Surau Raden Sulaiman, Jejak Kerajaan Sambas Islam di Kalimantan Barat
Merdeka.com - Surau Raden Sulaiman di Desa Sebangun yang menjadi bagian terpenting jejak dan bukti sejarah Kabupaten Sambas, Kalimantan Barat, kini mulai digarap dan ditargetkan untuk dijadikan destinasi wisata sejarah dan religi di daerah tersebut.
"Sekarang Pemerintah Desa Sebangun telah membentuk panitia pemugaran. Semoga cepat terealisasi dan menjadikan Surau Raden Sulaiman dapat dikunjungi wisatawan," ujar Kepala Desa Sebangun Sarbini saat dihubungi di Sambas, Senin (20/2).
Sarbini menjelaskan alasan Surau Raden Sulaiman menjadi destinasi wisata. Sebab, Raden Sulaiman adalah sosok pendiri sekaligus raja pertama Sambas dengan gelar Sultan Muhammad Shafiuddin I.
-
Dimana Sulaiman lahir? Pria yang kerap disapa Inyiak Canduang ini lahir pada 10 Desember 1871 di Candung (kini Kecamatan di Agam).
-
Siapa pendiri Sumatra Thawalib? Buah pemikiran modern itu terbentuklah Sumatra Thawalib yang menjadi sekolah Islam modern pertama yang berdiri di Indonesia.
-
Siapa guru Sulaiman? Meskipun bersekolah di Kairo, guru dan teman-teman Sulaiman tetap orang Indonesia.
-
Siapa pendiri Kerajaan Mataram Islam? Panembahan Senapati (Danang Sutawijaya atau Dananjaya) adalah pendiri Kerajaan Mataram Sultanate.
-
Siapa pendiri Kerajaan Samudera Pasai? Kesultanan Samudera Pasai didirikan pada abad ke-13 yang dipimpin oleh seseorang yang saleh bernama Meurah Silu. Ia juga menjadi raja dari Kesultanan Samudera Pasai yang bergelar Sultan Malik Al-Saleh atau Malikulsaleh.
-
Siapa pemimpin Kerajaan Sriwijaya pertama? Mengulik sedikit tentang sejarah, Kerajaan Sriwijaya berdiri pada tahun 7 masehi yang dipimpin oleh Dapunta Hyang Sri Janayasa atau Sri Janayasa sebagai raja pertamanya.
Dari berbagai referensi, kata dia, Kota Bangun merupakan tapak pertama Raja Tengah atau ayah dari Raden Sulaiman yang mendirikan sebuah perkampungan sewaktu pertama kali datang ke negeri Sambas.
"Di Kota Bangun inilah cikal bakal berdirinya Kerajaan Sambas Islam, peninggalan yang ada sampai sekarang adalah sebuah surau, oleh masyarakat setempat diberi nama Surau Raden Sulaiman," ujar dia.
Dijelaskan pula bahwa penyebutan istilah kesultanan bermula pada saat Raden Sulaiman dinobatkan menjadi penguasa di Sambas dengan gelar Sulthan Muhammad Tsafiuddin. Kesultanan Sambas baru memulai sejarahnya pada permulaan berkembangnya agama Islam sejak awal abad ke-16.
Ia mengemukakan bahwa harapan Pemdes Sebangun dengan adanya wisata sejarah tersebut dapat memberikan dampak ekonomi bagi masyarakat.
Dengan demikian, kata dia, warga sekitar punya kesempatan untuk memperoleh pemasukan, misalnya dengan membuat semacam pernak-pernik dan kuliner khas Desa Sebangun berupa olahan sagu sebagai oleh-oleh untuk dibawa pulang oleh wisatawan.
(mdk/ded)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Sultan pertama Samudera Pasai ini konon menjadi raja pertama yang bisa membaca Al-Qur'an pada abad ke-13.
Baca SelengkapnyaMengingat usianya yang begitu tua, masjid ini punya sejarah yang panjang
Baca SelengkapnyaMasjid ini merupakan cikal bakal berdirinya Kota Pontianak pada tahun 1771.
Baca SelengkapnyaSalah satu dari sekian banyak ulama dari Tanah Minangkabau pendiri organisasi Islam serta memperjuangkan sistem pendidikan di Sumatra Barat.
Baca SelengkapnyaBanyak penutur sejarah yang menyebut bahwa masjid ini dibangun pada tahun 1755,
Baca SelengkapnyaSSK II diangkat jadi penasihat Soekarno usai kemerdekaan di tahun 1946 hingga 1950-an.
Baca SelengkapnyaRaja Champa meminta prajuritnya membunuh Syekh Ibrahim Asmoroqondi karena tak suka dengan dakwah Islam yang dilakukannya.
Baca SelengkapnyaKerajaan Mataram Islam adalah salah satu kerajaan terbesar yang pernah berdiri di Pulau Jawa, Indonesia.
Baca SelengkapnyaJelajah Masjid Raya Syahabuddin, jejak peninggalan sejarah dari Kerajaan Siak.
Baca SelengkapnyaSultan Syarif Kasim II menduduki kekuasaan Kesultanan Siak saat usianya 16 tahun. Selain jadi raja termuda, dirinya juga menjadi raja terakhir.
Baca SelengkapnyaBanyak spekulasi terkait asal-usul penamaan "Sumatra". Disebut, wilayah ini konon diambil dari nama tokoh Raja Sriwijaya.
Baca SelengkapnyaSetelah penantian yang lama, akhirnya warga Riau bisa menikmati lift setinggi 73 meter di puncak Jembatan Tengku Agung Sultanah Latifah.
Baca Selengkapnya