Warga Lumajang Rebutan Gunungan Tumpeng Hasil Bumi
Merdeka.com - Keseruan terlihat dalam tradisi gerebek gunungan hasil bumi, prosesi Hari Jadi Lumajang (Harjalu) ke-767 tahun. Masyarakat tumpah ruah di lapangan Alun-Alun Lumajang memperebutkan gunungan berisi sayur mayur dan buah buahan.
Seluruh kalangan usia mulai dari bapak bapak, ibu ibu hingga anak anak terlihat turut memeriahkan acara tersebut.
Mereka saling berebut isi dari empat gunungan setinggi dua meter tersebut. Warga meyakini, gunungan tersebut membawa berkah serta sebagai bentuk rasa syukur akan hasil pertanian di Kabupaten Lumajang yang telah memasuki usia ke-767 tahun ini.
-
Apa yang dirayakan di Hari Raya Galungan? Hari Galungan dan Kuningan adalah hari diperingati untuk merayakan kemenangan dharma atau kebaikan melawan adharma atau kejahatan.
-
Kenapa warga Tulungagung mengadakan upacara ini? Tradisi ini merupakan warisan nenek moyang untuk menyampaikan rasa syukur atas anugerah air Telaga Buret yang mengairi area sawah di Desa Sawo, Gedangan, Ngentrong, dan Gamping.
-
Bagaimana cara warga Banjarnegara sambut Ramadan dengan grebeg gunungan? Berbagai gunungan berisi buah-buahan, sayur mayur, serta palawija diarak keliling pusat Kota Banjarnegara.
-
Apa yang dirayakan warga Tulungagung? Ulur-Ulur Telaga Buret merupakan upacara adat yang diselenggarakan di desa Sawo Campurdarat, kabupaten Tulungagung, Jawa Timur. Tradisi ini dilakukan sebagai ekspresi rasa syukur kepada Tuhan atas keberadaan Telaga Buret yang memenuhi kebutuhan air warga sekitar.
-
Kenapa Pesta Rakyat Ganjar diadakan? 'Pesta Rakyat ini untuk memberi apresiasi kepada bapak haji Ganjar Pranowo yang mana pada 5 September besok, beliau akan purna dari jabatannya sebagi Gubernur Jawa Tengah yang telah mengabdi selama 10 tahun,'
-
Bagaimana cara merayakan Galungan? Umat Hindu yang merayakan Galungan akan mendatangi Pura guna melakukan persembahyangan.
Wijiyati, salah seorang warga Kelurahan Jogoyudan, Kecamatan Kabupaten Lumajang mengaku cukup senang bisa ikut prosesi gerebek gunungan tersebut.
Meski sempat desak-desakan dengan warga lain, namun dia mengaku puas dan lega bisa mendapat beberapa buah dan sayur dari gunungan tersebut.
"Senang sekali meskipun berebut sampai diinjak-injak seperti unjuk rasa," kata Wijayati, Kamis (15/12).
Selain sebagai bentuk rasa syukur, acara gerebek gunungan itu juga sebagai bentuk harapan warga Lumajang agar dihindarkan dari bencana erupsi Gunung Semeru.
Sementara itu, dalam prosesi Harjalu ke-767 ini, pemerintah juga menggelar berbagai macam sajian hiburan sebagai bentuk pesta rakyat.
Sejumlah pertunjukkan yang disajikan yakni mulai dari pengucapan janji dan sabda dalem, Tari Bedhaya Sumunaring Lamajang, Tari Kolosal Topeng Kaliwungu yang dipandu oleh Didik Nini Thowok. Kemudian, ditutup dengan kesenian lokal atraksi jaran kencak.
Wakil Bupati Lumajang Indah Amperawati mengatakan, seluruh rangkaian penampilan tersebut disajikan untuk memeriahkan sekaligus memperingati Hari Jadi Lumajang termasuk tradisi gerebek gunungan.
Menurutnya, gunungan hasil bumi tersebut berasal dari para kelompok tani di 21 Kecamatan di Lumajang. Gunungan tumpeng hasil bumi itu sebagai bentuk rasa syukur atas hasil pertanian para petani.
"Ini tergabung dari beberapa Kecamatan, mereka memberikan ini untuk dibagikan ke masyarakat," pungkasnya.
(mdk/cob)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Warga percaya bahwa tupeng raksasa tersebut mengandung keberkahan dan kebaikan di dalamnya.
Baca SelengkapnyaTradisi ini dilakukan sebagai wujud syukur kepada Tuhan YME atas berkah dan karunianya dalam bentuk melimpahnya hasil panen.
Baca SelengkapnyaAda banyak cara yang dilakukan warga Jateng dalam menyambut datangnya Bulan Suci Ramadan
Baca SelengkapnyaDengan berbekal ribuan buah tomat, para peserta yang jumlahnya mencapai 700 orang ini saling menyerang satu sama lain.
Baca SelengkapnyaBodho Kupat sendiri merupakan tradisi yang rutin diselenggarakan masyarakat Lumajang ketika memasuki hari ketujuh Lebaran Idulfitri.
Baca SelengkapnyaSemua warga tampak semringah mengarak gunungan ketupat keliling kampung
Baca SelengkapnyaRatiban merupakan sebuah tradisi yang diwariskan secara turun-temurun oleh masyarakat Desa Pandansari, Kecamatan Paguyangan, Kabupaten Brebes.
Baca SelengkapnyaSelain sebagai hiburan, menyaksikan keseruan kerbau beradu kecepatan, kultur ini juga sebagai simbol rasa syukur dan doa para petani,
Baca SelengkapnyaDalam waktu singkat, isi gunungan tumpeng habis diserbu masyarakat yang tampak sangat antusias.
Baca SelengkapnyaRatusan warga setempat menggelar kenduri desa dengan menghadirkan 9 jenis tumpeng.
Baca SelengkapnyaTradisi Unduh-unduh sudah dilaksanakan oleh jemaat Gereja Kristen Jawi Wetan (GKJW) Jombang sejak tahun 1939. Tradisi ini merupakan cara mensyukuri kekayaan.
Baca SelengkapnyaHingga saat ini, tradisi ini masih dilestarikan oleh masyarakat Desa Sendang, Semarang
Baca Selengkapnya