Poli Kesat, layanan bagi penyandang gangguan jiwa di Banyuwangi
Merdeka.com - Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas meluncurkan fasilitas terapi Poli Kembali Sehat (Poli Kesat) di Puskesmas Gitik, Kecamatan Rogojampi, Banyuwangi, beberapa waktu lalu. Puskesmas ini menyelenggarakan terapi kerja bagi orang dengan gangguan jiwa (ODGJ).
Anas mengatakan, pasien dengan gangguan jiwa (ODGJ) membutuhkan penanganan yang komprehensif. Sebab, selain membutuhkan pertolongan secara medis, pasien tersebut juga menghadapi tantangan sosial di masyarakat yang harus dihadapi.
"Justru dampak sosialnya cukup serius seperti penolakan, pengucilan dan diskriminasi dari masyarakat. Maka diperlukan langkah selanjutnya bagi mereka setelah menjalani serangkaian pengobatan agar mereka bisa minimal mandiri dan diterima di tengah masyarakat lagi. Salah satunya adalah membekali keterampilan, sekaligus ini untuk terapi kesembuhan," kata Anas.
-
Bagaimana cara menghadapi tantangan kesehatan mental? You are allowed to take up space and ask for what you need.
-
Apa masalah kesehatan mental di Indonesia? Masalah kesehatan mental merupakan salah satu momok yang bisa sangat menakutkan.
-
Mengapa gangguan mental pada lansia penting diatasi? Gangguan mental pada lansia, jika tidak diobati, dapat menyebabkan komplikasi seperti penurunan kualitas hidup, masalah kesehatan fisik, dan bahkan risiko percobaan bunuh diri.
-
Cara mengatasi gangguan mental ? Kamu tidak dapat mengontrol semuanya. Terkadang kamu hanya perlu rileks dan yakin bahwa segala sesuatunya akan berhasil. Lepaskan sedikit dan biarkan hidup terjadi.
-
Kenapa kesehatan mental jadi isu besar? Mengingat kesehatan mental akhir-akhir ini menjadi isu besar generasi mendatang yang harus kita hadapi melalui terobosan-terobosan pada program Health Tourism ke depan yang perlu diadakan sebagai jawaban,' jelas dia.
-
Apa yang jadi fokus kesehatan mental? Dia menyampaikan dalam pemaparan bahwa ada catatan yang perlu dijadikan agenda penting dalam rangka menciptakan kerangka kesehatan komprehensif pada program Health Tourism ke depan yaitu perihal pencegahan penyakit tidak hanya fokusnya secara fisik, tapi juga secara mental health.
Saat ini ada 14 ODGJ yang telah dilatih keterampilan di Poli Kesat. Mereka dilatih keterampilan kerajinan tangan seperti membuat miniatur kapal layar, lampu, gantungan kunci, hingga tas belanja. Salah seorang ODGJ yang mengikuti pelatihan adalah Kholidah (45). Perempuan paruh baya ini sebelumnya pernah menjadi pasien di RS jiwa Licin, Banyuwangi pada tahun 2015. Kholidah nampak sedang membuat kerajinan tas bersama-rekan-rekannya.
Puskesmas Banyuwangi jemput pasien ©2017 Merdeka.com"Saya senang ikut latihan di sini, bisa ketemu teman-teman. Bisa bikin keterampilan, juga buat isi kesibukan," kata Kholidah.
Selain dilatih, lanjut Anas, Dinas Kesehatan Banyuwangi juga membuat program keluarga asuh buat mereka. Yakni mencari keluarga yang mau menerima ODGJ yang sudah pulih untuk bisa menjadi bagian dari keluarga tersebut. Program ini khusus bagi ODGJ yang tidak mempunyai keluarga.
"Kami juga ada program Usaha Asuh, di mana pengusaha di sekitar wilayah puskesmas diajak bekerjasama untuk menampung ODGJ yang sudah pulih untuk bisa bekerja di tempat mereka. Misalnya saja di tempat usaha penggilingan beras dan yang lainnya," jelas Anas.
Dalam kesempatan tersebut hadir Kepala Dinas Kesehatan Jawa Timur Kohar Hari Santoso. Dia mengatakan, Poli Kesat merupakan sebuah inovasi yang sangat bermanfaat bagi ODGJ. Terapi kerja yang diberikan di fasilitas ini merupakan sebuah inovasi yang bermanfaat bagi mereka. "Hari ini bertepatan dengan hari kesehatan dunia di mana temanya adalah masalah kejiwaan. Saya melihat penanganan kejiwaan di Banyuwangi sangat sukses, sangat inovatif. Inovasi ini akan menjadi terapi lanjutan bagi ODGJ selain pengobatan medis," kata Kohar.
Kepala Dinas Kesehatan Banyuwangi dr. Wijilestariono menambahkan bahwa program ini telah menjangkau sejumlah puskesmas di sekitar Puskesmas Gitik. "Poli ini menjangkau beberapa puskesmas seperti Puskesmas Kabat, Puskesmas Badean, dan Puskesmas Gladak. Poli ini terutama untuk menangani ODGJ yang dulunya di pasung oleh keluarganya," kata dr Rio sapaan akrabnya. (mdk/hhw)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Mereka perlu mendapat perhatian dan perlakuan yang baik agar dapat berperan aktif sebagai warga masyarakat.
Baca SelengkapnyaMensos Risma menjemput Orang Dengan Gangguan Jiwa (ODGJ) di Kabupaten Barito Kuala
Baca SelengkapnyaPemprov Sulut menggelontorkan anggaran hingga 30 persen untuk memberikan akses kesehatan seluas-luasnya kepada publik.
Baca SelengkapnyaMensos Risma menceritakan, ia mengunjungi Sumba Timur karena merespon kisah seorang anak yang sakit dan nenek yang merawatnya meninggal.
Baca SelengkapnyaPP Kesehatan baru mengatur hak-hak bagi orang dengan gangguan jiwa atau ODGJ.
Baca SelengkapnyaKemenkes membuat pelatihan-pelatihan agar semakin banyak puskesmas yang dapat menangani masalah-masalah mental.
Baca SelengkapnyaBhabinkamtibnas bekerja sama dengan petugas Dinas Sosial Kecamatan Cengkareng, Ibu Purwani, langsung mendatangi tempat kejadian perkara
Baca SelengkapnyaPemerintah melarang warga negara untuk memasung, menelantarkan dan melakukan kekerasan terhadap orang dengan gangguan jiwa atau ODGJ.
Baca SelengkapnyaMensos Risma menggencarkan pengobatan dengan metode long-acting bagi pasien ODGJ.
Baca SelengkapnyaBagi ODGJ, konsumsi obat secara rutin merupakan hal penting untuk cegah kambuhnya kondisi.
Baca SelengkapnyaPurnomo adalah seorang polisi yang kerap membawa pulang ODGJ untuk dirawat hingga sembuh. Menurutnya, masalah cinta menjadi penyebab paling banyak ODGJ.
Baca SelengkapnyaGanjar Bicara Kesehatan Mental, Kenang Masa Sulit Kerja di Pom Bensin untuk Sekolah
Baca Selengkapnya