Mengenal Tau-Tau, Aksesori Replika Orang Meninggal di Tana Toraja
Merdeka.com - Selain rambu solo, Tana Toraja punya tradisi unik berupa pembuatan replika orang meninggal yang terbuat dari pahatan kayu. Miniatur patung-patung ini dibuat semirip mungkin dengan sosok yang telah meninggal. Setiap orang yang meninggal, akan dibuatkan minimal satu buah Tau-Tau sesuai dengan status sosialnya di masyarakat.
Tau-Tau merupakan simbol bagi orang yang telah meninggal. Proses pembuatan Tau-Tau tidak boleh dikerjakan oleh sembarang orang. Tau-Tau harus dibuat berdekatan dengan jenazah yang dibuatkan Tau-Tau.
Menurut kepercayaan, melalui patung ini hubungan yang terjalin tetap langgeng meski telah tiada. Meski begitu, nilai luhur yang ada pada Tau-Tau kini mulai luntur. Bahkan patung simbol orang meninggal ini kini telah menjadi aksesoris yang diperjualbelikan.
-
Siapa yang di utuk menjadi patung? Bandung Bondowoso yang merasa tertipu, marah dan mengutuk Roro Jonggrang menjadi patung untuk melengkapi candi yang keseribu.
-
Siapa yang membuat patung Mbok Turah? Dirangkum dari berbagai sumber, salah satu karya yang menjadi ikon Omah Petroek adalah patung Mbok Turah.
-
Di mana patung batu mirip manusia ditemukan? Puluhan patung besar terbuat dari batu yang diukir berwajah mirip manusia ditemukan di Lembah Bada, Kabupaten Poso, Sulawesi Tengah, lebih dari 100 tahun lalu.
-
Bagaimana patung itu dibuat? Patung itu berbentuk makhluk setengah manusia setengah singa yang disebut Lion Man. Ini adalah bukti paling awal yang kita miliki tentang keyakinan dan praktik, dan menunjukkan kemampuan unik manusia untuk mengkomunikasikan apa yang ada di pikiran kita melalui objek.
-
Apa yang unik dari patung tersebut? Patung ini sering ditampilkan memegang sepasang obor, kunci, ular, atau ditemani anjing, dan di periode selanjutnya digambarkan bertubuh tiga dan diyakini berasal dari sekitar 2.300 tahun yang lalu.
-
Kenapa patung itu dikubur? Kesedihan dan kisah sedih seputar barang-barang antik tersebut mungkin mendorong seseorang untuk membuangnya.
©2021 Merdeka.com./Asrullah
Raut wajah patung Tau-Tau dibuat sedemikian rupa miripnya. Raut wajah tua mencerminkan saat jenazah meninggalkan dunia. Tau-Tau ditempatkan pada kuburan batu, goa, atau rumah-rumah kayu tempat jenazah disemayamkan. Penempatannya disesuaikan dengan status sosial, apakah dari golongan bangsawan atau golongan rakyat biasa.
Untuk mereka yang memiliki status sosial rendah, Tau-Tau biasaya dibuat dari bambu, sedangkan untuk kelas menengah Tau-Tau dibuat dari kayu Cendana atau Randu. Lain halnya untuk kelas atas atau golongan bangsawan, Kayu nangka menjadi bahan utama pembuatan Tau-Tau. Variasi tanduk atau tulang kerbau juga sering digunakan sebagai penyusun bola mata.
©2021 Merdeka.com/Asrullah
Masyarakat Toraja punya kepercayaan yang disebut dengan (Aluk Todolo). Aluk Todolo bengatakan, setiap orang yang telah meninggal akan memasuki Poyo, alam tempat berkumpulnya semua makhluk halus. Namun, mereka hanya bisa memasuki Poyo jika telah melewati semua upacara pemakaman yang benar sesuai dengan status sosial mereka.
Hal itulah yang menjadikan Tau-Taus wajib dibuat sebagai ritual, tentunya dari bahan yang sesuai dengan status sosial almarhum. Pasalnya, kegagalan ritual akan mengakibatkan roh terdampar atau tersesat berkeliaran di antara dua dunia.
Inilah alasan mengapa masyarakat Tana Toraja selalu mengadakan upacara pemakaman yang benar dan sempurna. Sedangkan penciptaan Tau-Tau untuk almarhum sangat penting sebagai siklus kehidupan setiap orang meninggal di Tana Toraja.
©2021 Merdeka.com./Asrullah
Melansir laman kemdikbud.id, saat ini masyarakat Toraja selalu mempermudah proses dari pembuatan Tau-Tau. Mulai dari segi alat hingga ritualnya. Terjadinya pergeseran makna tersebut membuat Tau-Tau tidak bernilai tinggi lagi dalam Rambu Solo’. Begitupula dari segi tampilan fisik, Tau-Tau yang lama memperlihatkan raut raut wajah yang abstrak. Aksesoris emas asli dan cara memahatnya masih menggunakan alat-alat sederhana.
Berbeda dengan Tau-Tau baru yang telah mengalami banyak perubahan. Contohnya dari raut wajah yang sama persis dengan jenazah, aksesorisnya bukan lagi emas dan cara pembuatannya telah menggunakan peralatan yang canggih. Tau-Tau generasi batu bahan pembuat utamanya juga berbeda. Dahulu, Tau-Tau menggunakan kayu nangka asli dari Toraja, namun saat ini kayu nangka telah didatangkan dari daerah luar Toraja.
©2021 Merdeka.com./Asrullah
Proses pembuatan Tau-Tau sendiri harus mengikuti langkah-langkah yang tepat serta menjalani ritual khusus. Termasuk dari penebangan pohon untuk kayunya. Lanjut pada proses mengukir, perajin juga perlu bekerja di dekat jenazah almarhum yang dibuatkan Tau-Tau.
Sebagai upacara pemakaman, Tau-Tau dihias dengan pakaian tradisional. Tau-Tau laki-laki memakai sarung, sedangkan Tau-Tau perempuan mengenakan blus tradisional 'kebaya'. Hiasan kepala juga turut meramaikan penampilan Tau-Tau. Disisipkan dompet berisi kepingan perak dan emas, pisau keramat, dan pusaka lainnya yang nilainya begitu erat dengan kerajaan dan ketuhanan. (mdk/Ibr)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Melihat prosesi upacara pemakaman di Tana Toraja, provinsi Sulawesi Selatan.
Baca SelengkapnyaOrang Batak Toba percaya bahwa terdapat tradisi Megalitik yang masih berkaitan dengan roh leluhur.
Baca SelengkapnyaViral, begini ritual Ma’nene di Toraja yang diadakan setiap bulan Agustus.
Baca SelengkapnyaSuku Aztec di Meksiko menyebutnya sebagai Peluit Kematian. Begini bunyinya.
Baca SelengkapnyaSang Raja Rahat yang melihat patung Sigale-gale bergerak dengan sendirinya merasa patung itu mirip seperti sang anak.
Baca SelengkapnyaBahkan, ada juga makam yang dibuat seolah sangat tua dan kramat, dengan menambahkan bangunan serta kain kafan di batu nisan.
Baca SelengkapnyaTana Toraja di Sulawesi Selatan punya beragam kekayaan budaya menarik dan tradisi yang unik.
Baca SelengkapnyaRitual Ma'nene di Tana Toraja jadi sorotan di media sosial.
Baca SelengkapnyaBerikut 7 tempat wisata di Toraja yang paling dicari dan direkomendasikan untuk dikunjungi bersama keluarga.
Baca SelengkapnyaPatung yang menjadi media ritual tersebut memang dipercaya ditempati oleh roh-roh para leluhur.
Baca SelengkapnyaTopeng Jawa memiliki berbagai makna dan fungsi tergantung pada jenisnya.
Baca SelengkapnyaKetika seseorang telah pergi untuk selamanya, bagi kelompok Suku Batak Toba orang tersebut layak untuk mendapatkan penghormatan.
Baca Selengkapnya