Tukang ojek di Makassar diduga diparang geng Kapak 21
Merdeka.com - Tukang ojek bernama Daeng Tappo diparang sekelompok orang yang diduga merupakan anggota geng Kapak 21 di Blok M Bumi Tamalanrea Permai (BTP), Jumat dini hari. Selain Daeng Tappo, penumpangnya yang tidak diketahui namanya itu juga mengalami luka akibat penyerangan yang diperkirakan terjadi sekitar pukul 04.00 WITA. Daeng Tappo mengalami luka sabetan parang di bagian dada dan tangan.
Menurut Daeng Nassa, saudara keluarga korban, Daeng Tappo sudah berada di rumah Sakit Wahidin Sudirohusodo Makassar. Sebelum kejadian, kelompok penyerang terlebih dahulu menanyakan asal daerah korban.
"Dari informasi dari keluarga saya, katanya sebelum menyerang dia tanya kamu orang bangkala," katanya saat mengabarkan kejadian itu ke Ketua RW XVIII Bangkala Blok D BTP, seperti dikutip dari Antara, Jumat (20/6).
-
Kapan Vina dan Eki dibunuh? Keduanya dibunuh sekelompok pemuda bermotor dengan cara keji pada 27 Agustus 2016 silam.
-
Siapa korban pembunuhan? Pelaku ditangkap oleh tim gabungan Resmob Polrestabes Semarang dan Jatanras Polda Jateng di hari yang sama dengan kejadian yaitu Senin (24/7). “Jadi kejadian jam 03.00 wib. Pelaku kami tangkap dalam pelariannya di Solo Jateng pukul 06.00 Wib.“
-
Di mana pembunuhan keluarga itu terjadi? Arkeolog menemukan situs pemakaman massal ini di Desa Koszyce, Polandia. Dari hasil pengamatan yang dilakukan pada sampel DNA kerangka tersebut mengungkap sebuah keluarga besar tewas secara brutal di lokasi ini.
-
Siapa yang dibunuh di Bengkulu? Thomas Parr yang dulunya merupakan seorang Residen pada masa penjajahan Inggris di Benteng Malborough. Tugu yang tak jauh dari benteng ini dibangun untuk memperingati Thomas Parr yang tewas terbunuh oleh masyarakat Bengkulu.
-
Dimana korban dibunuh? Keduanya sepakat untuk bertemu di indekos milik N yang berlokasi di Jalan Raya Perjuangan, Gang Kaum No 35, Kecamatan Teluk Pucung, Bekasi Utara dengan tarif Rp300 ribu sekali main.
-
Dimana kejadian pembunuhan terjadi? Tindak penganiayaan itu terjadi di tepi Jalan Talang Sekuang Desa Muara Panco Timur, Kecamatan Renah Pembarap, Kabupaten Merangin, Jambi, Jumat (15/12) sekitar pukul 10.30 WIB.
Ketua RW XVIII Bangkala BTP Tamalanrea, Abd Rahman Tayang, mengaku sangat menyesalkan kejadian tersebut. Apalagi, kata dia, beberapa waktu lalu sudah ada pernyataan pimpinan geng Kapak 21 di Polsek Tamalanrea untuk tidak lagi melakukan penyerangan lagi.
Sebelum kejadian, kelompok tersebut juga dikabarkan melakukan sweeping di jalan poros BTP dan memeriksa KTP para pengguna jalan.
"Pertanyaan pelaku apakah kamu orang Bangkala tentu mengindikasikan bahwa pelaku ada kaitan dengan kejadian penyerangan di Bangkala belakangan ini. Masyarakat mendesak pihak kepolisian segera mengungkap sekaligus menangkap pelaku penyerangan," katanya.
Jika tidak mampu menyelesaikan secepatnya, dirinya mengaku tidak bisa menjamin warganya untuk membalas dengan cara yang sama.
"Kami ingin melihat pihak kepolisian apakah bisa bersikap tegas atau tidak dengan persoalan ini. Kami juga ingin keadilan," jelasnya.
Sebelumnya, seorang ibu dua anak bernama Eka (24) dibunuh di kamar kosnya, Senin malam. Suami korban, Biding, merupakan anggota Geng Kapak 21.
Korban bernama Ekawati ditemukan tewas dengan luka sabetan senjata tajam (parang) di bagian kepala, di bahu kiri dan kanan.
Kejadian ini sontak memicu kemarahan keluarga korban yang datang ke TKP. Akibat salah pengertian justru membuat pihak keluarga bentrok dengan warga setempat. Lemparan batu dari dua kubu tak terelakkan. Namun beruntung, bentrok tersebut tidak berlangsung lama setelah pihak kepolisian datang mengamankan.
Salah satu warga, Ilo, mengaku tidak mengetahui persis awal terjadinya keributan. Namun dirinya mengaku jika ia mendapat laporan bahwa adiknya yang lewat di TKP diancam oleh sekelompok orang yang diduga pihak keluarga korban.
Karena merasa terancam sehingga adiknya melaporkan kejadian itu ke Ilo. Setelah mendapat laporan dirinya mendatangi lokasi untuk bermaksud bertanya namun justru ingin dipukul. Sekelompok orang yang diduga keluarga korban juga mengamuk disekitar TKP. (mdk/hhw)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Kepala Satuan Reserse Kriminal Polres Garut, AKP Ari Rinaldo mengatakan, aksi E dilakukan terhadap korban di sebuah rumah kosong.
Baca SelengkapnyaSaat peristiwa pembunuhan itu terjadi, kedua anak korban yang masih balita berada di dalam rumah kontrakan
Baca SelengkapnyaPelaku bertindak normal setelah melakukan pembunuhan, sehingga warga tidak curiga.
Baca SelengkapnyaDua pengemudi ojek online (Ojol) terlibat duel di rumah kontrakan di Bekasi.
Baca SelengkapnyaPelaku berinisial MS (23) gelap mata lantaran kesal karena korban terus menuntut minta dinikahi.
Baca SelengkapnyaMotif pembunuhan belum diketahui. Usai membunuh, pelaku melapor ke polisi.
Baca SelengkapnyaSaat tiba di lokasi, polisi membawa pelaku yang sebelumnya sudah menyerahkan diri.
Baca SelengkapnyaSakit Hati, Mantan Bos Habisi Penjual Madu Berbaju Baduy di Serang
Baca SelengkapnyaKorban ditemukan tewas bersimbah darah di sebuah gang. Diduga korban tewas usai terlibat perselisihan dengan kakak kandungnya, E.
Baca SelengkapnyaKakak-adik di Jambi diringkus polisi. Mereka ditangkap karena membunuh M (41), pelanggan PSK yang merupakan istri salah seorang pelaku.
Baca SelengkapnyaTiga pelaku diringkus polisi. Sedangkan tiga lainnya masih buron
Baca SelengkapnyaPelaku sedang dalam perjalanan ke Jakarta untuk diperiksa di Polda Metro Jaya.
Baca Selengkapnya