Paksa Warga Pilih Kades Petahana, Sekdes di Musi Rawas Todongkan Pistol
Merdeka.com - Warga salah satu desa di Kecamatan Muara Kelingi, Musi Rawas, Sumatera Selatan, resah. Mereka mengaku diancam dan diintimidasi calon kepala desa yang ingin terpilih kembali.
Kasus ini tengah diselidiki polisi setelah dilaporkan korban. Sekurangnya sudah ada dua orang, yak ni pasangan suami istri, S (58) dan SG (56), yang mengadu ke kantor polisi.
Dalam laporannya, S dan SG menceritakan mereka dipanggil sekretaris desa SM, untuk datang ke rumahnya dengan membawa kartu keluarga, Senin (6/3) malam. Lantaran disebut bakal dapat bantuan, mereka pun langsung datang.
-
Apa yang dialami warga Musi Rawas? Banjir memaksa warga Musi Rawas beraktivitas di atap rumah.
-
Apa yang bikin warga resah? Momen teror suara ketuk puntu rumah yang terekam di kamera CCTV ini bikin warga sekitar resah.
-
Apa keluhan utama warga Desa Turus Patria? 'Warga di Desa Turus Patria ini punya keluhan terkait beberapa hal. Yang paling utama adalah soal infrastruktur jalan. Sebab akibat akses jalan menuju desa kami rusak, ini menyebabkan semua hal yang ada di daerah kami terasa tertinggal.'
-
Kenapa warga resah? Momen teror suara ketuk puntu rumah yang terekam di kamera CCTV ini bikin warga sekitar resah.
-
Apa yang mengancam desa pesisir Karawang? Desa Cemarajaya pesisir ini terancam tenggelam imbas dari abrasi.
-
Kenapa warga di Sukamulya merasa takut? Diungkap Maska, jika warga sekitar saat ini mengalami kondisi ketakutan karena topografi tanah di sana yang merupakan perbukitan. Mereka khawatir jika bukit yang ada di Kampung Tengah akan longsor.
Tak lama setelah mereka berada di rumah SM, datang terlapor, R, yang merupakan kades petahana. Dia menyuruh pasutri itu menemuinya di dapur didampingi Sekdes SM.
Di tempat itu, SM bersama R mengintimidasi S dan G untuk memilih R dalam pilkades nanti. SM mengancam akan melakukan sesuatu sambil menodongkan pistol ke kepala pasutri itu.
Kemudian, R dan SM menyodorkan surat perjanjian atau komitmen memilih R kepada kedua korban. Dengan terpaksa, mereka menandatangani surat itu.
Kasat Intel Polres Musi Rawas AKP Rudy Hartono mengungkapkan, kasus ini tengah diselidiki anggota Satreskrim Polres Musi Rawas bersama Polsek Kelingi. Koordinasi dilakukan agar kasus ini segera terungkap.
"Pelaporannya sudah diterima dan terkoneksi dengan Satreskrim dan Polsek Kelingi untuk memprosesnya," ungkap Rudy, Rabu (8/3).
Berdasarkan keterangan awal, banyak warga yang turut diancam dan diintimidasi. Hanya, mereka takut sehingga tidak melapor ke polisi.
"Kita tunggu hasil penyelidikan, sekdes dan calon kades akan dipanggil, termasuk warga yang disebut menjadi korban juga," pungkasnya.
(mdk/yan)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Ronny menyebut kecurangan TSM bisa dilihat dari adanya pengerahan atau mobilisasi kepala desa untuk mendukung salah satu paslon di Pilgub Jateng.
Baca SelengkapnyaRekaman suara berisikan ancaman kepada warga akan dicoret dari penerima bantuan bila berbeda pilihan pada Pemilu 2024 menjadi pembicaraan di Pandeglang, Banten.
Baca SelengkapnyaInvestigasi yang dilakukan tim kuasa hukum PDIP kubu Luthfi-Yasin sangat masif mengerahkan aparat desa.
Baca SelengkapnyaSeorang caleg dan beberapa orang lainnya menyalakan petasan di lingkungan masjid hingga membongkar jalan warga viral di media sosial.
Baca SelengkapnyaHasto pun menyatakan informasi ini benar adanya dan bahkan ia berani mempertanggungjawabkan ucapannya ini di jalur hukum.
Baca SelengkapnyaKisruh rekapitulasi penghitungan tingkat Kota Depok berdampak pada petugas Panitia Pemilihan Kecamatan (PPK).
Baca SelengkapnyaBukan hanya itu, bahkan sejumlah kepala desa di Kecamatan Mancak, Kabupaten Serang, terang-terangan membuat video mendukung Andra-Dimyati.
Baca SelengkapnyaPenembakan peluru karet itu telah sesuai prosedur setelah dilakukan imbauan dan tembakan gas air mata.
Baca SelengkapnyaAkibatnya, pagar-pagar rusak dan nyaris roboh. Polisi dengan cepat, memotong tambang.
Baca SelengkapnyaViral video merekam kemarahan warga di daerah Sampang, Madura, Jawa Timur karena diduga terjadi kecurangan Pemilu 2024.
Baca SelengkapnyaSpontan anggota yang lain langsung melindunginya dengan tameng plastik dan diarahkan menjauh dari lokasi.
Baca SelengkapnyaPDIP menduga revisi UU Desa dijadikan alat tukar terhadap dukungan kepada Calon Presiden dan Wakil Presiden tertentu di Pilpres 2024.
Baca Selengkapnya