Kolam Bekas Tambang Batu Bara di Kaltim Renggut Nyawa 41 Anak
Merdeka.com - Kematian Az (11) yang ditemukan tewas mengambang di kolam yang diduga bekas galian tambang batu bara di Rinding, Kecamatan Teluk Bayur, Berau, Kalimantan Timur, Minggu (9/10), menambah panjang daftar anak yang tewas di bekas galian tambang di daerah itu. Para aktivis mencatat total korban sudah mencapai 41 anak.
Bupati Berau Sri Juniarsih menduga kuat kolam yang menjadi lokasi penemuan Az merupakan bekas galian tambang batu bara ilegal. Sementara polisi tengah menyelidiki kematian Az.
Jenazah Az telah dimakamkan keluarganya. Polisi memastikan korban adalah anak yang dilaporkan hilang sehari sebelumnya, Sabtu (8/10). Kabar hilangnya bocah diunggah keluarganya melalui media sosial, lengkap dengan ciri pakaian terakhir dikenakannya.
-
Siapa yang menemukan kuburan anak-anak? Kuburan ini ditemukan saat penggalian berlangsung di kota kuno Tenedos, Bozcaada, tenggara Dardanelles.
-
Dimana korban ditemukan? Jasad pria yang sehari-hari bekerja sebagai cleaning service itu pertama kali ditemukan kakaknya di dalam kamar dalam kondisi telentang tak bernyawa pada Selasa (28/11) sekitar pukul 01.30 WIB dini hari.
-
Kenapa banyak bayi dan remaja dikuburkan di situs ini? Sekitar 30-40 persen orang yang dimakamnkan di situs ini meninggal ketika masih bayi dan remaja.
-
Dimana jasad korban ditemukan? Jasad RN ditemukan di dalam ruko Jalan Boulevard, Kelapa Gading, Jakarta Utara.
-
Apa yang ditemukan di makam anak laki-laki? Situs ini berisi kerangka dua anak laki-laki berusia antara 7 dan 9 tahun, yang dikuburkan bersama berbagai macam barang kuburan dan sisa-sisa hewan.
-
Dimana makam korban banjir bandang? Ketegangan semakin terasa ketika terungkap bahwa di halaman rumah itu terdapat sepasang batu besar yang berfungsi sebagai tanda makam bagi korban banjir bandang.
"Iya, informasi yang saya dapat sempat hilang hari Sabtu. Di mana korban belum ada yang tahu sampai dengan ditemukan meninggal Minggu pagi," kata Kasat Reskrim Polres Berau Iptu Ardian Rahayu dikonfirmasi merdeka.com, Senin (10/10).
Keluarga Korban Lapor ke Polres Berau
Orang tua korban hari ini melapor ke Polres Berau seusai pemakaman. Meski jasadnya berada di kolam, polisi belum bisa memastikan korban meninggal tenggelam.
"Keluarga melaporkan atas kejadian itu. Kita kan belum tahu motifnya maka kita masih lakukan pemeriksaan dan penyelidikan. Iya itu (masih dugaan korban meninggal tenggelam di kolam)," ujar Ardian.
Kolam itu dikelilingi pagar seng. Meski bocah itu ditemukan meninggal di kolam, Ardian belum bisa memastikan kolam itu bekas galian tambang batu bara. "Kita belum tahu. Maka dari itu kita masih selidiki. Karena informasi didapat, seng itu dirusak anak-anak," kata Ardian.
Korban Terbanyak di Kutai Kartanegara dan Samarinda
Dalam catatan pegiat Jaringan Advokasi Tambang (Jatam) Kalimantan Timur, kematian bocah Az di Berau menjadi korban ke-41 anak yang meninggal di kolam bekas tambang batu bara.
"Terbanyak ada di dua wilayah kabupaten Kutai Kartanegara dan Kota Samarinda," kata Dinamisator Jatam Kalimantan Timur Mareta Sari dikonfirmasi merdeka.com.
Jatam menilai sejauh ini pemerintah dan kepolisian belum menunjukkan upaya serius untuk menindak aktivitas tambang yang meninggalkan lubang menganga yang kemudian menjadi kolam di Kalimantan Timur.
"Di Berau, ada 93 izin usaha pertambangan dan 1 PKP2B (Perjanjian Karya Pengusahaan Pertambangan Batu bara). Untuk kejadian di Berau ini kami duga tambang ilegal karena tidak masuk konsesi itu," ujar Mareta.
Bupati Kunjungi Rumah Duka
Bupati Berau Sri Juniarsih berkunjung ke rumah duka korban di Jalan Sahrai, Rinding, kecamatan Teluk Bayur, Minggu (9/10) malam. Sri menduga kuat lokasi kolam ditemukannya korban itu adalah bekas galian tambang.
"Apalagi mereka tidak punya kantor juga kan? Saya lihat itu cukup lama galiannya. Kalau untuk menutup aktivitasnya itu adalah kewenangan aparat hukum. Dan saya kira kita sudah tahu semua, aktivitas tambang ilegal di Berau ini seperti apa," kata Juniarsih kepada wartawan di Tanjung Redeb.
Diberitakan sebelumnya, warga menemukan jasad anak mengambang di kolam kawasan dekat permukiman di Rinding, Teluk Bayur, Berau, Minggu (9/10) pagi. Belakangan bocah itu diidentifikasi sebagai Az, murid kelas 3 SD di Berau, yang dilaporkan hilang Sabtu (8/10). Warga menyebut kolam itu bekas galian tambang batu bara.
(mdk/yan)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Beruntung, ada sejumlah warga yang sedang memancing dan melihat anak-anak tersebut tenggelam.
Baca SelengkapnyaKorban terakhir berhasil dievakuasi ke posko oleh tim gabungan sekitar pukul 08.20 WIB.
Baca Selengkapnya13 Di antaranya meninggal dunia. Sisanya, mengalami luka
Baca SelengkapnyaKeduanya berhasil ditemukan dalam keadaan meninggal dunia pada pagi Minggu (3/3)
Baca SelengkapnyaDari 43 tersebut, 19 orang berasal Kabupaten Agam, 14 Tanah Datar, 8 Padang Pariaman serta 2 dari Padang Panjang.
Baca SelengkapnyaSebelumnya disampaikan, bahwa data korban yang meninggal dunia berjumlah 15 orang dan masih dalam pencarian 25 orang.
Baca SelengkapnyaSemula, warga hendak mencari kucing, malah melihat sejumlah tubuh manusia mengambang di permukaan kali. Semula mengira hanya boneka ternyata manusia.
Baca SelengkapnyaBeberapa jam kemudian, mayat korban ditemukan tak jauh dari TKP.
Baca SelengkapnyaEnam jasad ditemukan dengan jarak masing-masing satu sampai lima meter. Sedangkan satu jasad lainnya ditemukan berjarak sekitar 30 meter.
Baca SelengkapnyaSetelah tujuh mayat dievakuasi dan dibawa ke RS Polri, kondisi tangan korban keriput, sudah membusuk dan masih memakai pakaian lengkap dan basah.
Baca Selengkapnya25 Orang para penambang berhasil dievakuasi melalui jalur darat yang berliku. Terjal, mendaki bukit, membelah hutan dan melewati sungai.
Baca SelengkapnyaPengungsi banjir bandang Ternate mencapai 187 orang telah ditempatkan di lokasi pengungsian di SMKN 4 Kota Ternate.
Baca Selengkapnya