Ngaku dokter spesialis, pria di Mataram tipu pemilik hotel
Merdeka.com - Kepolisian Sektor Cakranegara, Nusa Tenggara Barat, Selasa, mengungkap aksi penipuan yang dilakukan oleh AY (23), warga Pangkal Pinang, terhadap korbannya, dengan berkedok sebagai dokter spesialis jantung dan pembuluh darah. Kepala Polsek Cakranegara Kompol Sukma Wirawan saat ditemui wartawan di Mataram, Selasa, mengatakan berdasarkan pengakuan pelaku, AY sering menipu korban dengan mengaku dirinya seorang dokter spesialis.
Pelaku mengajak kerja sama pihak perhotelan dan penyelenggara kegiatan yang dijadikan target operasinya untuk menggelar acara seminar seputar kesehatan. AY ditangkap pada Minggu (28/9), pukul 16.00 WITA, di Semarang, Jawa Tengah. Aksi penipuannya tersebut tercium, setelah kepolisian melakukan penyelidikan dan mengoordinasikan tentang keberadaan AY.
"Setelah kami selidiki, ternyata AY berada di Semarang," ujarnya, seperti dikutip dari Antara, Selasa (30/9).
-
Siapa pelaku yang kabur dengan uang konser? Ternyata uang tersebut dibawa kabur oleh Promotor konser musik Lentera Festival berinisial MDP (27) alias Muhammad Dian Permana Angga.
-
Siapa pelaku penipuan? Kelima tersangka tersebut telah dilakukan penahanan sejak tanggal 26 April 2024 dan terhadap satu WN Nigeria sudah diserahkan kepada pihak imigrasi untuk diproses lebih lanjut,' tuturnya.
-
Dimana penipuan itu terjadi? Aksi seorang Warga Negara Asing (WNA) melakukan pungutan liar (Pungli) berkedok sumbangan agama menyasar warga Rawa Buaya, Cengkareng, Jakarta Barat.
-
Apa yang dicuri oleh penipu dari korban? AFP menjelaskan titik akses tersebut dipasang di beberapa lokasi dan meniru jaringan yang sah untuk menangkap data pribadi dari korban yang tidak menaruh curiga yang secara tidak sengaja terhubung ke jaringan tersebut. Pihaknya menduga ketika korban mencoba menghubungkan perangkat mereka ke jaringan wifi gratis, mereka diarahkan ke halaman website palsu yang mengharuskan mereka masuk menggunakan email atau akun media sosial.
-
Bagaimana pelaku menipu perusahaan? Para tersangka meminta perusahaan Kingsford Huray Development LTD yang berada di Singapura untuk mentransfer uang. 'Kedua itu terkait dengan kelihaian pelaku kejahatan pelaku kejahatan melakukan aktivitas hacking untuk masuk kepada komunikasi email yang dikompromi oleh pelaku. Yang menyebabkan komunikasi itu terputus dari yang sebelumnya sehingga dibelokkan,' ujarnya.'Nah setelah diambil alih di kompromis kemudian komunikasi, nah itu caranya ini adalah kelihaian daripada pelaku. Nah, dua hal ini menjadi alasan kenapa terjadinya kejahatan cyber ini,' tambah dia.
-
Siapa yang terlibat dalam penipuan ini? Ia dituduh sebagai kaki tangan Barbara, namun tampaknya sangat bersedia untuk bersaksi melawan istrinya itu dengan imbalan hukuman yang lebih ringan.
Mengetahui hal itu, dua anggota kepolisian dari Mataram diutus untuk menangkap dan menggiring AY menuju Mataram. "Dia ditangkap di kos-kosannya di Semarang, Minggu (28/9) sore, dua anggota kami dibantu pihak kepolisian di sana yang mengeksekusi AY," ujarnya.
Pihak kepolisian yang ditugaskan menjemput AY di Semarang dan tiba di Polsek Cakranegara bersama dengan pelaku pada Senin (29/9), pukul 21.00 Wita. Sejumlah barang bukti milik korban juga ikut diamankan pihak kepolisian. "Saat ini barang bukti dan pelaku sudah kami amankan," kata Sukma.
Unen (47), selaku pemilik CV Yunkies Enterprise, yang menjadi salah satu korban AY, diperkirakan mengalami kerugian barang bernilai ratusan juta rupiah. Ia mengatakan barang yang dibawanya saat itu, yakni dua proyektor, satu komputer jinjing, dan brangkas barang yang diperkirakan harganya mencapai Rp 7 juta.
Unen mengakui melaporkan AY ke pihak kepolisian pada Kamis (18/9) malam. Sebelumnya, dia tidak mengetahui atau pun curiga saat bertemu dengan pelaku. "Saya tidak ada kepikiran dia akan menipu dan membawa barang milik saya," katanya.
Dia mengatakan bahwa AY yang mengaku sebagai penyelenggara kegiatan dari luar provinsi, mengajak kerja sama menggelar acara seminar kesehatan di hotel dengan narasumber seorang dokter spesialis.
Kemudian, karena informasi acaranya akan dimulai pada Kamis (18/9) pukul 08.00 WITA, pihaknya menyiapkan peralatan pada Rabu (17/9) pukul 19.00 WITA.
"Dia menghubungi saya pada Rabu (17/9) pagi, mengabarkan acara akan dilaksanakan pada Kamis (18/9) pagi, jadi Rabu (17/9) malam, kami siapkan seluruh keperluan seminar, dia memesan setelah selesai persiapan, barang-barang penting disimpan di kamar hotelnya. Namun, pada Kamis (18/9) pagi, setelah kami cek, dia sudah tidak ada di kamar, dan barang milik saya juga tidak ada," ujarnya.
Berdasarkan hasil pemeriksaan sementara, target aksi AY hampir seluruhnya adalah pihak perhotelan dan penyelenggara kegiatan. Di wilayah hukum Polsek Cakranegara, ada dua hotel yang menjadi korban penipuan, yakni Hotel Grand Legi dan Lombok Plaza.
Selain itu, untuk wilayah Kota Mataram, dua hotel hampir menjadi korbannya, yakni Hotel Lombok Raya dan Lombok Garden. Namun, kedua hotel tersebut belum menandatangani kerja sama dengan penyelenggara kegiatan gadungan milik AY tersebut, karena masih dalam tahap negosiasi.
Terkait dengan hal itu, pihak kepolisian akan terus melakukan pendalaman kasus tersebut, karena diketahui korbannya tidak hanya di NTB melainkan masih banyak lagi baik pihak hotel di luar provinsi yang tertipu oleh AY.
Ia menjelaskan berdasarkan barang bukti yang berhasil diamankan pihak kepolisian, ditemukan belasan kunci kamar hotel yang berasal dari luar provinsi, sehingga polisi menduga aksinya tidak hanya dilakukan di NTB.
(mdk/hhw)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Belakangan diketahui, pelaku adalah seorang pengangguran dan untuk menyakinkan korban, pelaku kerap melakukan video call sambil mengenakan atribut dokter.
Baca SelengkapnyaSeorang pria berinisial D (51) menipu puluhan warga Garut dan Tasikmalaya dengan modus menawarkan jasa travel umrah.
Baca SelengkapnyaPeristiwa itu bermula saat korban tertarik dan akhirnya masuk grup pesugihan di Facebook
Baca SelengkapnyaBak Don Juan, MM dengan lihai menipu para wanita maalm pekerja seks komersial
Baca SelengkapnyaKorban K telah mentransfer uang sebesar Rp.3.000.000 yang awalnya diyakinkan pelaku untuk mengurus surat cerai.
Baca SelengkapnyaSejumlah harta warisan AH lenyap setelah digondol oleh polisi gadungan tersebut, yang juga mengaku sebagai anak seorang Brigjen Polisi.
Baca SelengkapnyaPemerasan tersebut diduga akibat adanya komunikasi yang keliru antara korban dan pelaku.
Baca SelengkapnyaPelaku menggondol setidaknya Rp200 juta pecahan rupiah dan mata uang asing, beserta sejumlah perhiasan berupa berlian dan emas.
Baca SelengkapnyaPolsek Cihideung Tasikmalaya Kota sedang mendalami kasus ini.
Baca SelengkapnyaSusanto ternyata cukup percaya diri menjadi seorang dokter meski hanya lulusan pendidikan SMA.
Baca SelengkapnyaSusanto mengklaim mendapatkan upah hingga Rp7,5 juta per bulan, termasuk tunjangan lain dari PT PHC Surabaya.
Baca SelengkapnyaPelaku berinisial MF ditangkap polisi atas laporan menjual anak di bawah umur.
Baca Selengkapnya