4 Keyakinan kubu Jokowi, Demokrat bakal gabung
Merdeka.com - Capres Joko Widodo ( Jokowi ) dan Jusuf Kalla ( JK ) memenangkan pemilihan presiden berdasarkan hasil quick count dari sejumlah lembaga survei. Kubu Jokowi - JK pun belakangan mendapatkan sinyal akan ada yang merapat dari partai politik pengusung capres dan cawapres Prabowo - Hatta.
Salah satunya, Partai Demokrat yang diwacanakan akan merapat ke partai pimpinan Megawati Soekarnoputri . Sebab, pada saat deklarasi Koalisi Permanen di Tugu Proklamasi, Jakarta Senin (14/7), kemarin, petinggi Demokrat tidak menghadiri penandatangan Koalisi Permanen dan dihadiri Ketua DPD Demokrat Jakarta Nachrowi Ramli.
Ketua Harian Partai Demokrat Syarief Hasan mengatakan, deklarasi Koalisi Permanen yang dihadiri Nachrowi bukan perintah partainya. Demokrat justru mengimbau agar para kader menahan diri tidak melakukan kegiatan yang bisa memunculkan konflik di masa penghitungan suara ini.
-
Bagaimana PDIP menjelaskan tentang tidak diundangnya Jokowi? 'Tidak ada refleksi khusus atas tidak adanya Pak Jokowi,' kata Hasto di DPP PDIP, Menteng, Jakarta Pusat, Rabu (22/5). Hasto mengatakan, PDIP didasarkan pada kekuatan kolektif seluruh anggota mulai dari tingkat anak ranting hingga Satgas Partai. Menurutnya, kekuatan itu menyatu dengan akar rumput.'Karena partai ini didasarkan kepada kekuatan kolektif dari seluruh anggota, dari tingkat anak ranting, ranting, PAC, satgas partai. Dan itu adalah sumber kekuatan partai yang menyatu dengan akar rumput,' tuturnya.
-
Kenapa Jokowi tidak diundang ke Rakernas PDIP? Presiden Joko Widodo (Jokowi) tidak diundang dalam rapat kerja nasional (rakernas) ke-5 PDIP pada pekan ini. Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto menyebut, partainya tidak ada refleksi khusus dalam rakernas karena ketidakhadiran Jokowi.'Tidak ada refleksi khusus atas tidak adanya Pak Jokowi,' kata Hasto di DPP PDIP, Menteng, Jakarta Pusat, Rabu (22/5).
-
Siapa yang akan menjembatani Jokowi dan PDIP? 'Pak Prabowo yang akan bisa menjembatani kembali, merajut kembali hubungan Pak Jokowi dengan PDIP. Kita tahulah, dalam hati mereka masing-masing sebenarnya sih sangat mungkin ketemu. Kenapa? Ya Pak Jokowi juga kan besar di PDI-P dan PDI-P juga kan pernah ikut dibesarkan Pak Jokowi,' kata Habiburokhman di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa (26/3).
-
Siapa saja yang mendampingi Jokowi? Jokowi tampak didampingi Menteri Luar Negeri Retno Marsudi.
-
Kenapa hubungan Jokowi dan PDIP merenggang? Diketahui, hubungan Jokowi dengan partai Pimpinan Megawati Soekarnoputri itu merenggang saat keduanya beda pilihan dalam Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024.
-
Kenapa Prabowo diundang ke deklarasi? Dalam rangka menjaga persatuan dan kesatuan dalam bingkai Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI), Forum Rektor Indonesia menyerukan: 1. Mengajak segenap komponen bangsa untuk sukseskan pemilu 2024 yg aman dan damai.
"Tidak ada perintah (Nachrowi datang). Partai Demokrat justru menginginkan selama masa penghitungan ini semua menahan diri dan menjaga persatuan dan kesatuan bangsa karena masa kampanye sudah berakhir," ujar Syarief, saat dihubungi merdeka.com, Senin (15/7) malam.
Syarief berkomentar seharusnya yang menandatangani deklarasi Koalisi itu dirinya selaku Ketua Harian Demokrat atau Ketua Umum Susilo Bambang Yudhoyono , bukan Nachrowi. Syarief sekali lagi menegaskan tidak ada arahan kepada kadernya untuk menghadiri deklarasi tersebut. Kedatangan Nachrowi pun dianggap Syarief sesuatu yang spontanitas.
"Tidak ada suruhan, itu mungkin spontanitas (Nachrowi) saja," ujarnya.
Kendati demikian, dengan tidak hadirnya Demokrat dalam penandatangan Koalisi Permanen, beberapa politisi PDIP meyakini partai besutan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) akan merapat ke kubu Jokowi - JK . Berikut beberapa politisi PDIP menyambut baik:
Eva Sundari
Politikus PDIP Eva Kusuma Sundari mencibir koalisi permanen yang dibentuk oleh Kubu Prabowo - Hatta . Dia yakin, banyak parpol yang bakal merapat ke Kubu Jokowi - JK dan hanya menyisakan Gerindra sebagai oposisi kelak.Eva mengatakan, gelagat Demokrat akan merapat sudah terlihat. Contohnya, kata dia, orang dekat Ketum Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono ( SBY ), Ruhut Sitompul sudah ada di kubunya."Demokrat sudah merapat, contohnya Ruhut," kata Eva saat dihubungi wartawan, Kamis (17/7).Dalam politik, menurut Eva tidak ada yang permanen, semua fleksibel dan bisa terjadi. Karena itu dia yakin, Jokowi - JK tidak hanya didukung oleh PDIP, PKB, NasDem, Hanura dan PKPI nantinya."Proses (komunikasi dengan parpol lain) sedang berlangsung, enggak mungkin ada sikap permanen. Perkembangannya pintu (Jokowi-JK) tidak tertutup," tegas dia.
Pramono Anung
Politikus Senior PDIP Pramono Anung tak mau menyebut partai mana yang kian mesra dengan partainya. Dia hanya menyatakan, tidak banyak partai yang punya tradisi menjadi oposisi seperti PDIP."Tradisi beberapa partai belum punya tradisi seperti PDIP di luar pemerintahan. Tentu kami menghargai ada parpol yang mulai menjalin komunikasi baik dengan Jokowi, ibu Mega dengan PDIP," ujar Pramono di Gedung DPR, Jakarta, Kamis (17/7).Ketika disinggung apakah partai itu Demokrat, dia tak mau menyebutkan. Yang jelas, kata dia, komunikasi sudah dilakukan secara tertutup."Saya tidak bisa menyebutkan partainya apa. Yang jelas komunikasi mulai terjalin dan dilakukan secara tertutup," tegas dia.
Sidarto Danusubroto
Politikus Senior PDIP Sidarto Danusubroto meyakini bakal ada partai yang merapat ke Jokowi-JK usai pengumuman KPU 22 Juli nanti. Ketika disinggung apakah salah satunya Partai Demokrat, namun dia enggan berkomentar mengenai hal itu.Ketua MPR RI ini mengatakan, adanya dua gabungan partai itu tidak berdasarkan bagi-bagi kursi atau politik dagang sapi. Dia yakin, komitmen Jokowi untuk membangun kerja sama tanpa syarat akan terus dipertahankan."Dari awal Jokowi mengatakan dia tidak akan melakukan koalisi, tapi kerja sama kan, dia tidak mau ada satu keterikatan kepentingan. Terus ini suatu tradisi politik yang cerdas dari seorang Jokowi, bahwa dia tidak mau ada satu keterikatan kepentingan. Misalnya kalau saya bergabung, saya minta kursi nama-nama ini," ujarnya.
Jokowi
Calon presiden Joko Widodo (Jokowi) menyambut baik kabar Partai Demokrat akan bergabung ke kubunya. Mantan wali kota solo ini mempersilakan hal tersebut."Kita ini terbuka. Semua yang ingin ikut bangun negara ya mesti kita terima," kata Jokowi usai konsolidasi internal di Banten, Rabu (16/7).Jokowi mengaku memang ada beberapa partai yang sudah membicarakan bergabung dengan koalisi. Namun dia enggan mengungkap partai mana saja itu.Dia pun mengaku lebih sibuk mengurusi suara yang hilang daripada bicara memperbesar koalisi atau membentuk kabinet."Tunggu 22 Juli saja," katanya.
(mdk/gib)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Selain Gerindra, hampir semua partai besar merapat ke Pemerintahan Jokowi seperti PDIP, Golkar, Nasdem, PKB, PAN, PPP, dan Demokrat.
Baca SelengkapnyaPAN mengatakan, bila Demokrat gabung Koalisi Indonesia Maju, kekuatan politik akan bertambah.
Baca SelengkapnyaPeta koalisi jelang Pilpres 2024 semakin jelas. Prabowo menjadi bakal capres yang mendapat sokongan terbanyak dari parpol parlemen.
Baca SelengkapnyaKetum AHY akan segera mengumumkan ke koalisi mana Partai Demokrat akan bergabung.
Baca SelengkapnyaPDIP tidak mengundang Presiden Joko Widodo (Jokowi) ke HUT PDIP.
Baca SelengkapnyaGolkar dan PAN sudah mendeklarasikan dukungan untuk Prabowo.
Baca SelengkapnyaDemokrat tidak menutup peluang bergabung ke Koalisi Indonesia Maju mendukung Prabowo.
Baca SelengkapnyaDi DPP PAN, bersama Jokowi partai-partai pemerintah minus PDIP dan NasDem bicara wacana pembentukan koalisi besar.
Baca SelengkapnyaPlus satu yang dimaksud bukan partai, melainkan Presiden Jokowi.
Baca SelengkapnyaJokowi dinilai memberikan dukungan kepada Prabowo lewat relawan.
Baca SelengkapnyaSandiaga Uno mengaku sempat berkomunikasi dengan sejumlah parpol, termasuk Demokrat.
Baca Selengkapnya