Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Sejarah Gang Dolly sampai terbesar di Asia Tenggara

Sejarah Gang Dolly sampai terbesar di Asia Tenggara Gang Dolly. ©2013 Merdeka.com/Moch Andriansyah

Merdeka.com - Sebagian besar di seluruh negara tepatnya di kota-kota besar ada lokasi prostitusi. Termasuk Indonesia, siapa tak kenal dengan kawasan Dolly yang berada disudut kota Surabaya, Jawa Timur.

Konon, Dolly di lokalisasi pelacuran disebut-sebut yang terbesar se-Asia Tenggara. Betapa tidak, sedikitnya 9.000 lebih pelacur numplek jadi satu di kawasan tersebut. Pria hidung belang kalangan atas hingga bawah tak sulit ditemukan di kawasan Dolly. Tidak hanya penduduk lokal, wisatawan asing pun tak jarang datang ke sini sekadar untuk memuaskan birahi.

Kendati begitu, benar atau tidak, belum ada catatan pembanding resmi dengan kompleks lokalisasi di negeri lain, misalnya; kawasan Phat Pong di Bangkok, Thailand dan Geylang di Singapura.

Lokalisasi ini hampir menyelimuti seluruh jalan di kawasan itu. Bahkan, Dolly lebih dikenal ketimbang kota Surabaya sendiri. Para bule yang sering mangkal di Bali pun kerap menyeberang ke Surabaya hanya untuk 'menjajal' wanita-wanita malam yang dijajakan di Dolly.

Bicara soal Dolly, tak banyak yang tahu tentang bagaimana sejarah lokalisasi ini berdiri hingga bisa besar dan terkenal seperti sekarang.

Sejarah mencatat, kawasan Dolly rupanya dahulu adalah tempat pemakaman warga Tionghoa pada zaman penjajahan Belanda. Namun pemakaman ini disulap oleh seorang Noni Belanda bernama Dolly sebagai tempat prostitusi khusus bagi para tentara negeri kincir angin itu. Bahkan keturunan tante Dolly juga disebut-sebut masih ada hingga kini malah tidak meneruskan bisnis esek-esek ini.

Sebagai pencetus komplek lokalisasi di Jalan Jarak, Kelurahan Putat Jaya, Kecamatan Sawahan, Kota Surabaya ini maka perempuan dengan sebutan tante Dolly itu kemudian dikenal sebagai tokoh melegenda tentang asal muasal terbentuknya gang lokalisasi prostitusi tersebut.

Dalam beberapa kisah tutur masyarakat Surabaya, awal pendiriannya, tante Dolly hanya menyediakan beberapa gadis untuk menjadi pekerja seks komersial. Melayani dan memuaskan syahwat para tentara Belanda. Seiring berjalannya waktu, ternyata pelayanan para gadis asuhan tante Dolly tersebut mampu menarik perhatian para tentara untuk datang kembali.

Dalam perkembangannya, gang Dolly semakin dikenal masyarakat luas. Tidak hanya prajurit Belanda saja yang berkunjung, namun warga pribumi dan saudagar yang berdagang di Surabaya juga ikut menikmati layanan PSK. Sehingga kondisi tersebut berpengaruh kepada kuantitas pengunjung dan jumlah PSK.

Dolly juga menjelma menjadi kekuatan dan sandaran hidup bagi penduduk di sana. Terdapat lebih dari 800 wisma esek-esek, kafe dangdut dan panti pijat plus yang berjejer rapi. Setidaknya setiap malam sekitar 9.000 lebih penjaja cinta, pelacur di bawah umur, germo, ahli pijat siap menawarkan layanan kenikmatan kepada para pengunjung.

Tidak hanya itu, Dolly juga menjadi tumpuan hidup bagi ribuan pedagang kaki lima, tukang parkir, dan calo prostitusi. Semua saling berkait menjalin sebuah simbiosis mutualisme.

Kisah lain tentang Dolly juga pernah ditulis Tjahjo Purnomo dan Ashadi Siregar dalam buku berjudul "Dolly: Membedah Dunia Pelacuran Surabaya, Kasus Kompleks Pelacuran Dolly" yang diterbitkan Grafiti Pers, April 1982. Dalam buku itu disebutkan dulu kawasan Dolly merupakan makam Tionghoa, meliputi wilayah Girilaya, berbatasan dengan makam Islam di Putat Gede.

Baru sekitar tahun 1966 daerah itu diserbu pendatang dengan menghancurkan bangunan-bangunan makam. Makam China itu tertutup bagi jenazah baru, dan kerangka lama harus dipindah oleh ahli warisnya. Ini mengundang orang mendapatkan tanah bekas makam itu, baik dengan membongkar bangunan makam, menggali kerangka jenazah, atau cukup meratakan saja.

Setahun kemudian, 1967, muncul seorang pelacur wanita bernama Dolly Khavit di kawasan makam Tionghua tersebut. Dia kemudian menikah dengan pelaut Belanda, pendiri rumah pelacuran pertama di jalan yang sekarang bernama Kupang Gunung Timur I. Wisma miliknya antara lain bernama T, Sul, NM, dan MR. Tiga di antara empat wisma itu disewakan pada orang lain. Demikian asal muasal nama Dolly.

Dolly semakin berkembang pada era tahun 1968 dan 1969. Wisma-wisma yang didirikan di sana semakin banyak. Adapun persebarannya dimulai dari sisi jalan sebelah barat, lalu meluas ke timur hingga mencapai sebagian Jalan Jarak.

Belakangan, ramai dibicarakan bahwa tempat prostitusi ini bakal ditutup oleh pemerintah setempat. Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini menjadi salah satu aktor utama yang ingin jika tempat-tempat lokalisasi di kawasan Surabaya ditutup. Alasannya, lokalisasi selalu menjadi muara kasus human trafficking yang kian menjadi akhir-akhir ini.

Pertanyaannya, mampukah sang wali kota menutup Dolly? Pasalnya, Dolly juga diyakini menjadi salah satu penyumbang APBD terbesar setiap bulannya bagi pemerintah Surabaya, berkisar hingga puluhan miliar rupiah, uang yang masuk dari praktik haram itu ke pemerintah daerah Surabaya.

Baca Juga:

Risma: Saya pasti bisa menutup Gang Dolly

Sejarah Gang Dolly sampai terbesar di Asia Tenggara

Kerja apa penghuni Dolly setelah ditutup?

Berapa perputaran uang di Dolly dalam semalam?

Diimingi gaji tinggi, 7 kembang desa nyaris dijual ke Malaysia (mdk/has)

Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Miras dan Kondom Warnai Penggusuran Gang Royal
Miras dan Kondom Warnai Penggusuran Gang Royal

Anak di bawah umur pernah dijadikan budak prostitusi di kawasan Gang Royal.

Baca Selengkapnya
Menelusuri Sarang Prostitusi di Gang Royal, Bilik Asmara dan Cafe Remang-Remang Kini Rata dengan Tanah
Menelusuri Sarang Prostitusi di Gang Royal, Bilik Asmara dan Cafe Remang-Remang Kini Rata dengan Tanah

Petugas membongkar puluhan kafe dan bilik kamar yang biasa digunakan untuk bercinta.

Baca Selengkapnya
Menelusuri Gang Royal, Tempat Esek-Esek yang Kini Dibongkar
Menelusuri Gang Royal, Tempat Esek-Esek yang Kini Dibongkar

SK yang bekerja di dalam gang yang bangunannya tengah dirobohkan itu disebut 'anak dalam'.

Baca Selengkapnya
Kisah Unik Tasikmalaya, Empat Kali Ganti Nama dan Punya Banyak Julukan
Kisah Unik Tasikmalaya, Empat Kali Ganti Nama dan Punya Banyak Julukan

Dilihat dari sejarahnya, ternyata kota ini memiliki banyak keunikan yang jarang diketahui

Baca Selengkapnya
Warga 'Kafe' Gang Royal Sayangkan Bangunan Dibongkar Meski Punya Sertifikat
Warga 'Kafe' Gang Royal Sayangkan Bangunan Dibongkar Meski Punya Sertifikat

Terdapat satu alat berat juga ikut merobohkan bangunan tersebut.

Baca Selengkapnya
Potret 'Las Vegas' di Batavia, Surga Dunia buat Kelas Atas Belanda & China Menikmati Cinta Semalam
Potret 'Las Vegas' di Batavia, Surga Dunia buat Kelas Atas Belanda & China Menikmati Cinta Semalam

Gemerlap kota Las Vegas ternyata ada di Indonesia. Lokasi berada di gang sempit di Jakarta dan sempat menjadi favorit orang kalangan atas Belanda & Tionghoa.

Baca Selengkapnya
Kini Tinggal Kenangan, Ini Potret Toko Pertama yang Sediakan Jasa Antar Barang dan Jadi Tempat Nongkrong Pemuda Pejuang Surabaya
Kini Tinggal Kenangan, Ini Potret Toko Pertama yang Sediakan Jasa Antar Barang dan Jadi Tempat Nongkrong Pemuda Pejuang Surabaya

Mirisnya bangunan cagar budaya ini dihancurkan untuk pembangunan mall

Baca Selengkapnya
Dulunya Kawasan Judi Terkenal Kini Bak Kota Mati, Ini Sejarah Marina City di Kota Batam
Dulunya Kawasan Judi Terkenal Kini Bak Kota Mati, Ini Sejarah Marina City di Kota Batam

Kawasan ini dulunya tempat perjudian dan terkenal dengan kehidupan yang hedon serta penuh kemewahan.

Baca Selengkapnya
Begini Cara Fredy Pratama Cuci Uang Hasil Narkoba, Bikin Hotel hingga Restoran
Begini Cara Fredy Pratama Cuci Uang Hasil Narkoba, Bikin Hotel hingga Restoran

Aset yang dihasilkan dari kejahatan narkotika ini mencapai Rp 10,5 triliun, menggambarkan skala bisnis ilegal yang sangat besar.

Baca Selengkapnya
Diduga Jadi Tempat Esek-Esek dan Kriminalitas Tinggi, Ratusan Bangunan Liar di Gang Royal Jakut Dibongkar
Diduga Jadi Tempat Esek-Esek dan Kriminalitas Tinggi, Ratusan Bangunan Liar di Gang Royal Jakut Dibongkar

Satpol PP DKI Jakarta akan bersinergi dengan PT KAI untuk mengembalikan lahan tersebut sesuai dengan fungsinya sebagai ruang terbuka hijau (RTH).

Baca Selengkapnya
Wajah Baru Eks Lokalisasi Dolly, Warganya Sukses Kembangkan UMKM
Wajah Baru Eks Lokalisasi Dolly, Warganya Sukses Kembangkan UMKM

Gang Dolly dulu dikenal sebagai lokalisasi besar di Surabaya. Siapa sangka, kini kehidupan warganya berubah 180 derajat.

Baca Selengkapnya