti buang air dan tidur dikamarnya untuk istirahat.Namun tanpa disangka, Chalifa pada Minggu (22/6) pukul 04.00 WIB kembali mengalami diare yang cukup parah. Menurut Satiri, anaknya kembali buang air namun tidak dapat bergerak dari tempat tidurnya.Karena makin parah, akhirnya Satiri bersama istrinya Meti Rahmawati membawa Chalifa ke RSUD Depok. Menurut Satiri, keadaan anaknya saat itu sudah hampir kehilangan kesadarannya.
Tak dapat perawatan memadai di RSUD Depok
Sebelum mendapat perawatan di RS Mitra, Chalifa sempat dirawat di RSUD Depok. Dokter di RSUD mengatakan bahwa Chalifa mengalami keracunan yang cukup parah. Dokter menyarankan agar dia dirujuk ke rumah sakit yang memiliki peralatan lengkap. Satiri mengaku bahwa penanganan pihak RSUD lamban karena tidak diurus secara sigap rujukan tersebut."Saya ngutang dapet sama saudara, pas udah dapet anak saya dirujuk jam 3 pagi tuh hari Senin itu udah termasuk lambat, maunya saya urusan administrasi gampang dah yang penting anak saya dibawa dulu," ujar Satiri yang mengaku kesulitan membayar administrasi di RSUD Depok.Namun demikian, Satiri mengaku tidak menyesali keputusan rujukan RSUD tersebut karena RS Mitra Keluarga sigap menangani penyakit anaknya."Di Mitra anak saya langsung ditaro di UGD. Saya puas lah mereka sigap, namun karena anak saya udah terlanjur ditaro ke ICU," ujarnya.Setelah mendapatkan perawatan intensif, Satiri beserta istrinya dipanggil oleh dokter yang menangani Chalifa dan mengatakan bahwa buah hatinya tidak akan dapat bertahan.
Meninggal dipelukan sang ayah
Setelah mendapatkan konfirmasi tersebut dokter langsung bergerak ke ruangan ICU tempat Chalifa dirawat dan mencopot semua infus dan selang yang ada di tubuh Chalifa."Dokter bilang sudah nggak ada harapan dan dilepas. Jam 04.00 WIB dicopot semua alat bantu Jam 05.00 WIB subuh anak saya masih ada gerakan. Pas jam 7.25 WIB menghembuskan terakhir," ujar Satiri menuturkan.Satiri beserta istrinya pada saat itu menemani Chalifa yang sudah tidak bisa banyak bicara. Pada saat itu Satiri menitipkan sebuah pesan pada Chalifa dan mendoakan anak kesayangannya itu."Anak saya menitikkan air mata saat saya tutup matanya. Saat itu saya bilang sama anak saya bilang ayah sayang sama Chalifa, namun Allah lebih sayang sama kamu. Makanya Allah mau sama kamu. Dan pada saat itu dia mengembuskan napas terakhir dan menitikkan air matanya di pelukan saya," ujar Satiri sambil berlinang air mata.
Berenang yang tak kesampaian
Sebelumnya, usai menyantap sate usus tersebut Chalifa terlihat sehat-sehat saja. Dia masih menemani Satiri, ayahnya menonton pertandingan World Cup malam itu."Selesai makan biasa aja ga napa-napa. Pas saat itu malem aja dia masih nonton bola sama saya. Dia ngomongnya pas saya suruh tidur karena mau ambil rapor, 'masih mau nemenin ayah nonton bola'," ujar Satiri sambil sedih.Satiri mengatakan pada hari Minggu (22/6) usai mengambil rapor di PAUD tempat Chalifa bersekolah, anaknya menagih janji ayahnya yang akan mengajaknya untuk berenang."Abis ngambil rapor dia nagih janji saya buat ngajak dia renang, namun saya tolak dan saya janjiin senin renang karena hari itu saya libur," ujar Satiri.Tak disangka, janji tersebut tidak dapat ditepati oleh Satiri. Anak kesayangannya tersebut langsung jatuh sakit keracunan hingga meninggal dunia.
(mdk/hhw)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Korban sempat mengeluh sakit gigi dan muntah-muntah, kemudian masuk di kelas untuk mendapatkan perawatan.
Baca SelengkapnyaSeorang bocah meninggal dunia diduga korban malapraktik usai menjalani operasi amandel di Rumah Sakit Kartika Husada, Jatiasih, Kota Bekasi
Baca SelengkapnyaKapolsek Cilandak Kompol Wahid Key menyebut kejadian malang itu terjadi sekira pukul 17.00 WIB tadi sore.
Baca SelengkapnyaKasus kecelakaan tersebut masih diselidiki Polsek Cakung.
Baca SelengkapnyaRamdan mengaku kakaknya itu telah menempuh perjalanan yang cukup jauh hampir enam jam
Baca SelengkapnyaBocah 7 tahun meninggal dunia diduga jadi korban malapraktik operasi amandel di RS Kartika Husada Jatiasih.
Baca SelengkapnyaSeorang bocah berusia 4 tahun di Jambi yang dilaporkan hilang oleh pihak keluarga ditemukan sudah jadi mayat di bawah gardu listrik.
Baca SelengkapnyaSiswa MTS itu mengalami luka bacok di leher dan sempat dibawa warga ke rumah sakit.
Baca SelengkapnyaAkibat kejadian tersebut, dua orang yakni sopir dan kernet. Dua orang diamankan yakni Agustinus Woda (37) dan Arsyad (55).
Baca SelengkapnyaSeorang bocah laki-laki inisial QAK berusia enam tahun tewas setelah terjatuh dari lantai 8 di Gedung Rusunawa Rawa Bebek, Cakung, Jakarta Timur, Selasa (25/6)
Baca SelengkapnyaTernyata kemaluan korban terpotong cukup dalam sehingga langsung dilarikan ke RSUD.
Baca SelengkapnyaKedua orang tua bocah malang itu sama-sama bekerja di rumah sakit S.K Lerik Kota Kupang
Baca Selengkapnya