Rusak 2 mata air milik desa, warga Masuru bakar 3 ekskavator
Merdeka.com - Tiga unit alat berat jenis ekskavator milik perusahaan Hutan Tanaman Industri (HTI) di Kabupaten Gorontalo Utara, Provinsi Gorontalo, dibakar orang tak dikenal.
Humas perusahaan HTI, Rudi Hartono Uno, Senin, mengatakan, pihaknya sudah melaporkan insiden yang merugikan rekanannya diperkirakan mencapai Rp 5 miliar.
"Tim penyidik dari kepolisian dan kejaksaan serta aparat TNI sudah turun ke lokasi insiden, bahkan tiga alat berat yang diduga dibakar pelaku pembalakan liar (ilegal logging) sudah diberi garis polisi untuk kepentingan pengusutan lebih lanjut," ujar Rudi, seperti dikutip dari Antara, Senin (27/10).
-
Bagaimana masyarakat sekitar memanfaatkan lahan di Desa Wisata Danau Diateh? Dengan suhu yang relatif dingin, masyarakat sekitar sangat memanfaatkan lahan hijaunya untuk dijadikan pertanian. Hampir 80% dari kawasan ini masih dimanfaatkan sebagai lahan pertanian yang dikelola langsung oleh masyarakat sekitar.
-
Siapa yang terlibat dalam pengelolaan lahan basah? 'Masyarakat akan selalu menjadi pusatnya, karena keterlibatan mereka bisa menjadi kunci sukses pengelolaan lahan basah,' imbuh Erwin.
-
Di mana Pertamina Hulu Rokan membangun lahan basah? PHR telah membangun lahan basah buatan seluas 5.000 m2 di salah satu wilayah kerja Blok Rokan.
-
Siapa yang terlibat dalam kerja sama pengembangan Kawasan Hutan Labanan? Proyek ini berakhir pada tahun 1996 lalu dilanjutkan kerja sama dengan Uni Eropa melalui Berau Forest Management Project atau BFMP.
-
Di mana warga berebut air bersih? Pemandangan serupa juga terjadi di Blora, Jawa Tengah. Warga Desa Jepangrejo berebut air bersih bantuan dari BBWS Pemali-Juwana.
-
Siapa yang terlibat dalam program Mentan di lahan rawa? Bagi Mentan, keterlibatan penyuluh sangat penting untuk mencapai produksi padi setara 35 juta ton beras.'Penyuluh dan petani merupakan garda terdepan dalam pembangunan pertanian.
Ia menjelaskan kronologis kejadian pembakaran yang terjadi tanggal 25 Oktober 2014, sekitar pukul 18.15 Wita di lahan grup HTI yaitu PT Gema Nusantara Jaya (GNJ), di petak 17 zona 28, dusun Niola, Desa Masuru, Kecamatan Kwandang.
Menurutnya, tiga unit eskavator milik rekanan HTI yaitu PT Permata Sani Mardani yang dipekerjakan PT GNJ sedang berada di lokasi setelah melakukan aktivitasnya, kemudian lokasi tersebut didatangi sekitar 20 orang warga sekitar pukul 11.00 Wita.
Dari pengakuan salah seorang karyawan PT GNJ, Nanang Olii (24), sempat melihat 20 orang warga Desa Masuru menuju lokasi tersebut, bahkan sempat meminta agar pihak perusahaan HTI tidak lagi bekerja atau beroperasi di lahan yang diklaim sebagai milik warga.
Sebab, kata salah satu perwakilan warga tersebut, jika di area lahan yang sedang digarap pihak HTI terdapat dua mata air dan lahan-lahan perkebunan milik warga.
"Kemudian, para warga meninggalkan lokasi yang diketahui kembali ke rumahnya masing-masing," ujar Rudi mengutip informasi rekan kerjanya tersebut.
Selang beberapa jam kemudian, yaitu pukul 18.30 Wita, pihak keamanan (security) perusahaan HTI yang ada di Desa Leyao, Kecamatan Tomilito, menginformasikan tentang adanya asap hitam tebal yang berasal dari petak 17 zona 28, yaitu Tempat Kejadian Perkara (TKP).
Informasi tersebut langsung disampaikan ke pos Nurseri HTI di Dusun Ginta, Desa Bubode dan pihaknya bersama puluhan karyawan langsung ke lokasi untuk melihat kondisi di lapangan.
"Kami belum mengetahui persis siapa pelaku pembakaran ini, namun pihak kepolisian, bahkan Kapolda Gorontalo didampingi Kapolres Gorontalo telah meninjau lokasi dan melihat kondisi alat berat yang terbakar," kata Rudi.
Meski belum meminta pengamanan khusus dari kepolisian, namun Rudi berharap aktivitas perusahaan tersebut bisa kembali normal dengan jaminan keamanan dan ketertiban seperti yang dijanjikan pemerintah daerah setempat kepada pihaknya selaku investor.
Pasca insiden tersebut Rudi mengaku, karyawan HTI belum diizinkan melakukan aktivitas di sekitar lokasi kejadian, namun mereka tetap diberdayakan untuk kegiatan penanaman lainnya.
(mdk/hhw)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Dari laporan karhutla hari ke-10 di Desa Suka Maju untuk sektor kiri api sudah dapat dikendalikan namun masih berasap.
Baca SelengkapnyaWarga di berbagai daerah terpaksa mencari air di dalam hutan yang jaraknya mencapai satu kilometer dari desa mereka.
Baca SelengkapnyaPemadaman karhutla juga menggunakan alat berat dan helikopter
Baca SelengkapnyaCuaca ekstrem wajib diwaspadai. Petani penggarap lahan tengah membakar rumput untuk membersijkan lahan garapan, ujungnya dua hektare lahan dilahap api.
Baca SelengkapnyaPendistribusian air bersih ini, lanjut Twedi, dilakukan atas laporan warga Cibarusah yang kesulitan mendapatkan air bersih di saat musim kemarau.
Baca SelengkapnyaKemarau panjang menyebabkan warga puluhan desa di Trenggalek krisis air bersih. Tidak hanya itu, dalam hitungan bulan sudah terjadi 32 kebakaran hutan.
Baca SelengkapnyaBerdasarkan video yang diterima, api tampak memerah seperti lava pijar yang mengalir dari puncak Gunung Telomoyo.
Baca SelengkapnyaRatusan hektare lahan di Sumatera Selatan terbakar sepanjang musim kemarau tahun ini. Kebakaran terparah terjadi di Ogan Ilir dan Ogan Komering Ilir (OKI).
Baca Selengkapnya824 Ha hutan dan lahan terbakar, bahkan saat ini masih terjadi kebakaran di Kecamatan Uluere.
Baca SelengkapnyaSebanyak 229,54 hektare hutan dan lahan di Jambi terbakar dalam delapan bulan terakhir. Kebakaran itu paling banyak dipicu ulah masyarakat.
Baca SelengkapnyaEksportir mangrove diduga memanfaatkan warga lokal untuk menebang pohon, mengolah jadi arang dan siap dijual ke luar negeri.
Baca SelengkapnyaAsap masuk ke sekolah karena lokasi titik api kebakaran lahan sangat dekat dengan SMP Negeri 8 Tambang.
Baca Selengkapnya