KNKT: Rekaman pilot QZ8501 teriak 'Allahu Akbar' bohong
Merdeka.com - Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) membantah kabar beredarnya rekaman yang memuat suara pilot AirAsia QZ8501 berteriak 'Allahu Akbar'. KNKT secara tegas menyatakan kabar tersebut merupakan kebohongan.
"Bohong, itu tidak benar," ujar Ketua Tim Investigasi AirAsia QZ8501 Marjono saat ditemui di kantor KNKT, Jakarta, Kamis (15/1).
Marjono mengatakan data rekaman Cockpit Voice Recorder (CVR) AirAsia saat ini sedang dalam proses pengunduhan. Data tersebut bersifat rahasia sehingga jika sampai bocor dapat berujung pada masalah hukum sesuai ketentuan dalam Undang-Undang (UU) Nomor 1 Tahun 2009 tentang Penerbangan.
-
Apa yang terjadi pada AirAsia QZ8501? AirAsia QZ8501 adalah penerbangan yang mengalami kecelakaan pada tanggal 28 Desember 2014.
-
Di mana pesawat AirAsia QZ8501 jatuh? Pesawat AirAsia QZ8501 jatuh di Selat Karimata pada 28 Desember 2014 karena penyebab utamanya adalah kesalahan dalam manajemen penerbangan.
-
Kapan pesawat AirAsia QZ8501 jatuh? AirAsia QZ8501 jatuh di Selat Karimata pada 28 Desember 2014 karena penyebab utamanya adalah kesalahan dalam manajemen penerbangan.
-
Kenapa pesawat AirAsia QZ8501 jatuh? AirAsia QZ8501 jatuh di Selat Karimata pada 28 Desember 2014 karena penyebab utamanya adalah kesalahan dalam manajemen penerbangan.
-
Siapa yang menyelamatkan pilot? Pramugari Nigel Ogden segera merespons dengan melompat ke kokpit dan mengamankan Lancaster dengan memegang pinggangnya agar tidak terlepas sepenuhnya dari pesawat.
-
Apa yang terjadi pada pesawat Pelita Air? Pesawat sudah di runway siap take off tetapi nggak jalan-jalan. Menurut info sementara ada penumpang yang berencana masukin bom ke kabin pesawat. Ini masih subject to confirmation,' katanya lewat akun X @GerryS.
"Rekaman itu tak akan boleh bocor, dibocorkan, disiarkan," kata dia.
Hal itu dibenarkan oleh Investigator KNKT Ertata Lananggalih. Dia bahkan menyatakan akan menjadi orang pertama yang mendapat sanksi hukum karena Ertata mendapat tugas sebagai pendengar rekaman pertama dari CVR itu.
"Kalau benar itu dikeluarkan, yang pertama kali dipenjara itu saya," kata dia.
Ertata pun menekankan rekaman tersebut masih tersimpan di laboratorium KNKT. Saat ini rekaman tersebut masih didengarkan dan belum masuk proses transkripsi.
"Sampai detik ini, pukul 16.00 WIB, tidak ada yang beredar. Demi Tuhan tidak ada itu," terang dia.
Hal itu diperkuat oleh Kepala Sub Komite Kecelakaan Kecelakaan Transportasi Udara KNKT Masruri. Dia menyatakan belum mendengar data rekaman CVR tersebut.
"Saya sampai jam ini belum pernah dengar rekaman di CVR, kepada seluruh masyarakat apalagi keluarga tidak perlu percaya kepada informasi-informasi yang belum jelas," kata dia.
Sebelumnya situs asing mengutip salah satu petugas KNKT. Mereka yang telah mendengar rekaman mengaku pilot meneriakan kata-kata Allahuakbar.
"Kami mendengarkan rekaman saat-saat terakhir sebelum kecelakaan itu," kata pihak dari KNKT, Nurcahyo seperti dikutip dailymail.co.uk, Kamis (15/1).
(mdk/ian)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Faktanya, pesawat itu milik maskapai Lion Air PK-LRU yang tergelincir di Bandara Morowali, pada 11 Mei 2023. Bukan di Karawang.
Baca SelengkapnyaPejabat Kemenhub itu kini dibebastugaskan untuk memudahkan pemeriksaan lebih lanjut.
Baca SelengkapnyaSepuluh orang tewas dalam insiden mengerikan kecelakaan pesawat jet di Selangor Malaysia. Delapan penumpang di dalam pesawat dan dua orang di darat ikut tewas.
Baca SelengkapnyaBeredar video yang mengeklaim meteor berbentuk tulisan berlafaz Allah jatuh
Baca Selengkapnya"Trail by the press dari orangnya bukan medianya. Orang ini ngomong, inisialnya G,” ujar Suharyono
Baca SelengkapnyaPihak maskapai bersama tim keamanan melakukan investigasi dan didapat fakta bahwa gurauan ancaman bom berasal seorang penumpang.
Baca Selengkapnya“Kemudian penyidik akan berkoordinasi dengan MUI (Majelis Ulama Indonesia), Kementerian Agama, ahli bahasa, ahli pidana,” kata Ade Ary
Baca Selengkapnya"Tidak benar Prajurit TNI ditembak mati oleh OPM di Mulia, Kab. Puncak Jaya, itu semua HOAKS," kata Letkol Inf Candra
Baca SelengkapnyaKapolres menyebut video itu untuk menjatuhkan institusi Polri dan memecah belah TNI-Polri.
Baca SelengkapnyaZ merupakan pimpinan kelompok yang menamakan Taklim Makrifat.
Baca SelengkapnyaSaat mengucapkan sumpah, ibunda mendiang Imam Masykur, Fauziah berdiri di antara anggota TNI.
Baca Selengkapnya