Tak dirawat, situs bersejarah di Tangsel kotor dan lumutan
Merdeka.com - Sebuah situs sejarah di bundaran Cisauk, Kecamatan Serpong, Tangerang Selatan (Tangsel) terlihat tak terurus. Situs tersebut berupa Tugu Peringatan Rakjat Serpong.
Tugu tersebut merupakan simbol perlawanan rakyat terhadap agresi militer Belanda. Situs itu terhimpit oleh warung kelontong dan rumah makan Padang di samping kiri dan kanannya.
Kondisi Tugu Peringatan Rakjat Serpong saat ini memprihatinkan. Bangunan tugu ditumbuhi lumut dan beberapa bagiannya sudah retak. Di samping kiri dan kanan tugu itu pun sudah dibangun warung kelontong serta rumah makan Padang, yang bersebelahan persis dengan bangunan tugu.
-
Apa simbol perjuangan rakyat Indonesia? Bambu runcing adalah simbol perjuangan rakyat Indonesia melawan penjajah.
-
Apa yang dilakukan tentara Belanda di Tegal? Potret lawas selanjutnya adalah tentara Belanda sedang menikmati alunan musik keroncong yang diamkan oleh orang-orang Pribumi. Nampak 3 orang tentara sedang duduk di sebidang tanah di Kota Tegal kurang lebih tahun 1947. Seakan-akan foto itu berbicara, ketiga tentara itu begitu sumringah dan senang mendengarkan musik keroncong yang dibawakan oleh warga pribumi.
-
Kenapa dibangun Tugu Pahlawan? Tugu Pahlawan adalah monumen yang didirikan untuk mengenang peristiwa Pertempuran 10 November 1945 di Surabaya, di mana arek-arek Suroboyo berjuang melawan pasukan Sekutu dan Belanda.
-
Apa peninggalan Belanda di Tapanuli Selatan? Salah satu jejak peninggalan kolonial Belanda ada di Tapanuli Selatan berupa kolam renang.
-
Siapa yang memimpin perlawanan melawan Belanda? Ketika melawan Belanda, Radin Intan II dikenal sebagai sosok pemimpin panglima perang di usianya yang masih 16 tahun.
-
Apa fungsi tugu batu tersebut? Batu ini disebut 'miliarium', merupakan penanda penting atau semacam tugu di sepanjang sistem jalan raya Kekaisaran Romawi.
Padahal, Tugu Peringatan Rakjat Serpong merupakan simbol perlawanan masyarakat saat itu terhadap Agresi Militer Belanda Kedua, tahun 1948. Dalam perlawanan di kala itu, tokoh-tokoh masyarakat bergabung dan bersama-sama warga menyerang tentara Belanda yang membuat pos jaga di sebuah bangunan yang kini menjadi Kantor Samsat Cilenggang.
Perlawanan mereka didasari atas keinginan mempertahankan kemerdekaan telah diproklamasikan oleh Soekarno dan Mohammad Hatta pada Agustus tahun 1945.
Untuk memastikan adanya situs tersebut, harus mendekat terlebih dahulu ke warung. Bentuk bangunan situs itu tampak memiliki tinggi dua meter dilengkapi tiang dan Bendera Merah Putih di atasnya.
Adapun tulisan di tugu tersebut yaitu 'Tugu Peringatan Proklamasi 17 Agustus 1945-Didirikan Pada Hari Selasa Djam 6 Petang Tgl 27 Desember 1949 (5 Maulud 1369) Rakjat Serpong'.
"Enggak ada yang rawat ya gitu deh lama-lama. Jadi lumutan gini ya kan," ujar seorang penjaga restoran makan Padang.
Mantan Ketua Dewan Kesenian Tangerang Selatan, Agam Pamungkas Lubah mengatakan, mestinya Pemkot Tangsel memperhatikan situs bersejarah tersebut. Dia pun mengaku pernah bilang ke Wali Kota Tangsel agar situs itu dirawat.
"Harusnya Pemerintah Kota Tangerang Selatan lebih memperhatikan situs bersejarah yang ada di Tangsel. Saya sudah pernah bilang ke Bu Airin dari zaman dia baru jabat tahun 2010, sampai sekarang mana? Cuma dibiarkan begitu saja, tidak ada tindak lanjut," kata Agam.
Agam menilai, tidak ada keseriusan sama sekali dari pihak Pemerintah Kota Tangerang Selatan dalam memelihara situs bersejarah di daerahnya.
Padahal, dana dari APBD (Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah) dianggap cukup untuk sekadar menata dan membuat situs bersejarah Tugu Peringatan Rakjat Serpong menjadi lebih terawat.
"Pemkot Tangsel kan banyak duit, bisa saja bebasin tanah di sana, tugu bisa ditata. Kalau sekarang kan ketutupan sama warung-warung punya pedagang," tutur Agam.
(mdk/cob)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Potret makam para Pejuang Indonesia terbengkalai di pelosok desa Sumedang, Jawa Barat.
Baca SelengkapnyaPertempuran Tengaran terjadi pada masa Agresi Militer II, tepatnya sekitar tanggal 25 Mei 1947
Baca SelengkapnyaPenamaan "Dreded" konon berasal dari bunyi senapan Belanda yang ditembakan secara membabi buta.
Baca SelengkapnyaPemberontakan ini sebagai bentuk reaksi rakyat terhadap sistem tanam paksa oleh Belanda.
Baca SelengkapnyaWarga Lamongan tampilkan kekejazam kerja rodi zaman penjajahan Belanda. Bikin nangis.
Baca SelengkapnyaGedung ini saksi bisu pendudukan Belanda di Babat, Lamongan
Baca SelengkapnyaPenyerangan di Rawagede ini dicap sebagai bagian dari kejahatan perang.
Baca SelengkapnyaBangunan bersejarah ini masih sering dikunjungi untuk ritual
Baca SelengkapnyaGedung terbengkalai ini dulu memiliki kisah sejarah yang jarang diketahui.
Baca SelengkapnyaBenteng Ulak Karang, aset peninggalan tentara Jepang di Padang.
Baca SelengkapnyaKonservasi tersebut dilakukan guna merawat dan melestarikan monumen-monumen bersejarah di Jakarta.
Baca SelengkapnyaKepalan tangan tersebut menjadi simbol perjuangan Bagindo Aziz Chan dalam mempertahankan kemerdekaan Indonesia di Kota Padang.
Baca Selengkapnya