Efek Penggunaan Vibrator pada Alat Kelamin: Mitos atau Fakta?
Bagi banyak wanita, vibrator telah menjadi sahabat setia dalam meraih kenikmatan seksual. Meski demikian, apakah terlalu sering memakai vibrator ada efeknya?
Bagi banyak wanita, vibrator telah menjadi sahabat setia dalam meraih kenikmatan seksual. Meski demikian, timbul pertanyaan, apakah terlalu sering menggunakan vibrator dapat membuat alat kelamin tidak peka?
-
Bagaimana vape bisa mempengaruhi gairah seks pria? Sebuah penelitian menunjukkan bahwa dampak vaping tidak sebatas pada ukuran testis yang mengecil, tetapi juga dapat menghambat gairah seks dan mengurangi jumlah sperma.
-
Apa yang terjadi pada vagina saat berhubungan? Pada saat berhubungan seks, miss v akan secara alami melumasi bersamaan dengan otot-ototnya yang mengembang untuk menampung penis maupun mainan seks. Setelah aktivitas seks selesai, miss v akan secara otomatis dan alami kembali pada bentuk semula seperti saat sebelum berhubungan seks.
-
Apa dampak buruk terlalu banyak bermain media sosial terhadap kehidupan seksual? Ya, itu memang menjadi akar dari berbagai masalah. Terutama karena melihat kehidupan orang lain yang tampak sempurna dan terkurasi bisa membuat kita merasa tidak cukup, kurang menarik, dan cenderung mengalami stres. Semua perasaan ini dapat mengurangi keinginan kita untuk berhubungan intim.
-
Apa dampak dari mitos ini? Dalam konteks kesehatan, mencukur bulu kemaluan saat hamil sebenarnya tidak memiliki pengaruh negatif, dan seringkali direkomendasikan sebagai bagian dari kebersihan pribadi menjelang persalinan.
-
Manfaat apa yang didapat dari hubungan intim? Tak hanya bersenang-bersenang, ternyata ada beragam manfaat dari hubungan intim untuk kesehatan fisik dan mental.
-
Kapan mitos tentang kontrasepsi dan frekuensi berhubungan intim muncul? Mitos yang menyebutkan bahwa tidak perlu memakai kontrasepsi jika berhubungan intim hanya sekali adalah anggapan yang keliru.
Efek Penggunaan Vibrator pada Alat Kelamin: Mitos atau Fakta?
amun, seberapa seriuskah masalah ini? Mari kita telaah bersama.
Aimee Eyvazzadeh, seorang dokter kandungan, memberikan pandangan bahwa kondisi ini, disebut desensitisasi, mungkin terjadi jika penggunaan terlalu berlebihan.
Desensitisasi, atau ketidakpekaan, merupakan hal yang normal dan tidak perlu dikhawatirkan. Menurut Eyvazzadeh, penggunaan vibrator pada posisi, frekuensi, atau tekanan yang sama setiap kali melakukan masturbasi dapat membuat otak dan tubuh terbiasa dengan jenis rangsangan tertentu. Hal ini bisa membuat alat kelamin menjadi kurang peka terhadap sentuhan lain.
Desensitisasi: Mitos atau Fakta?
Namun, perlu dicatat bahwa desensitisasi sifatnya sementara dan tidak sama dengan kerusakan saraf yang memerlukan perhatian medis.
Jadi, jika Anda merasa kesulitan mencapai orgasme tanpa vibrator, tidak perlu khawatir. Menggunakan vibrator dengan bijak tidak akan merusak alat kelamin.
"Jika pengguna vibrator biasa berhubungan seks atau masturbasi tanpa vibrator dan menyadari bahwa mereka lebih sulit mencapai orgasme, maka mereka harus menggunakannya," kata Eyvazzadeh.
Jika Anda merindukan sensasi saat pertama kali menggunakan vibrator, Aimee Eyvazzadeh menyarankan untuk mengambil istirahat sejenak.
Istirahat Sejenak dari Vibrator
Cobalah menggunakan pengaturan yang lebih rendah atau eksplorasi area yang berbeda. Ini dapat membantu membatalkan pengkondisian tubuh terhadap jenis rangsangan tertentu.
Menurut peneliti seks Zhana Vrangalova, ujung-ujung saraf di area genital bisa menjadi terbiasa dengan getaran yang tinggi dan cepat. Oleh karena itu, mengubah pola getaran atau intensitas dapat membantu mengembalikan kepekaan alat kelamin terhadap berbagai jenis sentuhan.
Sebelum terjun ke dunia vibrator, ada beberapa tips yang perlu diperhatikan untuk memilih alat yang sesuai dengan kebutuhan dan aman digunakan.
Tips Memilih Vibrator yang Baik
2. Perhatikan Bahan Pembuatannya: Hindari vibrator yang mengandung bahan kimia phthalates, yang dapat meningkatkan risiko kemandulan. Pastikan bahan pembuatannya lembut, tahan lama, dan mudah dibersihkan.
1. Perhatikan Masa Berlaku dan Kualitas Vibrator: Pilih vibrator berkualitas premium dengan masa berlaku yang panjang dan garansi. Hal ini penting untuk memastikan daya tahan dan keamanan penggunaan dalam jangka waktu yang lama.
3. Vibrator dengan Aroma: Hindari vibrator dengan wangi yang terlalu menyengat, karena penggunaan parfum dalam produk dapat membahayakan kesehatan.
4. Bentuk Desain Vibrator: Pilih alat dengan desain yang aman, lembut, dan mudah dibersihkan. Hal ini penting untuk kenyamanan dan keamanan penggunaan.
5. Mudah Dilepas: Pastikan vibrator dapat dilepas dengan mudah untuk keamanan tambahan. Kemudahan melepaskan alat dapat menjadi pertimbangan penting dalam situasi darurat.
Selain memilih vibrator yang baik, cara penggunaan yang aman juga perlu diperhatikan. Berikut beberapa tips untuk menjaga kebersihan dan keamanan saat menggunakan vibrator:
Cara Aman Menggunakan Vibrator
2. Hindari Peminjaman: Jangan meminjamkan vibrator kepada orang lain untuk menghindari risiko penularan penyakit menular seksual.
1. Bersihkan Secara Rutin: Cuci vibrator sebelum dan setelah digunakan menggunakan cairan pembersih khusus atau air hangat dan sabun ringan.
4. Ganti Vibrator yang Lama: Jika alat berbahan karet atau gel, gantilah vibrator setelah satu tahun penggunaan untuk mencegah kumpulan bakteri dan risiko penyakit.
3. Gunakan Kondom: Untuk keamanan tambahan, gunakan kondom saat berhubungan intim dengan vibrator. Ganti kondom setiap kali ingin menggunakan vibrator lagi.
Alat Bantu Seksual dalam Hubungan
Terakhir, perlu diingat bahwa alat bantu seksual, termasuk vibrator, dapat menjadi pelengkap yang menyenangkan dalam hubungan intim. Menggunakan alat bantu tidak hanya untuk meraih kenikmatan pribadi tetapi juga dapat menjadi cara baru untuk memperkaya sesi intim bersama pasangan.
Sebagai penutup, mari kita renungkan kata-kata Aimee Eyvazzadeh, "Alat bantu seksual terkadang diperlukan untuk membantu hubungan intim menjadi lebih berwarna."
Semoga informasi ini dapat membantu Anda dalam menjaga kesehatan dan keamanan saat mengeksplorasi keintiman seksual.