Pemilik Panti Tunas Bangsa diduga aniaya bayi 18 bulan hingga tewas
Merdeka.com - Satuan Reskrim Polresta Pekanbaru telah menetapkan Lili Rahmawati, pemilik Panti Asuhan Yayasan Tunas Bangsa, sebagai tersangka karena melakukan penganiayaan terhadap M Zikli, balita 18 bulan. Dari hasil autopsi, terdapat sejumlah luka memar di sekujur tubuh balita tersebut setelah kuburannya dibongkar polisi.
"Setelah memeriksa beberapa saksi dan mengumpulkan bukti, pemilik Panti inisial L (Lili) diduga melakukan penganiayaan yang menyebabkan korban meninggal dunia," ujar Kasat Reskrim Polresta Pekanbaru Kompol Bimo Arianto kepada merdeka.com Selasa (31/1) malam.
Namun Bimo belum bisa menjelaskan lebih dalam, bagaimana bentuk kekerasan yang dilakukan tersangka Lili terhadap balita malang tersebut. Karena, itu merupakan materi penyidikan.
-
Kenapa bayi nya meninggal? Salah satu penyebab bayi laki-laki itu meninggal dunia karena lokasi melahirkan tidak memadai.
-
Siapa pelaku penganiayaan? Viral Remaja Pukuli Bocah Lalu Mengaku sebagai Keponakan Mayor Jendera Sekelompok remaja tmenganiaya dan mencaci bocah di Bandung, Jawa Barat.
-
Apa yang terjadi pada bayi tersebut? 'Tapi bayi itu selamat. Dia sehat,' ungkap Nana Mirdad seraya membagikan cuplikan-cuplikan video penanganan sang bayi oleh tenaga medis di UGD.
-
Bagaimana bayi perempuan itu meninggal? Bayi perempuan yang diberi nama 'Neve,' diambil dari nama sungai di daerah tersebut, diketahui meninggal dunia ketika usianya hanya sekitar 40 hingga 50 hari.
-
Di mana kerangka bayi itu ditemukan? Penggalian berakhir tahun ini Tekin, mengatakan dua kerangka itu adalah milik seorang bayi dan seorang anak yang berusia sekitar 6-7 tahun yang ditemukan 2 pekan lalu di area yang sama selama proses penggalian berlangsung.
-
Mengapa bayi meninggal? Kelainan genetik yang dialami anak ini membuat jantung tidak dapat menerima atau memompa cukup darah setiap kali berdetak dan mengakibatkan kematian dini anak laki-laki tersebut karena gagal jantung, ungkap para peneliti seperti dikutip dari laman Live Science.
"Setelah memeriksa beberapa saksi dan dari hasil autopsi serta alat bukti, korban meninggal dunia akibat kekerasan dan mengalami luka berat" kata Bimo.
Zikli meninggal dunia pada 15 Januari 2017, kemudian dimakamkan lantaran pihak panti asuhan menyebutkan balita tersebut mengalami demam tinggi. Namun Paman korban, Widiyatmoko merasa curiga dan melaporkan kejadian tersebut ke Polresta Pekanbaru pada 25 Januari 2017.
Setelah mendapat laporan, polisi langsung bergerak dengan membongkar kembali makam Zikli di Tempat Pemakaman Umum (TPU) bersama Tim DVI Bid Dokes Polda Riau. Hasil autopsi menyebutkan, Zikli mengalami luka lecet dan memar di perut, pipi dan punggung dan resapan darah di tubuhnya sebelum meninggal dunia.
"Artinya, sebelum meninggal korban diduga mengalami penganiayaan dan luka berat oleh tersangka. Sementara baru satu tersangka, masih kita dalami lagi kasus ini," ucap Bimo.
Akibat perbuatannya, Lili dijerat dengan Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak sebagaimana yang telah diubah oleh Undang-Undang Nomor 35 tahun 2014 tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak. Dengan ancaman hukuman penjara di atas 10 tahun.
"Sebelumnya kita sudah memeriksa 10 orang saksi dari pihak pengelola panti, ketua RT, Ketua RW dan pelapor dalam hal ini paman korban," pungkas Bimo.
(mdk/rnd)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Kompol Andika menuturkan bahwa penyidik sudah meminta keterangan dua orang saksi.
Baca SelengkapnyaBayi tersebut sudah dirawat oleh pasangan suami istri tersebut sejak usia 4 bulan.
Baca SelengkapnyaPeristiwa ini terbongkar setelah salah satu pengasuh daycare berani melaporkan ke orang tua korban.
Baca SelengkapnyaHasil pemeriksaan di Puskesmas Sragi 1, korban ada luka di leher dan di perut dan punggung ada luka memar
Baca SelengkapnyaMomen polisi sampai tak bisa tahan tangis saat evakuasi balita yang disiksa ayah kandungnya sendiri di Pinrang, Sulawesi Selatan.
Baca SelengkapnyaBerdasarkan keterangan saksi, pelaku membanting korban lebih dari dua kali.
Baca SelengkapnyaJasad bayi itu sudah dimakamkan di pemakaman keluarga H. Uspu Dusun Kampung Beru.
Baca SelengkapnyaDiduga orangtuanya melakukan penganiayaan hingga tewas terhadap anaknya inisial AF (3)
Baca SelengkapnyaDitemukan juga secarik kertas yang berisi tulisan nama bayi dan kapan bayi malang tersebut lahir.
Baca SelengkapnyaKepolisian masih menyelidiki penemuan mayat bayi prematur diduga dikubur hidup-hidup orangtuanya tersebut.
Baca SelengkapnyaTengah viral, bayi prematur ini meninggal usai dibuat konten 'baby born' oleh klinik.
Baca SelengkapnyaOrang tua korban sudah ditetapkan sebagai tersangka atas kematian anak kandungnya.
Baca Selengkapnya