Mengenal Tradisi Markusip, Cara PDKT Masyarakat Tapanuli Selatan
Tradisi Markusip, cara PDKT ala masyarakat Tapanuli Selatan yang dilakukan pada masa lampau.
Ada beberapa cara yang dilakukan masyarakat untuk mendapatkan jodoh, salah satunya Markusip dari Tapanuli Selatan.
Mengenal Tradisi Markusip, Cara PDKT Masyarakat Tapanuli Selatan
Tradisi Lama
Mengutip kebudayaan.kemdikbud.go.id, Markusip adalah aktivitas memadu kasih yang biasa dilakukan anak muda di Tapanuli Selatan pada masa lalu. Tradisi Markusip tersebar dan diwariskan secara turun-temurun secara lisan dalam bentuk yang relatif tetap.
-
Apa itu tradisi Marsuap? Tradisi Marsuap jadi tradisi ziarah khas warga Batak. Upacara ziarah kubur menjadi cara untuk menjalin kedekatan antara pihak keluarga dengan orang yang telah meninggal dunia.Di Sumatera Utara, tradisi ini juga dipelihara oleh masyarakat adat Batak melalui tradisi Marsuap atau mencuci muka di atas makam.
-
Apa tradisi unik di Sumatera Selatan? Salah satunya adalah tradisi unik yang ada di Sumatra Selatan yakni saling bertukar takjil dengan tetangga di sekitar kampung tempat tinggal.
-
Bagaimana Sumando dilakukan di Tapanuli Tengah? Biasanya kegiatan sumando berlangsung selama tiga hari tiga malam.
-
Kenapa tradisi Marsuap dilakukan? Tradisi Marsuap dipercaya turun temurun oleh masyarakat Batak sebagai salah satu cara menghilangkan rasa duka setelah ditinggal orang yang dicintai untuk selamanya.
-
Apa tradisi unik di Pulau Masakambing? Selain pesona alam, wisatawan bisa belajar tentang tradisi sedekah telur ayam dan pisang di tepi pantai. Tradisi ini dipercaya bisa menyembuhkan penyakit.
-
Apa itu tradisi Mappatoppo? Mappatoppo ini sebagai bentuk simbol transformasi seseorang dari sebelum haji yang kemudian menjadi haji karena sudah menjalankan rukun Islam yang terakhir.
Dilakukan Malam Hari
Ada hal unik di setiap pelaksanaan Markusip, yaitu hanya bisa dilakukan saat malam hari hingga larut secara diam-diam dan serahasia mungkin dan tidak dapat dilakukan pada siang hari. Tradisi semacam ini biasa ditemukan pada etnis Batak Mandailing dan Angkola saja.
Tetap pada Aturan Adat
Secara teknis, pelaksaan Markusip masih terikat langsung dengan aturan-aturan adat yang berlaku di masyarakat Mandailing dan Angkola. Tradisi ini berlangsung dari generasi ke generasi dengan proses belajar yang berlandaskan konsep, nilai, aturan serta norma yang berlaku di masyarakat.
Kehidupan orang Mandailing dan Angkola di masa lampau sangat taat pada aturan adat yang cukup ketat. Hampir seluruh aspek kehidupan sangat berkaitan dengan hukum dan aturan adat, salah satunya urusan pergaulan dalam muda-mudi. Pergaulan muda-mudi yang diatur dalam peraturan adat itu memicu dalam menjalin kasih atau soal percintaan harus dilakukan berlandaskan nilai-nilai budaya. Dalam konteks tersebut, Tradisi Markusip tumbuh dan berkembang menjadi tradisi pergaulan muda-mudi Tapanuli Selatan.Eksistensi Tradisi Markusip
Hingga saat ini, Tradisi Markusip sudah hilang dari masyarakat Tapanuli Selatan. Mungkin, cara melestarikannya hanya lewat karya tulisan atau bahkan secara lisan. Hal tersebut menjadi satu-satunya cara untuk melestarikan tradisi asli Tapanuli Selatan meski hanya lewat tulisan dan cerita saja.