Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Kapolri sebut demokrasi Indonesia mengarah ke liberal dan berbahaya

Kapolri sebut demokrasi Indonesia mengarah ke liberal dan berbahaya Kapolri Tito di Ponpes Radhlatul Thalibin. ©2017 merdeka.com/parwito

Merdeka.com - Kapolri Jenderal Tito Karnavian menyebut sistem demokrasi di Indonesia saat ini sudah mengarah ke sistem demokrasi liberal. Ini terlihat dari kebablasannya kebebasan berserikat, berkumpul dan mengeluarkan pendapat.

"Demokrasi kita lihat, mengarah pada liberal membuka kebebasan berserikat, berkumpul dan lainya, ada dampak dan efek negatifnya," tegas Kapolri Jenderal Tito saat memberikan sambutan dalam Safari Ramadhan di Pondok Pesantren (Ponpes) Radhlatul Thalibin, Leteh, Kabupaten Rembang, Jawa Tengah, Selasa (6/6).

Dia menjelaskan, sesungguhnya sistem demokrasi yang dianut Indonesia sudah sangat baik. Kekuasaan berada di tangan rakyat, bukan otoriter maupun oligarki penguasa. Dengan kata lain, rakyat ikut menentukan ke mana arah bangsa. Sistem demokrasi di Indonesia tengah diuji dengan beragam persoalan.

Orang lain juga bertanya?

"Saya melihat di tengah situasi bangsa sekarang ini terima ujian lagi. Demokrasi memang positif karena demokrasi sistem pemerintahan kuat," ucapnya.

Ujian lain berupa adanya ideologi kekerasan dan munculnya isu primordialisme dan kesukuan. Dampak ini lahir akibat kebebasan berpendapat yang seolah tanpa batasan. Dikhawatirkan mengarah pada perpecahan bangsa.

"Makin besar kebebasan menyampaikan idelogi yang tidak tepat bawa bangsa ini kepada ideologi kekerasan, mengentalnya primordialisme, kesukuan," bebernya.

Tito mencontohkan, konflik di Lampung yang membuktikan masih kuatnya isu primordialisme, kesukuan dan agama yang rentan memecah belah rakyat. Tito juga menceritakan konflik di Tanjung Balai yang memecah belah bangsa dengan isu ras dan kesukuan.

"Primordialisme keagamaan juga kita lihat. Menyentuh pada hal-hal sensitif berbasis agama. Bahkan tidak hanya antar agama tapi intra agama. Kamu keturunan anu, kamu barat, kamu timur tengah," jelasnya.

Mantan Kapolda Metro Jaya ini berpendapat, sesungguhnya persoalan ini semua sudah diantisipasi oleh pendiri negara dengan menancapkan dasar negara berupa empat pilar. Keempat pilar itu diantaranya terdiri dari Pancasila, UUD 1945, Bhineka Tunggal Ika.

"Diucapkan tiga kata satu tanah air, satu bangsa, satu bahasa. Kita lihat UUD 1945 dan Pancasila jadi dasar kita dan Bhineka Tunggal Ika karena founding father kita mengerti bangsa kita bangsa unik," ucapnya. (mdk/noe)

Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Pekerjaan Rumah Indonesia jelang Pemilu 2024
Pekerjaan Rumah Indonesia jelang Pemilu 2024

Kondisi demokrasi Indonesia menjadi sorotan di era Presiden Jokowi

Baca Selengkapnya
Pimpin Upacara HUT ke-79 RI di Lenteng Agung, Megawati Singgung Penguasa Belenggu Kedaulatan Rakyat
Pimpin Upacara HUT ke-79 RI di Lenteng Agung, Megawati Singgung Penguasa Belenggu Kedaulatan Rakyat

Megawati menyoroti konstitusi yang ikut dibelokkan penguasa demi kepentingan pribadi.

Baca Selengkapnya
Demokrasi Indonesia Dianggap Cuma Prosedural, Hasilkan Budaya Hukum yang Lemah
Demokrasi Indonesia Dianggap Cuma Prosedural, Hasilkan Budaya Hukum yang Lemah

Padahal, kata Titi, demokrasi sejatinya sistem nilai yang harus ditegakkan dengan prinsip kebebasan dan kesetaraan untuk semua.

Baca Selengkapnya
VIDEO: JK Gerah Lihat MK-KPK Bermasalah: Kalau Tiangnya Rusak, Demokrasi akan Jatuh!
VIDEO: JK Gerah Lihat MK-KPK Bermasalah: Kalau Tiangnya Rusak, Demokrasi akan Jatuh!

Menurut JK, jika pilar-pilar tersebut rusak, sistem pemerintahan tidak akan berjalan maksimal.

Baca Selengkapnya
Jokowi: Posisi Presiden Tidak Senyaman yang Dipersepsikan, Banyak Masalah dan Cacian
Jokowi: Posisi Presiden Tidak Senyaman yang Dipersepsikan, Banyak Masalah dan Cacian

"Banyak permasalahan rakyat yang harus diselesaikan," kata Jokowi

Baca Selengkapnya
Seruan Dewan Guru Besar UI: Kami Cemas Kegentingan ini Menghancurkan Masa Depan Bangsa
Seruan Dewan Guru Besar UI: Kami Cemas Kegentingan ini Menghancurkan Masa Depan Bangsa

Seruan Dewan Guru Besar UI: Kami Cemas Kegentingan ini Menghancurkan Masa Depan Bangsa

Baca Selengkapnya
Hakim MK Arief Hidayat: Indonesia Tak Baik-Baik Saja, Sistem Bernegara Sudah Jauh dari Pembukaan UUD 1945
Hakim MK Arief Hidayat: Indonesia Tak Baik-Baik Saja, Sistem Bernegara Sudah Jauh dari Pembukaan UUD 1945

Hakim Konstitusi Arief Hidayat menilai, Indonesia tidak dalam kondisi yang baik-baik saja.

Baca Selengkapnya
JK Tuding Pemilu 2024 yang Terburuk, Diatur Pemerintahan dan Orang Punya Uang
JK Tuding Pemilu 2024 yang Terburuk, Diatur Pemerintahan dan Orang Punya Uang

JK mendorong adanya suatu perubahan jika terus dibiarkan maka akan berdampak negatif pada kehidupan berbangsa dan bernegara.

Baca Selengkapnya
Penutupan Rakernas V PDIP, Puan Maharani: Pemilu 2024 Paling Buruk Dalam Sejarah Demokrasi Indonesia
Penutupan Rakernas V PDIP, Puan Maharani: Pemilu 2024 Paling Buruk Dalam Sejarah Demokrasi Indonesia

Kesimpulan itu diberikan karena banyaknya penyalahgunaan kekuasaan, intervensi penegak hukum, pelanggaran etika

Baca Selengkapnya
Ketika Megawati Tak Lagi Singgung Nama Jokowi di Hadapan Kader PDIP
Ketika Megawati Tak Lagi Singgung Nama Jokowi di Hadapan Kader PDIP

Ketika Megawati Tak Lagi Singgung Nama Jokowi di Hadapan Kader PDIP

Baca Selengkapnya
Jokowi: Pemilu Panas Enggak Apa-Apa, Asal Bapak Ibu Jangan Panas-Panasin
Jokowi: Pemilu Panas Enggak Apa-Apa, Asal Bapak Ibu Jangan Panas-Panasin

Jokowi menyebut, rakyat bebas memilih siapapun calon presiden yang disenanginya.

Baca Selengkapnya
Surya Paloh: Kita Berada di Ujung Tanduk Kerusakan yang Paling Mencemaskan
Surya Paloh: Kita Berada di Ujung Tanduk Kerusakan yang Paling Mencemaskan

Surya Paloh berharap para pemimpin nasional tidak kehilangan kontrol.

Baca Selengkapnya