Polisi pastikan pria yang aniaya KH Hakam Mubarok di Lamongan sakit jiwa
Merdeka.com - Polisi telah memastikan pelaku penganiayaan terhadap KH Hakam Mubarok, pengasuh Pondok Pesantren (Ponpes) Karangasem, Kabupaten Lamongan, Jawa Timur, menderita kelainan jiwa. Hal itu dipastikan setelah penyidik Reskrim Polres Lamongan menginterograsi pria berinisial NT tersebut.
Kabid Humas Polda Jawa Timur, Kombes Pol Frans Barung Mangera menjelaskan saat dimintai keterangan, NT berbicara selalu tidak jelas. Dia mengaku bapaknya Klewar, rumahnya Lemahbang Kulon, namanya Paijo kadang mengaku Gana Kriana.
Dari pengakuan itulah, penyidik menganalisa bahwa Lemahbang Kulon itu adalah Kecamatan, di wilayah Kabupaten Cirebon. Dari situ polisi melakukan koordinasi dengan Kasat Reskrim Polres Cirebon, AKP Reza Arifian, dan dibenarkan.
-
Siapa pelaku penganiayaan? Viral Remaja Pukuli Bocah Lalu Mengaku sebagai Keponakan Mayor Jendera Sekelompok remaja tmenganiaya dan mencaci bocah di Bandung, Jawa Barat.
-
Siapa yang melakukan penganiayaan? Seorang bocah berusia 8 tahun di Semarang diduga dibakar teman sepermainannya.
-
Siapa yang diduga melakukan penganiayaan? Leon Dozan diduga melakukan penganiayaan terhadap Rinoa Aurora Senduk setelah foto dan video dalam tangkapan layar obrolan di Whatsapp terbongkar.
-
Dimana kejadian penganiayaan terjadi? Nasib sial dialami Damari (59) pengemudi ojek online warga Jurumudi, Kota Tangerang, yang dikeroyok tiga orang pria tidak dikenal saat akan menjemput pelanggan di depan pasar Tanah Tinggi, Kota Tangerang.
-
Siapa yang dituduh melakukan kekerasan? Menurut Vanessa, Yudha Arfandi lah yang melakukan tindakan kekerasan terhadap Tamara Tyasmara.
-
Siapa pelakunya? Orang ke-3 : 'Seperti biasa saya menjemput anak saya pulang sekolah sekitar jam tersebut'Karena 22 jam sebelum 5 April 2010 adalah jam 1 siang 4 april 2010 (hari minggu)
"Setelah ditunjukan foto pelaku ke Polres Cirebon, baru diketahui namanya memang NT kelahiran 23 Novemver tahun 1994, sekarang diperkirakan berusia 23 tahun," terang Kombes Pol Frans Barung Mangera, Senin (19/2).
Berdasarkan data dari Polres Cirebon, pelaku ini tidak lulus sekolah. Karena hanya menempuh pendidikan sampai SMP kelas 2. Kini tidak bekerja dan tinggal di Desa Lemahabang Kulon, Kabupaten Cirebon. Selain itu, NT juga sudah meninggalkan keluarganya semenjak 4 tahun yang lalu.
"Semuanya itu diakui keluarganya bahwa yang bersangkutan orang gila sejak kecil. Keluarga juga sudah melihat langsung, kalau NT mempunyai ciri khusus di tangan kiri dekat ketiak seperti tompel sejak lahir. Namun tidak ada surat keterangan gila nya," katanya.
Kasus penganiayaan dialami KH Hakam Mubarok, itu terjadi Minggu (18/2) kemarin, dan sempat viral akun media sosial facebook.
Meski pelaku itu orang gila, namun kasusnya menjadi atensi kepolisian, dan TNI. Sehingga Kapolda Jawa Timur Irjen Pol Machfud Arifin bersama Pangdam V Brawijaya Mayjen TNI Arif Rahman langsung turun ke lokasi melihat kondisinya.
Masyarakat jangan terprovokasi
Ketua PWNU Jawa Timur, KH M Hasan Mutawakkil Alallah mendesak agar kepolisian bersungguh-sungguh mengusut tuntas siapa dan apa di balik semua insiden penyerangan tersebut.
"Apakah ini kriminal murni atau ada gerakan by design atas semua peristiwa yang terjadi belakangan ini," kata Kiai Mutawakkil.
Pengasuh Pesantren Zainul Hasan Genggong Probolinggo tersebut menyerahkan permasalahan ini kepada aparat kepolisian sebagai pemegang otoritas keamanan dan ketertiban masyarakat.
"Sebagai umat beragama di tengah banyaknya informasi dan opini yang berseliweran terutama di media sosial, hendaknya kembali pada tuntunan agama untuk senantiasa melakukan tabayyun," ujar dia.
Pada saat yang sama, Kiai Mutawakkil meminta masyarakat dan Nahdliyyin tetap tenang, waspada, tidak terprovokasi. Tidak perlu mengambil tindakan sendiri yang malah menimbulkan keresahan dan merusak harmoni kehidupan sosial di Jatim yang sudah berjalan baik.
"Hindari saling menebar kebencian, adu domba dan fitnah antar golongan atau antar umat beragama yang justru merusak sendi kehidupan beragama, bermasyarakat dan bernegara, terutama di tahun politik 2018 dan 2019," pungkasnya.
(mdk/ian)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Aksi pelaku memukul dan mengancam menggunakan badik tersebut viral di media sosial.
Baca SelengkapnyaInformasi yang beredar, terjadi kesalahpahaman atas tudingan korban diduga merendahkan kehormatan istri warga setempat dan keluarganya dan membuat tersinggung.
Baca SelengkapnyaKapolsek Sako belum dapat menjelaskan secara gamblang kronologi kejadian dan penyebabnya.
Baca SelengkapnyaPara tersangka berinisial IKS (44), KKD (23), DGS (49), KAP alias Badut (43), DGPM (29), IKYG (28), KDW (36), DGM (31), PPS(41) dan DGIG (25).
Baca SelengkapnyaViral seorang yang pria berbaju biru memukuli korban berkaos merah ditepi jembatan.
Baca SelengkapnyaBerdasarkan video rekaman kamera CCTV yang viral di media sosial itu terlihat kejadian tersebut terjadi di tepi jalan raya.
Baca SelengkapnyaBerdasarkan gambar yang disebar di media sosial, setelah dianiaya korban tergeletak bersimbah darah di tengah kegelapan malam.
Baca SelengkapnyaKorban SP tewas di tempat dengan banyak luka dan SL turut mengalami luka yang kini dirawat di rumah sakit.
Baca SelengkapnyaBerutnung sungai tempat korban dilempar tidak terlalu dalam.
Baca SelengkapnyaKorban pertama jadi sasarannya adalah mertua laki-laki yang duduk istirahat.
Baca SelengkapnyaAnggota Brimob diduga lepas tanggung jawab karena hanya bayar biara pengobatan 2 juta. Sementara luka korban sangat serius.
Baca SelengkapnyaKonten yang disebarkan R dengan narasi pendemo ditusuk aparat adalah hoaks.
Baca Selengkapnya