3 Fakta Ono Niha, Leluhur Orang Nias yang Datang dari Negeri China
Merdeka.com - Pulau Nias memiliki populasi penduduk hampir sebanyak 1.000.000 jiwa. Mereka terdiri dari beragam etnis. Salah satunya tentu Suku Nias sendiri.
Berdasarkan cerita-cerita lisan yang berkembang, banyak sumber yang menceritakan asal-usul Suku Nias. Salah satunya adalah cerita soal leluhur orang Nias yang datang dari dataran Cina bagian selatan.
Mereka disebut dengan julukan Ono Niha. Dikutip dari Neliti.com, mereka bermigrasi dari wilayah Yunan secara bergelombang mulai sekitar 3.500 tahun sebelum masehi hingga awal-awal masehi.
-
Apa cerita rakyat mitos di Sumatera Utara? Legenda Danau Toba adalah salah satu cerita rakyat yang paling terkenal dari Sumatera Utara. Kisah ini bercerita tentang seorang pemuda yatim piatu bernama Toba yang suatu hari menangkap ikan mas raksasa di sungai.
-
Apa yang terjadi ketika nenek moyang manusia bermigrasi? Manusia modern bermigrasi keluar dari Afrika sekitar 70.000 tahun lalu, dan hampir semua orang yang saat ini tinggal di luar benua itu diperkirakan merupakan keturunan dari para pionir awal tersebut. Karena Afrika melindungi nenek moyang manusia dari kondisi dingin ekstrem pada zaman es lampau, mereka kehilangan bulu tubuh tebal mereka dan beradaptasi dengan panas benua itu.Namun, saat manusia bermigrasi ke daerah yang lebih dingin, mereka berubah dari pemburu dan pengumpul menjadi masyarakat agraris dan penggembala.
-
Mengapa etnis Tionghoa datang ke Sumatera Barat? Kedatangan etnis Tionghoa ke daerah Minangkabau tentu saja tidak lepas dari aktivitas perdagangan di Nusantara.
-
Dimana sejarah dan mitos saling berkaitan? Dengan memahami perbedaan antara sejarah dan mitos berikut ini, Anda dapat mengapresiasi kedua konsep ini dalam konteksnya masing-masing.
-
Apa kisah utama di balik Tari Batu Cino? Di Sumatra Selatan, terdapat sebuah kesenian drama tari yang mengisahkan kisah cinta sepasang kekasih yaitu Tari Batu Cino.
-
Apa asal-usul orang Kincai? Mengutip dari beberapa sumber, asal-usul Orang Kincai sendiri bermula dari manusia purba Homo Sapiens yang lebih dulu menghuni Pulau Sumatra.
Lalu seperti apa kisahnya hingga mereka bertahan hidup di Pulau Nias hingga beranak-pinak menghasilkan keturunan hingga sekarang? Berikut selengkapnya:
Kedatangan Orang-orang Cina di Nias
©Wikipedia.org
Orang-Orang Cina diperkirakan tiba di Nias melalui Pelabuhan Singkuang. Mereka kemudian bergerak ke arah barat dan sampai di wilayah Lahusa dan Gomo. Maka tak heran, hingga 500 tahun yang lalu, pusat peradaban orang-orang Nias masih berada di tepi Sungai Susua dan Gomo.
Kedatangan orang-orang Cina inilah yang kemudian mendesak kehidupan suku-suku sebelumnya di Nias. Lama-kelamaan, suku-suku ini menjadi punah. Banyak hal yang menyebabkan suku-suku ini punah seperti hukum rimba, sumber daya alam yang menipis.
Mata Pencaharian
©Wikipedia.org
Saat tiba di Nias, para Ono Niha sudah mengenal cara bercocok tanam dan memproduksi makanan. Mereka juga sudah tinggal menetap. Banyaknya waktu luang juga mendorong mereka untuk memikirkan dan membayangkan hal-hal yang abstrak. Hal-hal abstrak itu diwujudkan salah satunya dalam bentuk keindahan.
Ekspresi keindahan itu dapat dilihat dari manik-manik di pakaian orang nias dan gelang yang dipakai di bagian lengan dan kaki. Dilihat dari periodenya, masa ini disebut zaman neolitikum yang ditandai dengan kemampuan memproduksi makanan dan benda-benda kebudayaan seperti tembikar, kapak batu, patung, dan lain sebagainya.
Atas dasar itu pula kelompok dari Yunan ini memproklamasikan diri sebagai kelompok pertama yang telah meletakkan dasar-dasar kebudayaan sebagaimana yang diekspresikan orang nias saat ini.
Proses Pembentukan Marga
©Wikipedia.org
Dalam periode selanjutnya, tak ada suku lain di Nias selain Ono Niha ini. Mereka kemudian beranjak dari tempat tinggal leluhur di sepanjang Sungai Gomo dan mencari daerah yang baru.
Sejak persebaran itu, marga-marga di Nias mulai terbentuk. Bersamaan dengan itu pula muncul bibit-bibit persaingan di antara mereka. Suasana seperti itu tetap dirasakan hingga sekarang.
Setiap marga berusaha menampilkan diri sebagai yang paling unggul. Maka dari itu muncul berbagai tradisi seperti tradisi Owasa dan Mangani Binu. Harga diri seseorang ditentukan oleh berapa jumlah kepala babi dan kepala manusia yang berhasil dipenggal.
(mdk/shr)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Pulau Nias merupakan kabupaten yang ada di Sumatra Utara dan menjadi pulau terbesar di antara pulau-pulau di bagian pantai Barat Sumatra.
Baca SelengkapnyaIa menuliskan cerita tentang peperangan di Cina pakai aksara Jawa yang membuat banyak orang kagum
Baca SelengkapnyaKelompok etnis pribumi Pulau Sumatera ini mendiami di sekitar kaki Gunung Kerinci yang sudah hidup sejak ribuan tahun yang lalu.
Baca SelengkapnyaPatung yang menjadi media ritual tersebut memang dipercaya ditempati oleh roh-roh para leluhur.
Baca SelengkapnyaBelum lama ini arkeolog menemukan ratusan artefak batu giok berusia 5.000 tahun.
Baca SelengkapnyaSalah satu suku yang mendiami Provinsi Aceh ini kehidupannya jarang disorot media namun mereka sudah bersentuhan langsung dengan dunia luar daerahnya.
Baca SelengkapnyaDalam catatan Roberto Bangun, dikatakan bahwa orang-orang awal Karo berasal dari keturunan India.
Baca SelengkapnyaDi Desa Ciawi Japura, Cirebon, Jawa Barat, ditemukan sebuah situs batu tulis berusia ratusan tahun.
Baca SelengkapnyaMakhluk ini mirip seperti naga China seperti yang sering kita lihat di film.
Baca SelengkapnyaIndonesia memiliki berbagai macam mitos yang beragam.
Baca SelengkapnyaBanyak hal menarik yang bisa diteliti di Situs Liyangan.
Baca Selengkapnya7.300 Tahun Lalu Orang Asia Tenggara Tinggal di Sebuah Pulau di China, Ini Buktinya
Baca Selengkapnya