Polisi kejar penyebar hoaks adopsi anak korban gempa Palu di Makassar
Merdeka.com - Warga dari berbagai wilayah di Sulsel berbondong-bondong mendatangi TK Akar Panrita Mammisata di Jalan Kirab Remaja, Kelurahan Antang, Kecamatan Manggala, Makassar, Minggu (7/10). Mereka bermaksud mengadopsi anak-anak korban bencana gempa dan tsunami Sulteng yang ditampung di sekolah tersebut.
Yanti (40), warga Kecamatan Pallangga, Kabupaten Gowa sengaja datang bersama suaminya, Rustam ke tempat pengungsian itu demi mendapatkan seorang bayi asal Sulawesi Tengah itu. "Sudah 13 tahun berumah tangga tapi belum punya anak. Datang ke sini cari yang masih bayi atau yang balita usia dua atau tiga tahun," tutur Yanti sumringah.
Sebelum tiba di gedung TK Akar Panrita Mamminasata itu, kata Yanti, dia mencari anak-anak pengungsi di RSUP Wahidin Sudirohusodo dan dapat kabar kalau anak-anak pengungsi banyak ditampung di TK ini. Namun setiba di tempat pengungsian itu, ternyata kabar tawaran adopsi anak itu tidak benar adanya.
-
Apa dampak Gempa Bantul? Gempa M 6,4 Bantul berdampak pada sejumlah kerusakan.
-
Kenapa gempa Batang terjadi? Bisa jadi gempa yang terjadi di Batang berkaitan erat dengan keberadaan Patahan Weleri.
-
Siapa anak durhaka di legenda Pulau Si Kantan? Hidup Penuh Kesederhanaan Mengutip dari beberapa sumber, kehidupan seorang anak bernama Si Kantan yang masih remaja itu hidup bersama orang tuanya dengan begitu sederhana.
-
Siapa yang meninggal akibat Gempa Bantul? Tercatat satu warga meninggal di Kabupaten Bantul.
-
Kenapa anak itu trauma? Tak hanya luka bakar yang tak kunjung sembuh, kini korban mengalami trauma atas kejadian yang menimpanya “Aku kan biasanya buka jendela kalau pagi-pagi. Terus dia takut, 'jangan dibuka, aku takut kalau dibakar. Itu ada orangnya.' Jadi dia kayak trauma gitu“
-
Siapa yang mengklarifikasi kabar tsunami? Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Meteorologi Hang Nadim Batam memberikan klarifikasi bahwa kabar adanya tsunami yang terjadi di Kota Batam dan Tanjungpinang pada Selasa (17/9), adalah kabar bohong atau hoaks.
Ditanya soal prosedur mengadopsi anak, Yanti dan Rustam suaminya mengaku sama sekali tidak tahu prosedur dan syaratnya.
"Oh harus ada izin dari Dinas Sosial yah. Saya juga tidak tahu kalau harus melalui pengadilan tapi saya siap kalau ada prosedur seperti prosedurnya. Saya dan suami siap ikuti proses," ujarnya antusias.
Hal yang sama juga disampaikan salah seorang ibu asal Kabupaten Jeneponto tapi enggan menyebut namanya. Dia datang menemani kakak iparnya yang berminat adopsi anak perempuan.
"Saya temani saja ipar. Tadi pagi kami ke Rumah Sakit Haji lalu ke Rumah Sakit Bhayangkara mencari anak pengungsi yang bisa diadopsi. Terus informasinya ada di tempat pengungsian ini tapi ternyata soal adopsi itu tidak benar," tuturnya seraya menambahkan, kabar soal adopsi itu dapat dari tetangga.
Kepala Sekolah TK Akar Panrita Mammisata, Fitriana Basira menegaskan kabar adopsi anak tersebut tidak benar.
Untuk meredam isu hoaks tersebut, Wakapolrestabes Makassar, AKBP Hotman CF Sirait memerintahkan satuan Reskrim Polrestabes Makassar melakukan langkah-langkah penyelidikan terhadap nomor telepon atas nama Ibu Ilmi yang tertera di medsos soal tawaran 100 anak-anak pengungsi untuk diadopsi.
"Ibu Ilmi ini sudah masukkan laporan ke Polrestabes Makassar karena merasa dirugikan oleh pelaku yang memposting dan memviralkan soal tawaran adopsi 100 anak pengungsi itu mencatut nama dan nomor ponselnya," kata Hotman.
Namun, kata Hotman lagi, pelaku yang memposting dan memviralkan kabar hoaks itu belum ditemukan hingga hari ini, Minggu, (7/10). Dijelaskan kalau pihaknya masih menelusurinya dengan menggunakan nomor ponsel Ibu Ilmi, warga Makassar yang merasa dirugikan karena nama dan nomor ponselnya telah dicatut oleh pelaku.
(mdk/ded)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Akun TikTok diduga telah mengunggah video editan dari foto tangkapan layar media
Baca SelengkapnyaKabidhumas Polda Kepri Kombes. Pol. Zahwani Pandra Arsyad pun telah membantah kabar tersebut.
Baca SelengkapnyaMeski Palti Hutabarat tidak ditahan, Bareskrim memastikan bakal terus melanjutkan proses penyidikan kasus
Baca SelengkapnyaFatimah pun menceritakan soal awal mula anaknya Ramadhani Purwadi Sastra bisa dikaitkan dalam kasus pembunuhan Vina dan Eky.
Baca SelengkapnyaPalti bukan merupakan pihak pertama yang menyebarkan video tersebut.
Baca SelengkapnyaSaid dilaporkan Maskota HJS, ketua Apdesi Kabupaten Tangerang yang juga Kades Blimbing, Kecamatan Kosambi, Kabupaten Tangerang.
Baca Selengkapnya"Trail by the press dari orangnya bukan medianya. Orang ini ngomong, inisialnya G,” ujar Suharyono
Baca SelengkapnyaWahyu mengaku kedua orang tuanya meninggal dunia akibat tsunami dan gempa yang menerjang Kota Palu pada tahun 2018..
Baca SelengkapnyaKasus ini mencuat setelah viral pengakuan ibu korban putrinya dilecehkan ayah kandung.
Baca SelengkapnyaTodung Mulya Lubis mengungkapkan kronologi penangkapan Palti yang dilakukan oleh polisi.
Baca SelengkapnyaKepala Desa Rawapanjang, Kecamatan Bojonggede, Kabupaten Bogor Mohammad Agus, keberatan bocah G (6) yang tinggal di wilayahnya viral karena mengaku kelaparan.
Baca SelengkapnyaBeredar unggahan di media sosial mengatasnamakan UNHCR Indonesia yang meminta pengungsi Rohingya diberi KTP Indonesia hingga pulau kosong
Baca Selengkapnya