KPK sebut Setya Novanto bermasalah, Koalisi Merah Putih meradang
Merdeka.com - Kecaman untuk Setya Novanto menjadi Ketua DPR masih belum berhenti. Bendahara Umum Partai Golkar itu dianggap tak pantas menjadi pimpinan DPR lantaran masih banyak dibayangi kasus-kasus korupsi besar.
Kemarin, Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Abraham Samad ikut angkat bicara soal terpilihnya Setya menjadi ketua DPR yang baru. Menurut dia, Setya adalah sosok yang masih berpotensi mempunyai masalah hukum.
"KPK sangat prihatin dan menyesalkan terpilihnya Setya Novanto sebagai Ketua DPR, karena yang bersangkutan punya potensi mempunyai masalah hukum dan bisa merusak citra DPR sebagai lembaga terhormat," kata Abraham melalui pesan singkat kepada wartawan di Jakarta.
-
Siapa yang memberi klarifikasi ke Sekjen PDIP? Effendi Simbolon memberi klarifikasi ke Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto terkait ucapannya mendukung Ketua Umum Gerindra Prabowo Subianto.
-
Siapa ketua DPR? Anggota Komisi XI DPR RI Fraksi Partai Golkar Puteri Komarudin sampaikan apresiasi.
-
Kapan Abraham Samad menjabat Ketua KPK? Ketua KPK Selama menjabat sebagai Ketua KPK periode 2011-2015, Samad membongkar sejumlah kasus besar.
-
Siapa teman Sekala? Sekala diketahui berteman baik dengan anak Ringgo Agus. Dari masih kecil, keduanya sudah liburan bareng. Berikut momen keduanya dulu dan sekarang, tak ada yang berubah, makin akrab.
-
Siapa yang jadi Sekretaris Jenderal KAA? Mengutip laman resmi Pemkot Bandung, sosok yang memegang peranan pening dalam lancarnya KAA adalah Roeslan Abdulgani.
-
Siapa yang mendukung Setyo Wahono? Dapat Dukungan dari Ulama Dalam maju sebagai Calon Bupati Bojonegoro, Setyo Wahono mendapat dukungan dari para kiai dan ulama di Bojonegoro. Hal ini lantaran ia dianggap peduli meningkatkan kualitas pendidikan di pondok pesantren.Salah satu ulama yang mendukung Setyo Wahono adalah Kiai Safarun.
Sebenarnya, kata Abraham, KPK menginginkan ketua DPR yang terpilih adalah orang yang bersih dan tidak punya keterkaitan dengan kasus-kasus hukum.
"Jadi KPK juga kecewa dengan terpilihnya ketua DPR baru, namun demikian kita tetap menghargai proses sudah terjadi di DPR," kata Abraham.
Namun rupanya pernyataan Abraham Samad itu membuat gerah rekan-rekan Setya di Koalisi Merah Putih. Mereka ramai-ramai membela Setya dan tetap mendukung penuh Setya memimpin parlemen.
Berikut beberapa pembelaan Koalisi Merah Putih soal Setya Novanto seperti dirangkum merdeka.com, Sabtu (4/10) pagi:
Gerindra sebut Setya Novanto orang bersih
Wakil Ketua Umum Gerindra Edhi Prabowo ikut tersinggung ketika Setya Novanto disebut KPK masih berpotensi banyak kasus korupsi. Menurut Edhi, Abraham sebagai ketua KPK tidak baik mengomentari proses politik di KPK, apalagi ikut-ikutan ke dalam permasalahan politik praktis."Saya pikir ketua KPK enggak etis dong, kalau komentar pribadi silakan saja, walaupun tidak etis. Kalau ada hubungan dengan hukum silakan periksa, kami tidak tawar menawar hukum harus tegak," ujar Edhi di Gedung DPR, Jakarta, Kamis (2/10).Edhi menilai, soal proses hukum harusnya tidak dikomentari. Kalau memang bermasalah, lanjut dia, silakan dipanggil dan tak perlu berkomentar."Saya mengenal Pak Nov, orang baik, orang bersih yang saya kenal, tidak banyak bicara selalu berbuat," imbuhnya.Edhi menyatakan, kalau untuk proses hukum silakan dibawa ke ranah hukum dan buktikan. Bukan justru berkomentar dan dipolitisir."Kalau memang ada soal kan diperiksa, ini kan negara hukum, jangan campur aduk hukum dan politik," pungkasnya.
Golkar sudah matang pilih Setya jadi ketua DPR
Wakil Ketua Umum Partai Golkar Agung Laksono mengatakan pihaknya sudah mempertimbangkan secara matang penunjukan Setya Novanto sebagai ketua DPR. Meski partai berlambang beringin itu tahu, Setya beberapa kali dikaitkan dengan kasus hukum."Saya kira apa yg sudah dilakukan dipikirkan masak-masak. Termasuk ketika DPR memutuskan seperti itu," ujarnya di Kompleks Istana Negara, Jakarta, Jumat (3/10).Menurut Agung, Setya masih berstatus sebagai saksi dalam sejumlah kasus. Untuk itu, kata Agung, tak jadi masalah jika bendahara umum Golkar tersebut dijadikan pimpinan DPR."Sampai sekarang terperiksa sebagai saksi artinya belum secara kategori terkait kasus-kasus seperti diduga. Nyatanya dia sebagai saksi," ujarnya.Namun demikian, lanjut Agung, Golkar akan tetap menghormati proses hukum yang ada jika Setya terbukti terlibat."Saya kira Partai Golkar menghormati proses hukum," ujarnya.
Golkar minta KPK tak campuri urusan politik
Ketua Fraksi Golkar DPR Ade Komarudin santai menanggapi pernyataan Ketua KPK Abraham Samad soal Setya Novanto. Ade mengatakan, Setya dipilih jadi ketua DPR karena ditunjuk oleh Ketua Umum Golkar Aburizal Bakrie (Ical). Hal itu sudah menjadi keputusan politik yang harus dijalankan."Bahwa itu keputusan ketua umum, dan ketum diberikan mandat oleh rapat pleno, itu hak prerogatif beliau karena diberikan mandat," ujar Ade di Gedung DPR, Jakarta, Jumat (3/10).Ade tak mau komentar banyak soal pernyataan Abraham tersebut. Dia hanya mengingatkan bahwa Abraham adalah penegak hukum, sementara penunjukan Setya Novanto adalah proses politik."Saya itu dari dulu sampai sekarang tidak pernah berubah politik tidak boleh campuri hukum, sekaligus hukum tidak boleh campuri politik," kata Ade.Oleh karena itu, dia tak mau mengomentari pernyataan Abraham tersebut. "Itu pernyataan aparat penegak hukum, kalau pernyataan hukum saya tidak boleh mencampuri ya kalau anda menilai silakan kalau saya orang politik saya punya prinsip itu," pungkasnya.
Fadli Zon minta KPK tak komentar seperti pengamat
Wakil Ketua DPR, Fadli Zon meminta KPK untuk tak berkomentar layaknya pengamat terkait terpilihnya Setya Novanto sebagai ketua DPR. Fadli mengatakan, sebaiknya lembaga seperti KPK tidak berkomentar mengenai hal yang masih bersifat isu."Sebenarnya sebaiknya lembaga atau institusi itu tidak bisa berpendapat seperti itu. Kita ingin lembaga seperti KPK itu juga bekerja untuk memberantas korupsi tanpa tebang pilih sesuai tupoksinya. Begitu juga lembaga-lembaga lainnya, jadi jangan berkomentar seperti pengamat lah," kata Fadli di Komplek Parlemen, Senayan, Jakarta, Jumat (3/10).Fadli menegaskan, hal-hal yang sifatnya masih berupa isu, belum terbukti kebenarannya. Hal tersebut bisa merugikan seseorang yang tersangkut isu tersebut, lebih jauh lagi berpengaruh terhadap citra suatu lembaga."Masing-masing harus fokus di bidangnya. Apalagi sesuatu itu belum menjadi satu kenyataan atau keputusan atau fakta. Jadi akhirnya hanya menimbulkan satu spekulasi yang merugikan citra seseorang atau institusi," ucap Fadli.Fadli mengatakan, dia bersama pimpinan DPR lain akan berupaya menjadikan DPR sebagai lembaga yang merepresentasikan kepentingan rakyat."Jadi saya kira kita tidak mau dirugikan dengan segala macam isu yang belum tentu kebenarannya, sejauh ini juga tidak ada kebenarannya," tutup Fadli.
(mdk/bal)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Mantan Menteri ESDM, Sudirman Said mengungkap pernah ditegur Presiden Jokowi karena melaporkan Setya Novanto ke Mahkamah Kehormatan Dewan (MKD).
Baca SelengkapnyaMantan Menko Polhukam Mahfud Md memberi pandangan mengenai kerja KPK. Dia merespons curhatan Mega soal kerja KPK
Baca Selengkapnya" Ditambah perilaku individu pimpinan KPK, maka semakin rusaklah KPK, hancur sudah," Kata Abraham Samad
Baca SelengkapnyaMantan Ketua KPK Abraham Samad mendesak agar sejumlah kasus yang berhubungan dengan keluarga mantan Jokowi agar dapat segera diusut.
Baca SelengkapnyaAgus mengatakan, Presiden saat itu menginginkan penyidikan kasus yang menjerat Setya Novanto dihentikan.
Baca SelengkapnyaMantan Menteri ESDM, Sudirman Said menegaskan kemarahan Presiden Jokowi kepadanya setelah melaporkan Setya Novanto ke Mahkamah Kehormatan Dewan (MKD) memang ben
Baca SelengkapnyaMenurut Samad, penetapan tersangka yang dilakukan Polda Metro Jaya terhadap pimpinan tertinggi KPK sudah benar dan tidak perlu diperdebatkan.
Baca SelengkapnyaKPK menjelaskan penyidik hanya bekerja sesuai sebagaimana tugasnya dalam memberantas korupsi
Baca SelengkapnyaKetua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri merespons keputusan DKPP memberhentikan Hasyim Asy'ari dari jabatannya sebagai Ketua KPU karena tindakan asusila.
Baca SelengkapnyaDisusul dengan permintaan maaf Johanis ke TNI dengan menyebut penyelidiknya khilaf saat OTT (Operasi Tangkap Tangan) kasus dugaan suap di Basarnas.
Baca SelengkapnyaSistem yang ada di sana (KPK) diobrak-abrik oleh pimpinan KPK makanya saya menganggap hebat ini karena dia bisa mengubah sistem.
Baca SelengkapnyaMenurut Samad, masalah yang menimpa KPK itu tidak lain karena campur tangan pemerintah yang merevisi undang-undang KPK.
Baca Selengkapnya