Kenali Apa Itu Strawberry Parenting dan Dampak Buruk yang Bisa Terjadi pada Anak
Istilah 'strawberry parents' muncul untuk menggambarkan orang tua yang memiliki pola pengasuhan berlebihan dalam melindungi dan memanjakan anak-anak mereka.
Di zaman yang semakin kompleks ini, pola asuh orang tua memainkan peran penting dalam membentuk karakter dan kepribadian anak. Dengan adanya berbagai metode pengasuhan yang berkembang, muncul fenomena yang kini menarik perhatian publik dan menimbulkan kekhawatiran di kalangan pendidik serta psikolog, yaitu konsep 'strawberry parents'. Fenomena ini tidak hanya menjadi topik trending di media sosial, namun juga menjadi perbincangan serius di kalangan praktisi pendidikan dan pengembangan anak.
Istilah 'strawberry parents' muncul sebagai gambaran dari gaya pengasuhan yang terlalu melindungi dan memanjakan anak, yang tanpa disadari berkontribusi pada terbentuknya generasi yang dikenal sebagai 'strawberry generation'. Mirip dengan buah stroberi yang lembut dan mudah memar, generasi yang lahir dari pola asuh ini cenderung memiliki ketahanan mental yang lemah dan kesulitan dalam menghadapi tantangan hidup. Pola asuh ini mencerminkan kecemasan berlebihan orang tua modern yang berusaha menghindarkan anak-anak mereka dari berbagai kesulitan dan kegagalan.
-
Apa ciri khas strawberry parents? Salah satu karakteristik orang tua tipe strawberry adalah kecenderungan untuk memenuhi setiap keinginan anak, meskipun hal tersebut bukanlah kebutuhan dasar.
-
Kenapa anak-anak Strawberry Parents rentan terhadap tekanan? Dalam bukunya, Prof. Rhenald Kasali mengungkapkan bahwa anak-anak tersebut berkembang dengan ide-ide kreatif, namun mereka cenderung mudah menyerah dan cepat merasa sakit hati.
-
Bagaimana strawberry parents menunjukkan kasih sayang? Bagi sebagian orang tua, menjadi orang tua yang lembut seperti stroberi adalah cara untuk melindungi anak dengan kasih sayang yang mendalam.
-
Siapa yang terpengaruh gaya pengasuhan Strawberry Parents? Anak-anak yang dibesarkan oleh orang tua dengan gaya pengasuhan strawberry sering mengalami kesulitan dalam menyesuaikan diri dengan perubahan yang terjadi di sekitar mereka.
-
Bagaimana pengaruh Strict Parents ke anak? Apabila gaya pengasuhan yang ketat dan responsif atau otoritatif akan menghasilkan kualitas anak yang baik, strict parents dengan gaya penuh tekanan dan tidak responsif atau otoriter justru akan membentuk karakter anak yang rendah diri dan mengalami berbagai masalah dalam mental dan perilakunya.
-
Apa itu parenting? Parenting adalah proses untuk mendidik dan menyelaraskan anak-anak dengan nilai-nilai sosial yang diterima di masyarakat.
Agar lebih memahami, Liputan6.com akan membahas pengertian strawberry parents serta ciri-cirinya yang telah dirangkum dari berbagai sumber, pada Jumat (15/11/2024).
Apa Itu Strawberry Parenting
Istilah "strawberry parents" diyakini muncul sebagai pola asuh yang berkontribusi terhadap lahirnya generasi yang disebut generasi strawberry. Istilah ini berasal dari Taiwan dan menggambarkan generasi baru yang dianggap lemah dan rapuh, mirip dengan sifat buah strawberry. Generasi ini dikenal kreatif, namun sering kali mudah menyerah dan cepat tersakiti. Pola asuh yang diterapkan oleh orang tua ini cenderung membuat anak-anak menjadi lebih rentan terhadap stres dan tantangan hidup.
Anak-anak yang termasuk dalam kategori ini umumnya tidak memiliki ketahanan mental yang baik, sehingga mereka lebih mudah terpengaruh oleh tekanan yang ada di sekitar mereka. Pola asuh yang diterapkan sering kali ditandai dengan pemberian fasilitas yang melebihi kebutuhan dasar, menciptakan zona nyaman yang dapat menghambat perkembangan karakter mereka. Dalam praktiknya, orang tua yang menerapkan gaya pengasuhan ini sering menjadikan anak sebagai pusat perhatian dan memberikan segala yang diinginkan tanpa mempertimbangkan dampak jangka panjang yang mungkin ditimbulkan.
Ciri-ciri Strawberry Parents
Salah satu karakteristik utama dari pola asuh 'strawberry parents' adalah kurangnya penerapan disiplin dan konsekuensi terhadap perilaku anak. Dalam lingkungan yang sangat permisif ini, anak-anak dibiarkan tumbuh tanpa adanya aturan dasar yang seharusnya menjadi pedoman dalam pembentukan karakter mereka. Ketiadaan batasan dan konsekuensi, meskipun terlihat memberikan kebebasan, sebenarnya dapat menghambat perkembangan kemampuan anak untuk memahami tanggung jawab dan disiplin diri. Meskipun pola asuh ini sering menghasilkan anak-anak yang kreatif, namun kelemahan yang mendasar adalah ketidakmampuan mereka dalam menghadapi tekanan dan kekecewaan yang mungkin terjadi dalam kehidupan.
Fenomena ini semakin parah karena orang tua sering kali memberikan pujian berlebihan dan menggambarkan anak mereka sebagai sosok yang sempurna tanpa cela. Pujian yang berlebihan dan gambaran kesempurnaan yang tidak realistis ini menciptakan kesenjangan antara persepsi diri yang terbentuk di rumah dengan kenyataan yang akan mereka hadapi di luar. Selain itu, ciri lain dari pola asuh strawberry parents adalah kebiasaan menggantikan waktu kebersamaan dengan uang atau hadiah. Padahal, tidak ada yang dapat menggantikan waktu yang dihabiskan bersama anak. Menghabiskan waktu bersama anak merupakan investasi yang penting untuk membangun hubungan yang kuat dan memberikan rasa aman.
Memberikan uang atau hadiah sebagai pengganti waktu juga dapat menyampaikan pesan yang salah kepada anak. Mereka mungkin tumbuh dengan pemahaman bahwa kasih sayang dan perhatian orang tua dapat diukur dengan materi. Hal ini dapat membuat anak menjadi materialistis dan kurang menghargai pentingnya waktu berkualitas bersama keluarga, yang seharusnya menjadi dasar dari hubungan yang kuat dan harmonis. Ciri lain yang sering muncul adalah terlalu sering membantu anak dalam menyelesaikan kewajibannya. Meskipun membantu anak bukanlah hal yang buruk, jika terlalu sering dilakukan, hal ini dapat menjadi kebiasaan yang tidak baik bagi mereka. Anak yang selalu dibantu tidak akan belajar untuk mandiri dan akan cenderung bergantung pada orang lain. Akibatnya, saat mereka dewasa, mereka mungkin kesulitan untuk hidup mandiri.
Dampak Strawberry Parenting
1. Pola Asuh yang Berlebihan
Sebagian orang tua menganggap bahwa menjadi strawberry parents adalah cara untuk melindungi anak dengan kasih sayang yang melimpah. Namun, pendekatan ini sering kali mengakibatkan anak-anak menerima perlakuan yang berlebihan dan terlalu dimanjakan. Tanpa adanya batasan atau aturan yang jelas, anak-anak dapat tumbuh dengan keyakinan bahwa semua perilaku mereka adalah benar. Meskipun generasi stroberi memiliki banyak ide yang kreatif dan menjalin hubungan yang erat dengan orang tua, gaya pengasuhan ini dapat menyebabkan mereka kesulitan saat menghadapi stres dan tantangan hidup. Ketiadaan aturan dan konsekuensi membuat mereka kurang siap menghadapi realitas yang keras.
2. Kesulitan Beradaptasi
Anak-anak yang dibesarkan oleh strawberry parents sering kali mengalami kesulitan dalam beradaptasi dengan perubahan lingkungan. Dengan pola asuh yang berfokus pada kelembutan dan perhatian yang berlebihan, anak-anak ini jarang menerima hukuman dan tidak memiliki aturan yang tegas. Prof. Rhenald Kasali dalam bukunya yang berjudul Strawberry Generation: Anak-anak Kita Berhak Keluar dari Perangkap yang Bisa Membuat Mereka Rapuh menyatakan bahwa meskipun anak-anak ini memiliki ide-ide yang inovatif, mereka cenderung mudah menyerah dan cepat merasa tersakiti. Kebiasaan hidup yang nyaman dan terlindungi menjadikan mereka rentan terhadap tekanan dan stres. Mereka tidak terlatih untuk menghadapi berbagai tantangan hidup dan lebih cenderung bergantung pada orang lain ketika menghadapi situasi yang sulit. Hal ini berpengaruh negatif terhadap kemampuan mereka dalam menyelesaikan masalah serta beradaptasi dengan perubahan yang terjadi di sekitar mereka.