Misteri Luka Lebam dan Kejanggalan Kematian Pencuri Kambing usai Ditangkap Polisi
Merdeka.com - Duka mendalam dialami keluarga FR (42). Pria tersebut tewas setelah ditangkap anggota Polda Lampung dan Polres Lampung Utara. Kematiannya menyisakan kejanggalan oleh pihak keluarga dan diyakini mendapat perlakuan kasar oleh polisi.
FR merupakan warga Indralaya, Ogan Ilir, Sumatera Selatan. Dia ditangkap tanpa perlawanan oleh tim gabungan di rumahnya, Kamis (26/1) sore. Dia dinyatakan meninggal dunia di Kotabumi, Lampung, Jumat (27/1) siang.
Jenazah tiba di rumah duka malam harinya. Keesokan harinya, Sabtu (28/1) siang, jenazah dimakamkan di Tempat Pemakaman Umum Tanjung Raja, Ogan Ilir.
-
Bagaimana anggota polisi terluka? Dia memaparkan, provokator dalam peristiwa itu sudah diamankan di Polresta Jambi.
-
Apa yang dilakukan polisi pada korban? Sesampainya di ruangan, pintu malah dikunci dari dalam'Sedangkan kedua teman korban menunggu di ruangan lainnya, singkat cerita di ruang tersebut terjadi dugaan tindak pencabulan itu,' kata KBO Satreskrim Polres Belitung, IPDA Wahyu Nugroho dalam konferensi pers di Polres Belitung.
-
Siapa yang menjadi korban tewas? Korban meninggal dunia:1. Catur Pancoro (47) warga Tulangan, Sidoarjo.2. Hadi umar F (21), warga Mojo Lebak Mojokerto.3. Aditya Sapulete (38), warga Cungkup Pucuk, Lamongan.
-
Siapa korban pembunuhan? Pelaku ditangkap oleh tim gabungan Resmob Polrestabes Semarang dan Jatanras Polda Jateng di hari yang sama dengan kejadian yaitu Senin (24/7). “Jadi kejadian jam 03.00 wib. Pelaku kami tangkap dalam pelariannya di Solo Jateng pukul 06.00 Wib.“
-
Siapa yang terluka dalam eksekusi tersebut? Seorang anggota Polri terluka dalam peristiwa itu.
-
Bagaimana pelaku ditangkap? Pelaku ditangkap di tempat dan waktu berbeda. Pelaku LL warga Kelurahan Kefamenanu Selatan ditangkap di Weain, Kecamatan Rinhat, Kabupaten Malaka pada Selasa (18/10) kemarin.
Keponakan almarhum, UL, mengaku tak menyangka pamannya pulang sudah dalam meninggal dunia setelah sehari sebelumnya ditangkap polisi. Saat jenazah tiba di rumah, keluarga menanyakan hasil visum dan surat keterangan penyerahan jenazah, namun dua sopir ambulan yang mengantar mengaku tak tahu.
"Yang mengantar hanya sopir ambulans, tidak ada polisi yang mendampingi, padahal mereka yang menangkap paman saya di rumah. Anehnya, tidak ada surat keterangan apapun," ungkap UL, Selasa (31/1).
Untuk mengetahui penyebab kematian FR, keluarga meminta sopir ambulans itu menghubungi Polda Lampung atau Polres Lampung Utara. Namun, orang yang dimaksud tidak bisa menjelaskan sehingga membuat keluarga semakin menaruh kecurigaan.
"Kami tidak puas dengan jawabannya, tiap ditanya berbelit-belit. Dari gaya bahasanya yang ditelepon itu polisi," ujarnya.
Kecurigaan terjadi sesuatu yang janggal semakin besar ketika keluarga membuka kantung jenazah. Wajah FR penuh dengan luka lebam.
Tangis histeris tak terelakkan dari istri, anak, dan keluarganya. Luka lebam itu ternyata terdapat di hampir seluruh tubuhnya, ada juga beberapa bagian tubuh patah, bahkan terdapat bekas luka sundutan rokok.
"Luka di kening memar, hidung patah, bibir luka, luka memar di telinga, di badan banyak luka seperti disundut rokok. Pergelangan kaki kanan dan kiri patah, lutut kanan patah, ada juga beberapa luka gosong di betis seperti bekas ditembak," terangnya.
Keluarga pun menyesalkan sikap Polda Lampung dan Polres Lampung Utara yang melakukan penegakan hukum secara tak prosedural dan tak menghargai keluarga. Keluarga meyakini FR tewas akibat dianiaya polisi.
"Orang ditangkap itu kan ada prosesnya, diperiksa, disidang. Ini belum 1×24 jam sudah dinyatakan meninggal. Berarti waktu perjalanan dari Indralaya ke Lampung, paman saya disiksa," kata dia.
UL menjelaskan, polisi berpakaian preman saat melakukan penangkapan menyebut FR terlibat dalam kasus perampokan di Lampung Utara. Parahnya, beberapa polisi meneriakkan kata tembak di hadapan keluarga dan tetangga saat penangkapan dilakukan.
"Polisi bilang 'tembak mati saja', ngomong begitu mereka. Banyak saksinya, tetangga pada ramai waktu itu," ujarnya.
Keluarga tidak masalah FR dituduh melakukan pencurian. Namun untuk melukai bahkan membunuh, bukan watak FR.
"Tidak mungkin paman saya sampai membunuh, kalau mencuri mungkin saja," kata dia.
Kini, keluarga berharap keadilan atas nasib yang dialami FR. Mereka berencana mengadukan masalah ini namun terlebih dahulu berkonsultasi dengan Polda Sumsel terkait mekanisme permohonan surat visum dari Polda Lampung.
"Pasti dilanjutkan, kami ingin minta surat visum dulu biar tahu penyebab kematian paman saya," ujarnya.
Kapolres Lampung Utara AKBP Kurniawan Ismail menjelaskan, FR mencoba melawan petugas saat polisi melakukan pengembangan. Dia sudah beberapa kali diberikan tembakan peringatan, namun tak digubris sehingga polisi memberikan tindakan tegas dan terukur. FR tewas dalam perawatan di rumah sakit.
"Pelaku melakukan perlawanan saat kami lakukan pengembangan," jelasnya.
Dia mengatakan, FR merupakan anggota sindikat bersenjata api dan senjata tajam yang telah melakukan aksi curas di beberapa wilayah di Lampung Utara, seperti di Kecamatan Abung Semuli, Abung Timur, dan Abung Tengah.
Terakhir, FR terlibat dalam pencurian ternak kambing di Abung Semuli dan melakukan penganiayaan terhadap pemilik hingga tewas. Polisi melakukan penyelidikan dan mengungkap salah satu pelaku adalah FR.
"Kami kumpulkan barang bukti dan penyelidikan selama seminggu, dari situ kami ketahui keberadaan pelaku di Indralaya. Ada sejumlah pelaku lagi yang buron," pungkasnya.
(mdk/cob)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Kasus tersebut kini ditangani penyidik Propam Polda Sulbar.
Baca SelengkapnyaKematian Ragil Alfarisi (22) di rumah tahanan (rutan) Polsek Kumpeh Ilir, Muaro Jambi penuh tanda tanya.
Baca SelengkapnyaPeristiwa tersebut terjadi di perkebunan kopi milik warga tepatnya Kelurahan Puguk Kecamatan Seluma Utara, Bengkulu
Baca SelengkapnyaDua polisi itu ditahan untuk menunggu proses sidang kode etik.
Baca SelengkapnyaPenetapan tersangka terhadap enam personel Polres Polman setelah dilakukan gelar perkara.
Baca SelengkapnyaKeluarga korban mendapat kabar duka dari saudara di Jakarta.
Baca SelengkapnyaKeluarga korban menemukan banyaknya kejanggalan dalam kasus tersebut, mulai dari luka lebam serta keterangan dari para saksi.
Baca SelengkapnyaHampir sebulan sejak ditemukan, penyebab kematian RF (47) yang tergantung dan berlumuran oli bekas belum terungkap.
Baca SelengkapnyaPengeroyokan terhadap seorang anggota polisi, merupakan kasus ketiga yang menjeratnya.
Baca SelengkapnyaKorban berinisial J (31) tewas akibat pendarahaan di kepala.
Baca SelengkapnyaJasad korban saat ini sudah dimakamkan di kampung halamannya. Di jasadnya, ditemukan bekas luka tembak.
Baca SelengkapnyaPemicunya, rombongan pengantar jenazah ini ugal-ugalan dan memepet Bripda M Fathul.
Baca Selengkapnya