Krisis, Warga Nusa Penida Bali Beli Air Bersih hingga Rp1 Juta Lebih Tiap Bulan
Merdeka.com - Fraksi Partai Gerindra DPRD Provinsi Bali, meminta Pemerintah Provinsi (Pemprov) Bali untuk membantu warga di Kecamatan Nusa Penida, Kabupaten Klungkung, Bali, yang mengalami krisis air.
I Ketut Juliartha yang merupakan Ketua Fraksi Partai Gerindra memohon kepada Gubernur Bali, Wayan Koster untuk membantu rakyat Nusa Penida menangani masalah krisis air bersih.
"Sampai saat ini masih banyak rumah masyarakat yang belum dialiri air bersih, sehingga mau tidak mau mereka membeli air bersih dari luar. Harganya bisa mencapai Rp1 juta lebih per bulan," kata dia, saat sidang Paripurna di Gedung DPRD Bali, Senin (12/6).
-
Apa yang Megawati minta ke Gubernur Bali terkait krisis air? Megawati meminta Provinsi Bali tidak hanya berfokus kepada urusan pariwisata saja. Sebab, pemerintah setempat juga harus memikirkan bagaimana keberlangsungan hidup rakyatnya sendiri.
-
Bagaimana cara Megawati mendorong perhatian terhadap krisis air di Bali? 'Kemarin kapan saya bilang, di Pulau Bali saya paksa pak Gubernurnya melakukan FGD (Focus Group Discussion). Karena apa? Bali ini lama-lama ini udah mulai kekurangan air lho,' kata Megawati.
-
Siapa yang mengingatkan tentang krisis air di Bali? Megawati Singgung Krisis Air di Bali saat Penutupan Rakernas PDIP
-
Bagaimana Jokowi atasi krisis air? Jokowi menyampaikannya, beberapa negara saat ini dilanda krisis Air. Untuk itu, Ia mengimbau agar potensi air di dalam negeri bisa dimanfaatkan melalui beragam infrastruktur, dengan begitu air tidak langsung mengalir ke laut.
-
Siapa yang terlibat dalam penyelesaian isu air di Indonesia? Kerjasama Pemerintah dan PBB Dalam Konservasi dan Manajemen Air di Indonesia dan Pengadaan World Water Forum
-
Kenapa warga Klaten kekurangan air bersih? Sarmini, salah seorang warga menjelaskan bahwa dampak kekeringan sudah terjadi dua bulan lamanya. Demi memperoleh air bersih, warga harus antre dengan warga lain. Mereka juga harus rela menempuh jarak 1,5 km dari rumah. Air bersih digunakan untuk kebutuhan memasak, mandi, dan mencuci. Setiap harinya ia membutuhkan sekitar 4-6 jeriken air. “Dari air hujan. Pakai tandon. Kalau saat ini kering tandon saya. Untuk air saya ambil di sini. Antre paling kadang setengah sampai satu jam,“ kata Sarmini dikutip dari kanal YouTube Liputan6 pada Senin (7/8).
"Betapa mahalnya uang yang harus dikeluarkan masyarakat hanya untuk memenuhi air bersih yang menjadi kebutuhan untuk menunjang hidup. Lalu, bagaimana peran kita sebagai pemangku kebijakan, sampai saat ini permasalahan air belum juga bisa diatasi," imbuhnya.
Kemudian, dari Fraksi Gerindra mengusulkan untuk pengoptimalan pengelolaan sumber mata air yang dikelola Pemprov Bali seperti sumber mata air Guyangan di Nusa Penida, sehingga dapat dimanfaatkan oleh masyarakat secara luas.
Ia menilai, jika air mudah didapat masyarakat tentunya mereka tidak perlu lagi menebus air dengan harga mahal. Selain itu, krisis air bersih di Nusa Penida sudah lama terjadi.
"Sudah lama itu terjadi dan masyarakat banyak mengeluh bayar airnya mahal-mahal, kasihan. Dan (ada warga) yang tinggalnya sudah di bukit dan bayar mahal, masih mengangkut lagi," jelasnya.
Ia juga menyebutkan, masyarakat bisa membeli air bersih itu Rp100.000 dalam satu tangki dan itu bisa dipakai selama tiga hari oleh warga dan itu terjadi kepada warga yang berada di Puncak Mundi dan beberapa desa lainnya yang ada di Nusa Penida.
"(Permasalahan krisis air) sudah beberapa tahun ini, ada yang bisa beli Rp100.000. Kita juga sudah sering menyuarakan di provinsi cuman itu kewenangan kabupaten. Karena itu sumber air yang dikelola sama Pemerintah Provinsi Bali," sebutnya.
Namun, menurutnya yang lebih parah bagi warga yang membuka usaha penginapan per hari mereka bisa mengeluarkan Rp300.000 untuk membeli air bersih.
"Kalau yang parah itu hotel atau yang punya penginapan kecil. Itu dia bisa beli airnya Rp 300 ribu per hari satu tangki. Banyak sih (yang krisis air) ada beberapa desa terutama daerah pariwisata yang ada di Jungutbatu, Nusa Penida (mengalami krisis air)," ujarnya.
Ia juga menyampaikan, selain krisis air ada juga beberapa persoalan di Nusa Penida terkait dengan kemacetan di sejumlah ruas jalan di Nusa Penida. Jika dari lebar jalan dan juga kondisi jalan tentu masih sangat tertinggal dibandingkan jalan yang kini ada di Bali daratan. Ketertinggalan infrastruktur jalan ini diharapkan dapat diatasi agar dapat menunjang pariwisata yang berkembang di Nusa Penida.
"Harapan kami agar rencana Jalan Lingkar Nusa Penida yang sampai saat ini belum terealisasi bisa mendapatkan perhatian baik dari Pemprov Bali mau pun Pemerintah Pusat. Mengingat Nusa Penida menjadi pariwisata terkenal di dunia. Kondisi infrastruktur di Nusa Penida juga menjadi cerminan pembangunan di Bali dan juga Indonesia. Jangan sampai tertinggalnya infrastruktur di Nusa Penida menjadi cerminan negatif terhadap pemerintahan saat ini," ujarnya.
(mdk/rhm)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Biaya administrasi pelanggan Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Kabupaten Gianyar, Bali naik menjadi Rp10.000 per bulan.
Baca SelengkapnyaSaat ini sebagian warga mengandalkan air tanah untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.
Baca SelengkapnyaBeberapa daerah di Kulon Progo kesulitan air bersih. Melalui program CSR, BRI berusaha membantu kesulitan mereka.
Baca SelengkapnyaKetua DPR RI Puan Maharani meminta Pemerintah untuk mengambil langkah konkret dalam penyelesaian krisis air bersih.
Baca SelengkapnyaBPBD Jatim menyalurkan air bersih ke Situbondo akibat langganan kekeringan.
Baca SelengkapnyaSalah satu masalah yang dirasakan warga Jakarta adalah sulitnya mendapatkan air bersih. Apalagi untuk mereka yang tinggal di kawasan pesisir dan pemukiman kumuh
Baca SelengkapnyaSumber air di tengah hutan itu kondisinya keruh, namun warga tak punya pilihan lain.
Baca Selengkapnyakrisis air terjadi lantaran penurunan kualitas air baku di IPA Hutan Kota PAM Jaya
Baca SelengkapnyaRelawan Ganjar Pranowo, KawanJuangGP membagikan air bersih di Kabupaten Purwakarta, Jawa Barat.
Baca SelengkapnyaMereka sudah merasakan dampak kekeringan sejak Mei.
Baca SelengkapnyaWilayah pesisir Jakarta Utara bukan hanya menjadi langganan banjir rob sebagai dampak krisis iklim, tetapi juga menghadapi krisis air bersih.
Baca Selengkapnya