Warga Tolak RSJ Naimata Kupang jadi Lokasi Observasi 17 Mahasiswa Timor Leste
Merdeka.com - Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Timur siap membantu Timor Leste menyediakan lokasi observasi 17 mahasiswanya yang akan dievakuasi dari China setelah virus corona mewabah. Rencananya, lokasi observasi berada di Rumah Sakit Jiwa Naimata Kupang.
Namun langkah itu menuai penolakan warga setempat. Warga meminta pemerintah untuk memikirkan dampaknya, walau para mahasiswa itu dinyatakan negatif atau tidak terpapar virus Corona.
Warga RT 08 RW 04 kelurahan Liliba merupakan wilayah yang paling dekat dengan Rumah Sakit Jiwa Naimata. Apalagi akses keluar masuk Rumah Sakit Jiwa melalui jalur tersebut. Mereka berharap pemerintah memikirkan kembali dampak dari observasi terhadap para mahasiswa itu, lantaran jarak antara rumah sakit jiwa dan rumah warga hanya 50 meter.
-
Dimana Tilik Warga dijalankan? Asti mengatakan, salah satu program itu dilakukan di Padukuhan Ploso, Kalurahan Petir.
-
Bagaimana siswi terdampak penyakit? Mereka melaporkan penyakit ini telah melumpuhkan kaki mereka, sehingga sebagian besar dari mereka tidak mampu berjalan.
-
Siapa yang terkena dampak penyakit? Lebih dari 95 siswi di SMU St. Theresa's Eregi Girls Ibu Kota Nairobi, Kenya menderita penyakit misterius sehingga sekolah terpaksa ditutup sementara.
-
Bagaimana kondisi bangunan karantina di Pulau Rubiah saat ini? Dihimpun dari situs kemenag.go.id, kini hanya tersisa dua bangunan tua yang kondisinya sudah tidak terawat. Sedangkan bangunan lainnya telah lapuk oleh usia serta telah melewati berbagai fenomena.
-
Siapa yang dirawat di rumah sakit? Mantan Perdana Menteri Malaysia, Mahathir Mohamad, saat ini dirawat di rumah sakit akibat infeksi pernapasan.
-
Bagaimana akses ke gedung karantina haji di Pulau Rubiah? Akses dari dermaga menuju ke lokasi gedung bersejarah ini menggunakan jalan setapak dengan jarak sekitar 100 meter.
"Kami tidak terima karena penyakit itu membahayakan nyawa. Apalagi kita nonton di TV katanya belum ada obatnya, kenapa mereka tidak terus langsung ke Timor Leste? Kami di sini yang paling dekat dengan rumah sakit jiwa," ujar A, Jumat (7/2).
Menurutnya, hingga saat ini belum ada pemberitahuan maupun sosialisasi dari dinas terkait, mengenai informasi observasi atau karantina terhadap 17 mahasiswa Timor Leste, asal Wuhan tersebut.
"Katanya mereka negatif virus Corona, tapi kami tidak tahu penyakit itu seperti apa cara menularnya. Jadi kami minta maaf, kami tidak terima walaupun dari pihak manapun datang, kami tidak terima seandainya terjadi seperti di China, obatnya di mana?" protes dia.
Hal yang sama juga dikatakan warga lainnya. Menurut Eksar Landak, langkah yang diambil pemerintah tidak tepat karena jika terjadi sesuatu terhadap warga sekitar, siapa yang mau bertanggung jawab. Apalagi pemerintah juga belum memberitahukan kepada warga, terkait rencana karantina terhadap 17 mahasiswa Timor Leste itu.
"Kita tidak terima, ini penyakit berbahaya kalau terima terus mereka positif virus itu, apakah pemerintah bisa tanggung jawab? Daerah lain saja tolak terus kenapa kita terima. Walaupun rumah sakitnya di Kelurahan Naimata, tapi kami sebagai warga Liliba paling dekat karena akses keluar masuk melalui kami," tegasnya.
Sementara itu pihak Rumah Sakit Jiwa Naimata telah merampungkan salah satu gedung, sebagai ruangan observasi. Seluruh tempat tidur maupun pendingin ruangan telah terpasang sejak Kamis (6/2) kemarin.
"Kami dari rumah sakit jiwa telah mempersiapkan seperti, akses jalan yang dikerjakan oleh dinas PUPR, gedung, pendingin ruangan, kebutuhan mandi dan konsumsi mereka selama 14 observasi. Kami terus koordinasi dengan dinas kesehatan provinsi terkait persiapan," kata Direktur Rumah Sakit Jiwa Naimata Kupang, dr. Dikson Legoh.
Sementara tim medis akan melakukan observasi selama 14 hari terhadap 17 mahasiswa itu. Tim medis gabungan dari RSUD W. Z Yohanes, RSU Siloam Kupang dan RSJ Naimata.
"Kami sudah informasikan kepada Dinas Kesehatan Nusa Tenggara Timur, untuk melakukan sosialisasi kepada masyarakat sekitar, untuk tidak berpikir negatif, karena mereka dievakuasi dari China tidak terpapar virus Corona, namun kami akan meminimalisir akses ke mereka," tegasnya.
(mdk/lia)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Pemkot Jaktim Bakal Bangun Puskesmas Kelurahan Kayu Putih di Atas Lahan Ruang Terbuka
Baca SelengkapnyaJakarta International Stadium (JIS) akan menjadi salah satu venue Piala Dunia U-17.
Baca SelengkapnyaAda 3 kesepakatan dengan Pemprov agar warga Kampung Bayam mau tinggal di Rusun Nagrak.
Baca SelengkapnyaSelama ada pemblokiran tersebut, pengguna jalan lintas Sarolangun yang akan menuju ke Jambi belum bisa melintas.
Baca SelengkapnyaPolisi menambahkan, permasalahan dua desa ini yakni Desa Mandiangin dan Desa Rengkiling sudah lama terjadi.
Baca Selengkapnya"kita sudah dapat SK calon penghuni, sudah dapat nomor unit, terus mau ngapain di pindahkan ke Nagrak? terus kampung susun yang sudah jadi buat apa?”
Baca SelengkapnyaRatusan mahasiswa ini menyuarakan penolakan terhadap revisi Undang-Undang Pilkada.
Baca SelengkapnyaAnies pernah memandatkan Jakpro membangun Kampung Susun Bayam (KSB) untuk warga Kampung Bayam.
Baca SelengkapnyaKorban merupakan mahasiswa baru asal Fakultas Kehutanan Untad.
Baca SelengkapnyaPolisi menjelaskan aksi warga itu karena masyarakat menolak desa mereka ditempatkan etnis Rohingya.
Baca SelengkapnyaWarga mengungkapkan sejumlah personel sekuriti PT JakPro tiba-tiba menggeruduk Kampung Susun Bayam dan meminta mereka untuk angkat kaki.
Baca SelengkapnyaTidak ada lagi jalan setapak menuju desa. Semua tenggelam dalam rob.
Baca Selengkapnya