Titik terang kasus tewasnya Krisna di barak SMA Taruna Nusantara
Merdeka.com - Tubuh Krisna Wahyu Nurachmad (16), siswa SMA Taruna Nusantara di Magelang, Jawa Tengah, sudah tak lagi bergerak saat ditemukan pamong graha, Riyanto (54). Krisna tewas bersimbah darah di barak G17 kamar 2B kompleks asrama Taruna Nusantara.
Polisi sudah menemukan titik terang kasus ini. Diduga kuat, korban yang beralamat di Jalan Sumarsana Nomor 12 RT 3 RW 4, Kelurahan Merdeka, Kecamatan Sumur Bandung, Kota Bandung itu dibunuh temannya.
"Beberapa siswa sudah diperiksa. Sudah ada siswa yang diindikasi sebagai pelaku, tapi sedang dalam pemeriksaan. Diduga kuat dilakukan rekannya sendiri," kata Karopenmas Divisi Humas Mabes Polri Brigjen Pol Rikwanto di Mabes Polri, Jakarta, Jumat (31/3).
-
Bagaimana korban ditemukan? Jasad itu akhirnya dievakuasi polisi dan petugas gabungan pukul 11.00 Witaa. Saat ditemukan, kondisi jenazah mengalami patah lutut kaki kiri. Adapun ciri-ciri korban, tidak menggunakan baju hanya memakai celana hitam, memiliki tato di bagian belakang punggung, di depan korban terdapat kain berwarna biru, pergelangan kaki kiri patah, pinggang bagian kiri robek, pergelangan kaki kanan patah.
-
Dimana korban ditemukan? Jasad pria yang sehari-hari bekerja sebagai cleaning service itu pertama kali ditemukan kakaknya di dalam kamar dalam kondisi telentang tak bernyawa pada Selasa (28/11) sekitar pukul 01.30 WIB dini hari.
-
Dimana jasad korban ditemukan? Jasad RN ditemukan di dalam ruko Jalan Boulevard, Kelapa Gading, Jakarta Utara.
-
Kenapa mayat diduga korban pembunuhan? Mayat tersebut diduga merupakan korban pembunuhan lantaran terdapat luka-luka di tubuhnya.
-
Siapa yang menemukan mayat? Mayat tersebut diduga merupakan korban pembunuhan lantaran terdapat luka-luka di tubuhnya. Mayat pertama kali ditemukan oleh petugas kehutanan, Suyitono.
Terungkapnya kematian Krisna ini bermula saat Riyanto menjalani rutinas setiap pagi, berkeliling membangunkan siswa untuk salat subuh. Saat itu jam menunjuk sekira pukul 04.00 WIB.
Disaksikan beberapa siswa, Riyanto sempat mengecek kondisi korban dengan cara memegang urat nadi. Saat diperiksa, nadi Krisna sudah berhenti berdenyut.
Kemudian Riyanto melaporkan ke Wakil Kepala Sekolah dan diteruskan ke Polsek Mertoyudan.
Satreskrim dan Inafis Polres Magelang kemudian melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP), dipimpin Kapolda Jateng Irjen Pol Condro Kirono.
Kabid Humas Polda Jateng Kombes Pol Djarot Padacova yang dikonfirmasi terpisah mengungkapkan, saat olah TKP polisi menemukan luka tusukan benda tajam di leher Krisna. Luka itu diduga akibat tusukan.
"Ada bekas luka tusukan, melebar dan dalam pada leher sebelah kiri bawah korban," kata Djarot di Mapolda Jateng, Semarang.
Krisna diperkirakan tewas akibat luka tusuk di leher tersebut. Dugaan ini diperkuat dengan ditemukannya barang bukti berupa pisau dan pakaian milik korban yang berlumuran darah.
"Petugas kami menemukan dua bilah pisau. Kemudian juga baju-baju dan celana penuh dengan percikan darah korban," tegasnya.
Usai identifikasi sementara dan olah TKP, jenazah Krisna kemudian dibawa ke RSUD Tidar, Kota Magelang. Di RSUD Tidar berencana mengautopsi guna penyelidikan serta mengetahui persis penyebab kematian.
Hingga kemarin, sudah 12 saksi diperiksa polisi. Terdiri dari siswa-siswi dan penanggung jawab gedung atau pamong graha. Terutama untuk empat saksi pertama kali yang melihat dan menemukan jenazah korban di barak 17G kamar 2B.
Keempat saksi kunci tersebut adalah Kodiat (58) sebagai pamong graha warga Dusun Kutan RT 1 RW 10 Desa Sedayu, Kecamatan Muntilan; Riyanto sebagai pamong graha warga Dusun Bangsren RT 29 RW 12, Desa Krincing, Kecamatan Secang, Kabupaten Magelang.
Kemudian Torik Saladin Noval (16) warga Perum Puri Panca Yasa Nomor 1 RT 9 RW 3 Kelurahan Kedungsari, Kecamatan Magelang Utara, Kota Magelang dan Rudi Adi Susanto (35) sebagai wali graha 17 warga asrama SMA Taruna Nusantara P49.
Pemeriksaan ke 12 saksi dilakukan baik di TKP maupun di Mapolres Magelang oleh tim gabungan dari Satreskrim Polres Magelang dan Direskrimum Polda Jateng.
"Kami juga menurunkan tim Direskrium Polda Jateng yang dipimpin AKBP Nanang Haryono untuk lebih mempercepat proses penyelidikan dan pengungkapan kasus, yang sampai saat ini belum tertangkap pelakunya," lanjut Djarot.
Kabag Humas SMA Taruna Nusantara Cecep Iskandar mengatakan proses pembelajaran tetap berlangsung normal. "Seluruh siswa saat ini dalam keadaan aman dan terjaga penuh," katanya.
Dia menyampaikan keluarga besar SMA berduka atas meninggalnya Kresna, dan merasa sangat kehilangan siswa baik dan selalu bersemangat.
"Mohon doa agar almarhum diterima amal baiknya dan diampuni segala dosa-dosanya. Semoga keluarga yang ditinggalkan diberikan ketabahan dan kesabaran untuk menerima musibah ini," katanya.
Krisna yang pendiam
Meninggalnya Krisna membuat keluarga besarnya berduka. Paman Krisna, Amru yang ditemui di kediamannya kemarin mengaku tengah sibuk untuk bertolak ke Magelang.
"Saya buru-buru mau berangkat ke Magelang," kata Amru saat ditemui di kediamannya, Jalan Sumarsana, Kelurahan Merdeka, Kecamatan Sumur Bandung, Kota Bandung.
Lantas di rumah itu tinggal ada Wawan Setiawan (25) yang biasa membantu di rumah tersebut. Meski diisi pamannya tapi rumah itu memang milik orang tua Krisna yakni Almarhum Kartoto yang berpangkat Mayjen dan Umi Isnaningsih.
"Ini memang rumah orang tuanya. (Krisna) Sudah jarang di tempat oleh ibu. Yang menempati adik dari ibu Mas Amru sama sopir ibu dan saya," ujarnya.
Dia mengaku cukup terkejut dengan kabar tersebut. Sama sekali dirinya tidak menyangka. Yang diketahui Krisna adalah orang yang pendiam.
"Orangnya pendiam, enggak banyak tingkah, enggak neko-neko," terangnya.
(mdk/cob)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Pelaku pembunuhan terungkap berkat tulisan dalah di dinding.
Baca SelengkapnyaKetua RT setempat, Iyung (65) mengatakan korban sudah tinggal bersama pacarnya selama kurang lebih empat bulan lamanya.
Baca SelengkapnyaSeorang pria ditemukan tewas di kontrakan yang terletak di Jalan Jambu, Kecamatan Beji, Depok. Korban ditemukan tewas dengan luka sobek di leher.
Baca Selengkapnya"Iya, teman perempuan korban. Sedang kita lakukan pemeriksaan," tutur Adhi.
Baca SelengkapnyaJenazah korban dibungkus dalam plastik hitam dan disimpan di bawah kasur.
Baca SelengkapnyaPolisi sudah memeriksa 10 saksi terkait kematian mahasiswa tersebut.
Baca SelengkapnyaKorban tewas akibat kehilangan oksigen dan adanya bekas benda tumpul di bagian leher.
Baca SelengkapnyaKorban meninggal dunia usai mengalami pendarahan di rumah sakit terdekat.
Baca SelengkapnyaTotal ada empat pelaku yang ditangkap polisi. Keempatnya masih berusia tak jauh berbeda dengan korban.
Baca SelengkapnyaIbu pemilik rumah kaget saat pulang melihat ada ceceran darah di dapur rumahnya dan ternyata korban sudah terkapar.
Baca SelengkapnyaAda luka lebam di dada, lecet di leher, dan luka di kepala korban diduga akibat benda tumpul.
Baca SelengkapnyaSempat melawan, cincin yang dikenakan pelaku tertelan dan masuk ke dalam kerongkongan korban.
Baca Selengkapnya