Kronologi Lengkap Peristiwa di Malang dan Surabaya Berbuntut Kerusuhan Papua
Merdeka.com - Suasana Kabupaten Manokwari, Papua Barat Senin (19/8) pagi mencekam. Massa melakukan demonstrasi sepanjang Jalan Yos Sudarso Manokwari. Mereka memblokir jalan tersebut.
Aksi ini buntut dari peristiwa mahasiswa Papua di Malang dan Surabaya. Sehingga massa tak terima dan melakukan unjuk rasa. Berikut kronologi peristiwanya:
Peristiwa di Malang dan Surabaya
-
Mengapa pasukan TNI menyerbu markas OPM? Kontak tembak terjadi antara pasukan TNI dengan Organisasi Papua Merdeka (OPM).
-
Apa yang dilakukan para perusuh di Ambon? Saat kerusuhan, para perusuh menjarah gudang senjata milik aparat di Tantui. Sebanyak 900 senapan, pistol dan granat hilang. Tak heran konflik di Ambon sangat berdarah. Senjata dari luar daerah dan luar negeri terus mengalir ke Ambon.
-
Mengapa Polri membuat perpustakaan terapung? Semua dilakukan untuk memajukan dan menambah wawasan anak generasi penerus bangsa dalam hal literasi.
-
Siapa yang terlibat keributan? 'Minggu (7/7), terjadi perselisihan antara saudara MK dan DN di salah satu acara hajatan di wilayah hukum Polsek Majalaya,' demikian dikutip dari keterangan video.
-
Mengapa KKB Papua menyerang Brimob dan TNI? Gerakan mereka lambat laun semakin meresahkan dan mengancam keselamatan warga Papua yang tidak tahu menahu dengan agenda aktivitas kelompok bersenjata tersebut.
-
Kapan pasukan TNI menyerbu markas OPM? Baku tembak ini sendiri terjadi ketika pasukan TNI melakukan penyergapan markas OPM di wilayah hutan Distrik Aifat Selatan, Maybrat-Papua Barat Daya, pada Sabtu (22/6) sekitar pukul 13.00 WIT.
Pada Kamis (15/8) lalu mahasiswa Papua dengan sejumlah warga Malang bentrok. Bentrokan terjadi ketika Aliansi Mahasiswa Papua dan Front Rakyat Indonesia untuk West Papua, melakukan aksi damai mengecam penandatanganan New York Agreement antara Pemerintah Indonesia dan Belanda pada 15 Agustus 1962.
Akan tetapi aksi tersebut berakhir ricuh. Bentrokan terjadi antara mahasiswa Papua dengan sekelompok warga Malang. Akibat peristiwa itu sekitar 23 mahasiswa Papua terluka.
Kemudian pada Sabtu (17/8), TNI/Polri dan organisasi masyarakat (ormas) melakukan pengepungan di asrama mahasiswa Papua. Hal ini dipicu adanya kabar perusakan tiang berbendera merah putih di lingkungan asrama.
Sebelum ini, perwakilan mahasiswa, anggota kepolisian, serta sejumlah anggota ormas sempat melakukan mediasi agar mereka meninggalkan asrama. Negosiasi pun berjalan alot hingga akhirnya polisi terpaksa melakukan evakuasi secara paksa.
Kerusuhan di Papua Sampai Gedung DPRD Manokwari Dibakar
Buntut dari peristiwa di Malang dan Surabaya menyebabkan bentrok di Manokwari, Papua Barat. Sejumlah massa melakukan aksi atas peristiwa yang menimpa mahasiswa Papua di Malang dan Surabaya. Massa melakukan pemblokiran Jalan Yos Sudarso. Akibat hal itu aktivitas masyarakat maupun arus lalu lintas lumpuh.
Tidak hanya memblokade jalan saja, dalam aksi tersebut warga juga menebang pohon dan membakar ban di jalan raya. Parahnya lagi, pendemo melakukan pembakaran Gedung DPRD Manokwari.
Aksi Merembet Ke Jayapura
Kerusuhan di Kota Manokwari, Papua Barat, berbuntut terhadap aksi berantai di kawasan Jayapura. Peserta aksi unjuk rasa berangkat dari Universitas Cendrawasih, sekitar 3 kilometer dari Jayapura. Selain itu, massa memblokir jalan utama menuju Bandara Sentani.
Kapendam XVII/Cenderawasih Letkol Inf Eko Daryanto mengatakan pihaknya masih menunggu koordinasi dari kepolisian. Sementara, pihaknya sudah bersiap untuk ikut mengamankan jalannya aksi.
"Aksi demo respons dari Manokwari. Jadi Manokwari aksi, Jayapura ikut aksi. Cuma baru kumpul. Biasa, demonstrasi," jelas dia.
Tiga Polisi Terluka
Polri menyebut ada korban luka dalam kerusuhan Manokwari, Papua Barat. Korban tersebut berasal dari anggota kepolisian.
Ketiga korban tersebut terluka setelah terkena lemparan batu dari massa. Kala itu, polisi melakukan negosiasi dengan tokoh masyarakat. "Namun saat negosiasi, ada lemparan batu dari masyarakat," ujar Karo Penmas Polri Brigjen Dedi Prasetyo di Jakarta, Senin (19/8).
Gubernur Papua Bentuk Tim Khusus
Gubernur Papua Lukas Enembe akan membentuk tim untuk mengusut kasus yang dialami sejumlah mahasiswa Papua di Surabaya, Semarang, dan Malang. Tim tersebut akan mengusut kasus ini dan mencari tahu seperti apa kejadian sebenarnya.
"Kami membentuk tim untuk melihat keadaan mereka di Surabaya, Malang, dan Semarang dari kejadian itu. Kami akan berangkat besok, yakni Pemerintah Provinsi (Pemprov) Papua, DPRP, MRP, Polda, dan Kodam. Apakah mereka akan dipulangkan atau bagaimana, kami akan lihat," jelas Lukas di Kota Jayapura, dalam keterangan pers, Minggu malam (18/8)
Menurut Lukas, pihak Pemprov Papua merasa prihatin dengan insiden yang mengakibat adanya penangkapan atau pengosongan asrama mahasiswa Papua di Kota Surabaya oleh aparat keamanan.
(mdk/has)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Aksi persekusi dan penganiayaan terhadap mahasiswa Papua yang berunjuk rasa di Kota Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT) viral di media sosial.
Baca SelengkapnyaPolisi menyita tiga bendera Bintang Kejora yang memantik terjadinya pengepungan Asrama Mahasiswa Papua Cendrawasih IV Kota Makassar.
Baca SelengkapnyaPenyerangan diduga lantaran keributan personel Batalyon 757/WMS dengan warga di Lapangan Futsal Pilamo.
Baca SelengkapnyaKapolda NTT menyayangkan perbuatan oknum ormas tersebut terhadap mahasiswa.
Baca SelengkapnyaPolisi menembakkan gas air mata untuk membubarkan massa. Tak berselang lama, satu unit pete-pete terbakar tepat di depan halte Unibos Makassar.
Baca SelengkapnyaDemonstrasi terkait RUU Pilkada di Semarang berakhir ricuh. Puluhan mahasiswa harus dirawat di rumah sakit dan puluhan lainnya ditahan polisi
Baca SelengkapnyaSaling dorong yang terjadi membuat pagar balai kota akhirnya jebol. Sebagian massa tampak masuk ke kompleks balai kota. CCTV, tanaman dan paving block dirusak.
Baca SelengkapnyaDelapan mahasiswa yang melakukan demo ditetapkan polisi sebagai tersangka.
Baca SelengkapnyaAkibat bentrokan tersebut, setidaknya lima orang dilarikan ke rumah sakit karena mengalami luka-luka.
Baca SelengkapnyaLima prajurit TNI dari Batalyon 756/Wimane Sili, yang diduga melakukan penyerangan ke Mapolres Jayawijaya, Papua Pegunungan harus berhadapan dengan hukum.
Baca SelengkapnyaBentrokan Brimob dengan TNI AL diredam melalui proses mediasi para pimpinan Polri dan TNI
Baca SelengkapnyaNamun belum diketahui kelompok yang melakukan perusakan tersebut.
Baca Selengkapnya