Seringnya traveling dan mengalami jetlag bikin orang berisiko tinggi kena kanker
Merdeka.com - Dalam sebulan, seberapa sering kamu traveling atau bepergian ke suatu tempat, apalagi ke tempat yang berjarak jauh dengan tempat asalmu sehingga membuatmu mengalami jetlag?
Menurut penelitian yang dilansir dari thehealthsite.com, bepergian dan jetlag mampu berdampak buruk untuk kesehatan. Salah satunya adalah membuatmu berisiko tinggi untuk terkena kanker.
"Seringnya bepergian dan jetlag yang dialami cenderung mengganggu jam tubuh yang dampaknya sama dengan mekanisme penyebab kanker," ungkap penelitian ini.
-
Kenapa kelelahan jadi gejala kanker? Kelelahan akibat kanker sering kali berdampak pada kemampuan seseorang untuk melakukan aktivitas sehari-hari.
-
Apa saja faktor risiko kanker? Aru menjelaskan bahwa makanan berkontribusi sekitar 35 persen terhadap risiko kanker, diikuti oleh rokok dengan 30 persen, dan kurangnya aktivitas fisik dengan persentase yang signifikan.
-
Siapa yang rentan terkena kanker? Kanker dapat menyerang berbagai organ dan jaringan tubuh, dan menyebabkan berbagai gejala dan komplikasi yang mengancam jiwa.
-
Siapa yang mengalami gangguan kesehatan? Dalam salinan DKPP, Pengadu (CAT) disebut mengalami gangguan kesehatan usai menjalani hubungan badan yang dipaksa oleh Teradu (Hasyim Asyari) dalam hal ini Ketua KPU RI Hasyim Asy'ari.
-
Bagaimana kelelahan mengganggu kesehatan? Tidur adalah salah satu kebutuhan dasar tubuh kita yang berpengaruh terhadap kesehatan tubuh kita. Tidur yang cukup dan berkualitas dapat membantu tubuh kita untuk memulihkan diri dari kelelahan, stres, atau infeksi. Tidur yang kurang atau buruk dapat mengurangi kemampuan tubuh kita untuk memperbaiki sel-sel yang rusak, mengeluarkan racun, dan meningkatkan sistem imun tubuh.
-
Mengapa obesitas meningkatkan risiko kanker? 'Obesitas itu menjadi risiko terjadinya kanker, misalnya kanker payudara, kanker endometrium, kanker esofagus. Kalau berat badan tidak dipantau, ini bisa meningkatkan risiko kanker-kanker tertentu,' kata Wiji.
"Jam internal tubuh berhubungan dengan cahaya eksternal yang kemudian mempengaruhi perilaku dan aktivitas yang dijalani. Penelitian menemukan bahwa kacaunya jam internal tubuh membuat aktifnya protein bernama RAS di sekitar sel tubuh secara tidak tepat. RAS yang bertugas untuk mengendalikan multiplikasi sel dalam tubuh ini membuat produksi sel kanker jadi meningkat," jelas penulis penelitian ini, Angela Relogio dari Charite-Medical University, Berlin.
"Selain RAS, ditemukan pula 2 jenis protein lainnya yaitu INK4 dan ARF yang juga bisa meningkatkan risiko kanker karena terganggunya jam alami tubuh."
(mdk/feb)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Bepergian dengan cara terbang bisa membuat seseorang mengalami sejumlah masalah kesehatan berikut ini:
Baca SelengkapnyaBanyak orang justru sakit usai liburan. Ini Penyebab terjadinya hal tersebut serta cara mengatasinya.
Baca SelengkapnyaDemensia merupakan salah satu ancaman kesehatan yang bisa berisiko terjadi akibat gaya hidup tidak sehat.
Baca SelengkapnyaKanker dapat disebabkan oleh berbagai faktor, dan salah satunya bisa berasal dari gaya hidup tidak sehat.
Baca SelengkapnyaDari gangguan tidur hingga risiko penyakit kronis, dampak bekerja di luar jam kerja normal dapat jauh lebih kompleks daripada sekedar rasa kantuk di siang hari.
Baca SelengkapnyaBuat kamu yang masih bertanya-tanya apa saja dampak negatif dari sering begadang yang patut diwaspadai, berikut ini penjelasannya.
Baca SelengkapnyaTidur siang bisa memberi banyak manfaat bagi kesehatan termasuk menurunkan risiko kanker.
Baca SelengkapnyaTanpa kita sadari, kebiasaan-kebiasaan yang kita lakukan justru membawa kita pada risiko serangan jantung yang lebih tinggi.
Baca SelengkapnyaKurang tidur dapat menimbulkan berbagai dampak negatif bagi kesehatan, baik fisik maupun mental.
Baca SelengkapnyaMenurut Yayasan Kanker Indonesia (YKI), penerapan gaya hidup yang tidak sehat dan cenderung mengikuti negara barat menjadi penyebab meningkatnya kasus kanker.
Baca SelengkapnyaPenyebab kantuk berlebih bervariasi, mulai dari kondisi mental dan kebiasaan hidup yang kurang sehat hingga masalah medis yang serius
Baca SelengkapnyaDengan memahami bahaya dari gaya hidup sedentari, kita dapat mengambil langkah untuk mengubah kebiasaan kita dan memilih jalan menuju kesehatan yang lebih baik.
Baca Selengkapnya