Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Menyusuri sejarah Kampung Santri di ujung Kota Bekasi

Menyusuri sejarah Kampung Santri di ujung Kota Bekasi Pesantren Attaqwa. ©website pesantren Attaqwa

Merdeka.com - Siapa sangka, dibalik hiruk pikuk Kota Metropolitan Bekasi, terdapat sebuah desa jika kita masuki begitu teduh. Gadis-gadis berjilbab, pria berkopiah hilir mudik bergegas menuju masjid untuk mengaji.

Terletak di Desa Bahagia, Ujung Harapan, Bekasi Utara, tempat ini dijuluki sebagai 'Kota Santri'. Di sana ada Pesantren Attaqwa yang didirikan oleh seorang ulama besar sekaligus pahlawan nasional, almarhum KH Noer Alie Lc, pada tahun 1930.

Noer Alie tercetus mendirikan pesantren sepulang menuntut ilmu dari Kota Haram, Makkah. Saat di Makkah, semangat kebangsaannya tumbuh ketika sering dihina oleh pelajar asing yang mencibir. Noer Alie marah, lalu menghimpun para pelajar Indonesia khususnya warga Betawi untuk membuat pergerakan melawan penjajah.

Orang lain juga bertanya?

Perubahan desa itu tak lepas dari andil Menteri Luar Negeri era Orde Baru, Adam Malik. Atas sarannya, tahun 1974, nama Ujung Malang diganti. Harapannya, dengan nama itu desa bisa menjadi harapan bagi semua orang.

Pimpinan Kelurahan Bahagia, Ujung Harapan, Najmuddin mengatakan di desa itu nilai-nilai leluhur seperti tahlilan, ratiban, maulid, dan hari raya besar Islam lainnya dilakukan secara rutin. Meski angin modernisasi berhembus kencang para pemuda dan pemudi tidak terbawa arus.

Dia menambahkan KH Noer Alie juga memberi amanat agar setiap warga desa memegang teguh nilai-nilai ke Islaman. Dia mengenang, Noer Alie adalah sosok yang ikhlas, cerdas, dapat bergaul dengan siapa saja tanpa meninggalkan Tuhan.

"Anak muda di sini semuanya aktif dalam memakmurkan musala, mereka sering melakukan pengajian rutin, tapi mereka tetap bergaul dengan banyak orang dan menuntut ilmu baik agama maupun umum. Memang pemuda seperti inilah yang kami inginkan untuk memimpin desa kami kelak," ujarnya kepada merdeka.com.

Najmuddin mempersilakan, bagi siapa pun yang ingin datang, dan menetap di Desa Bahagia. "Siapa saja yang ingin menuntut ilmu, karena Desa Bahagia menunjukan bahwa pendidikan itu adalah hak siapa pun dan dapat dengan mudah didapatkan oleh siapapun," tutur pria beranak tiga itu.

Saat ini di desa seluas 618 Ha itu ada sekitar 100 musala. Ada 107.086 jiwa tinggal di sana yang tersebar di 49 RW, meliputi 390 RT. 90 Persen penduduknya adalah muslim. (mdk/did)

Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
25 Juli 1947: Wafatnya KH Hasyim Asy'ari, Ulama Besar Pendiri Nahdlatul Ulama
25 Juli 1947: Wafatnya KH Hasyim Asy'ari, Ulama Besar Pendiri Nahdlatul Ulama

Selain dikenal sebagai ulama besar, KH Hasyim Asy'ari juga seorang pahlawan nasional yang berjasa bagi RI.

Baca Selengkapnya
Eksis hingga Sekarang, Begini Kondisi Ponpes Berusia 312 Tahun Tempat Para Pendiri NU Menimba Ilmu
Eksis hingga Sekarang, Begini Kondisi Ponpes Berusia 312 Tahun Tempat Para Pendiri NU Menimba Ilmu

Hasyim Asy'ari dan Syaikhona Kholil punya kenangan khusus di sini

Baca Selengkapnya
Mengenal Desa Wisata Leuwimunding yang Baru Diresmikan Kemenparekraf, Ada Makam Pendiri Nahdlatul Ulama
Mengenal Desa Wisata Leuwimunding yang Baru Diresmikan Kemenparekraf, Ada Makam Pendiri Nahdlatul Ulama

Di Kecamatan Leuwimunding terdapat 12 pesantren, 16 masjid, dan juga 378 musala sebagai penunjang destinasi religi

Baca Selengkapnya
7 Ulama yang Berjasa Besar Sebarkan Ajaran Islam di Sidoarjo, Makamnya Berbaur dengan Warga Biasa
7 Ulama yang Berjasa Besar Sebarkan Ajaran Islam di Sidoarjo, Makamnya Berbaur dengan Warga Biasa

Makam para ulama ini terletak di pemakaman umum desa.

Baca Selengkapnya
Kiai Ageng Muhammad Besari, Guru Para Pendiri Pondok Pesantren Ternama di Jawa Timur
Kiai Ageng Muhammad Besari, Guru Para Pendiri Pondok Pesantren Ternama di Jawa Timur

Trah Kiai Ageng Muhammad Besari yang sudah menyebar ke berbagai daerah. Di antaranya Gontor, Gandu, Coper, Joresan, Lirboyo, Ploso, Jampes, Tremas.

Baca Selengkapnya
Menilik Sidoarjo sebagai Pusat Peradaban Islam di Jawa Timur, Pendiri NU Pernah Nyantri di Sini
Menilik Sidoarjo sebagai Pusat Peradaban Islam di Jawa Timur, Pendiri NU Pernah Nyantri di Sini

Saat ini adalah lebih dari 1.000 masjid dan lebih dari 4.000 musala berdiri di Sidoarjo

Baca Selengkapnya
Wafat di Usia 98 Tahun, Ini Profil KH Arief Mahya Sesepuh NU Asal Lampung
Wafat di Usia 98 Tahun, Ini Profil KH Arief Mahya Sesepuh NU Asal Lampung

Tokoh besar pejuang dan sesepuh dari Nahdlatul Ulama (NU) yang paling disegani di Lampung inii telah tutup usia pada Rabu (15/5) siang.

Baca Selengkapnya
Sosok Teungku Muhammad Daud Beureueh, Gubernur Militer yang Jadi Pemimpin Pemberontakan DI/TII di Aceh
Sosok Teungku Muhammad Daud Beureueh, Gubernur Militer yang Jadi Pemimpin Pemberontakan DI/TII di Aceh

Beureueh yang tersemat di namanya itu diambil dari nama sebuah kampung Beureueh yang menjadi tanah kelahirannya.

Baca Selengkapnya
Mengunjungi Pondok Pesantren Tremas Pacitan, Didirikan Santri Indonesia Pertama yang Belajar di Al Azhar Mesir
Mengunjungi Pondok Pesantren Tremas Pacitan, Didirikan Santri Indonesia Pertama yang Belajar di Al Azhar Mesir

Sang pendiri pondok pesantren terkenal cerdas sejak kecil

Baca Selengkapnya
Kisah Cinta Kiai Bisri Syansuri, Menikah karena Dijodohkan hingga Bangun Pesantren di Desa Rawan Kekerasan
Kisah Cinta Kiai Bisri Syansuri, Menikah karena Dijodohkan hingga Bangun Pesantren di Desa Rawan Kekerasan

Kakek Gus Dur dari jalur ibu diakui sebagai ulama besar karena keilmuannya

Baca Selengkapnya
Kisah Syekh Nurjati, Jadi Penyebar Agama Islam Pertama di Tanah Sunda Keturunan Nabi Muhammad SAW
Kisah Syekh Nurjati, Jadi Penyebar Agama Islam Pertama di Tanah Sunda Keturunan Nabi Muhammad SAW

Sosoknya cukup berpengaruh dalam perkembangan Agama Islam di Cirebon

Baca Selengkapnya
Mengenal Lebih Dekat KH Ahmad Hanafiah, Penyandang Gelar Pahlawan Nasional Tahun 2023
Mengenal Lebih Dekat KH Ahmad Hanafiah, Penyandang Gelar Pahlawan Nasional Tahun 2023

KH Ahmad Hanafiah, sosok ulama yang berpengaruh di Lampung yang baru saja dinobatkan sebagai Pahalwan Nasional tahun 2023.

Baca Selengkapnya