Mengenal Wadah dan Tanda Kubur, Simbol Upacara Kematian Suku Nias Selatan
Merdeka.com - Upacara kelahiran, perkawinan, hingga kematian menjadi proses kehidupan semua suku yang ada di Indonesia. Setiap upacara memiliki makna dan fungsi tertentu di dalam proses jalannya upacara sampai atribut yang digunakan.
Nias terbagi atas dua kabupaten yaitu Kabupaten Nias dan Kabupaten Nias Selatan. Tetapi secara budaya tidak memiliki perbedaan yang signifikan. Hanya saja pada aspek inti dari budaya yang tentu berbeda. Budaya megalitik sangat erat dengan penghormatan terhadap leluhur. Peninggalan megalitik ini lebih dikaitkan dengan aspek struktur sosial di antaranya status sosial, sedangkan aspek religi tidak terlalu menonjol keterkaitannya
Suku Nias, Sumatera Utara salah satu dari sekian banyak suku di Indonesia yang masih mempertahankan budaya adatnya. Upacara kematian di Suku Nias masih dianggap upacara yang sakral. Istilah wadah dan tanda kubur yang digunakan Suku Nias dalam setiap upacara kematian seseorang memiliki makna dan fungsi tersendiri bagi masyarakatnya.
-
Apa itu Upacara Memayu? Upacara Memayu merupakan upacara yang secara rutin diadakan oleh masyarakat Cirebon.
-
Bagaimana cara upacara bendera membentuk karakter? Kegiatan ini bisa menumbuhkan jiwa kepemimpinan para siswa dan rasa tanggung jawab bersama.
-
Kenapa upacara bendera dilakukan? Upacara bendera merupakan salah satu upaya untuk mewujudkan tujuan pendidikan yang mencakup nilai-nilai penanaman sikap disiplin, kerja sama, rasa percaya diri, dan tanggung jawab.
-
Kenapa doa pernikahan penting di Sumut? Doa pernikahan sesuai ajaran Islam penting diketahui setiap pasangan.
-
Apa itu Upacara Bekarang Iwak? Melansir dari jurnal 'Tinjauan Historis Bekarang: Warisan Budaya untuk Alam di Kecamatan Kikim Timur, Kabupaten Lahat', upacara Bekarang Iwak merupakan tradisi menangkap ikan menggunakan peralatan tradisional pada waktu tertentu.
-
Gimana caranya merayakan Hari Internasional Masyarakat Adat? Setiap tahunnya, UNESCO menandai perayaan Hari Internasional Masyarakat Adat Sedunia dengan berbagi informasi tentang proyek dan kegiatan yang relevan dengan tema tahunan.
Wadah atau Kerangka Kubur
Wadah kubur bagi seseorang yang telah meninggal itu disebutkan wadah bagi si mati ketika mayat atau kerangka dimasukkan ke dalam wadah kubur. Menurut artikel Balai Arkeologi Medan, dalam masyarakat Suku Nias Selatan wadah kubur ini terbagi atas 2 peti, yaitu peti batu dan peti kayu. Peti Batu merupakan wadah kubur yang kerap dijumpai di depan rumah adat besar, yaitu rumah bagi para pemimpin masyarakat kampung.
Peti batu bisa berukuran cukup besar kira-kira memiliki panjang 2 meter dan ada yang berukuran kecil panjangnya kurang dari setengah meter. Sangat disayangkan, Peti batu yang berukuran besar sudah jarang ditemukan, bilapun ada kondisinya sudah rusak. Berdasarkan jurnal yang sama, jika kerusakan pada wadah kubur ini jika hiasan yang berupa lassara sudah hilang. Peti batu ini berbentuk seperti perahu naga dengan hiasan lassara di depannya.
Selain terkenal dengan lompat batunya atau Fahombo Batu (dalam bahasa Nias) mereka juga menggunakan wadah atau kerangka kubur untuk seseorang yang meninggal. Peti kayu juga digunakan oleh masyarakat desa Bawomataluo, Nias Selatan.
Model peti kayu yang digunakan masyarakat Bawomataluo juga sama dengan peti batu. Hanya saja peti batu ini disangga oleh tiang kayu di setiap sudutnya. Ukuran tiangnya bisa mencapai 2 meter.
Tanda Kubur
Tanda kubur adalah tanda bahwa ada orang yang dikuburkan di tempat tersebut atau biasa disebut batu nisan. Adapun tanda kubur tersebut berupa behu yang berbentuk persegi empat atau persegi panjang. Memiliki ukuran 1,5 sampau 2 meter dan terdapat lassara beserta lehernya dengan ukuran kurang lebih 1 meter.
Tanda Kubur yang sering digunakan oleh masyarakat Nias Selatan berupa behu dan kepala lassara. Behu sebagai tanda kubur yang diletakkan di depan kuburan dan pahatan pada umumnya digambarkan tanda salib.
Behu seringkali digunakan sebagai tanda kubur yang ditempatkan sejajar dengan salib berbahan kayu.
Simbol Kematian
Keberadaan religi awal masyarakat Nias Selatan diketahui melalui perilaku masyarakat yang sebagian besar berkaitan dengan penghormatan terhadap leluhur. Maka dalam masyarakat Nias Selatan percaya bahwa apabila terdapat kehidupan setelah meninggal.
Selain itu, leluhur mereka dianggap berada di alam lain dan masih memiliki hubungan erat dengan keturunannya yang hidup di dunia. Pemberian penghormatan kepada leluhur mereka percaya bahwa kehidupan mereka akan menjadi lebih baik.
Prosesi penguburan saat ini sudah berbeda. Beberapa seseorang yang telah meninggal dikuburkan sesuai dengan agamanya yang dianut. Perbedaannya pada model bagian depan peti yang digunakan seperti hiasan kepala lassara hanya digunakan oleh kaum bangsawan saja. Sebagian lagi menggunakan tanda kubur di depan kuburannya seperti batu nisan.
Wadah kubur memiliki fungsi sebagai wadah atau tempat untuk jasad seseorang serta sebagai sarana roh menuju ke alam dunia lain beserta atributnya untuk menolak bala. Sedangkan tanda kubur berfungsi sebagai tanda seseorang telah dikuburkan berkaitan dengan perjalanan roh ke alam arwah. (mdk/adj)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Meresapi Makna Kelahiran hingga Kematian di Museum Samsara Bali, Bikin Hidup Semakin Bermakna
Baca SelengkapnyaMelihat prosesi upacara pemakaman di Tana Toraja, provinsi Sulawesi Selatan.
Baca SelengkapnyaHiasan ini biasa dikenakan ketika pesta perkawinan dan pesta Sikerei yang hanya ditemukan di Pulau Siberut.
Baca SelengkapnyaMelihat koleksinya bikin pengunjung auto ingat mati
Baca SelengkapnyaTradisi Nyepuh jadi cara warga di Ciamis untuk menyambut bulan Ramadan.
Baca SelengkapnyaAda rangkaian ritual yang cukup menarik untuk disorot dan diketahui. Dalam pelaksanaannya, ritual pengantar jenazah suku Asmat wajib menyanyikan lagu khusus.
Baca SelengkapnyaTradisi ini digelar setiap perayaan Hari Raya Karo yang jatuh pada tanggal 15 bulan Karo dalam kalender Saka.
Baca SelengkapnyaTari tradisional memiliki ciri khas yang menunjukkan identitas dan keunikan dari daerah asalnya.
Baca SelengkapnyaTarian ini konon dipercaya akan merekatkan koneksi antara keluarga yang ditinggalkan dengan roh yang dipanggil oleh Tuhan.
Baca SelengkapnyaMomen pernikahan bagi masyarakat Lampung adalah hal yang sakral dan salah satu unsur kehidupan yang begitu penting.
Baca SelengkapnyaTahlilan digelar setiap hari hingga tujuh hari kematian.
Baca SelengkapnyaSebuah perayaan tradisi yang dilaksanakan rutin setiap tahun ini melibatkan seluruh petani untuk menyambut datangnya masa bercocok tanam.
Baca Selengkapnya