Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Sejarah Tembakau Deli, Daun 'Emas' yang Legendaris di Pulau Sumatra

Sejarah Tembakau Deli, Daun 'Emas' yang Legendaris di Pulau Sumatra Ilustrasi tembakau. ©istimewa

Merdeka.com - Tembakau telah lama dikenal sebagai salah satu komoditas yang memiliki nilai jual dan daya minat yang begitu tinggi. Bagaimana tidak, daun-daun ini menjadi bahan baku utama dalam pembuatan rokok maupun sebagai pembungkus cerutu.

Di Kepulauan Sumatra, tembakau telah tumbuh subur sejak abad ke-19. Hal ini masih terkait dengan suksesnya pembukaan lahan perkebunan tembakau di Sumatra Timur yang digarap oleh seorang Belanda bernama Jacob Nienhuis. Ia mampu menjual daun tembakau di Benua Eropa dengan harga yang tinggi dan memiliki kualitas yang baik.

Kepopuleran tembakau Deli ini begitu terkenal di pasar tembakau Eropa sebagai pembungkus cerutu terbaik di dunia. Bahkan, tembakau Deli mampu mengubah gelombang perekonomian di wilayah Sumatra Timur.

Orang lain juga bertanya?

Maraknya lahan-lahan perkebunan tembakau dengan cepat mengubah aktivitas ekonomi di Sumatra Timur menjadi sibuk dengan kegiatan ekspor. Tak ayal jika di abad ke-19 menjadi batu loncatan ekonomi yang signifikan.

Dulunya Tanah Kosong

Melansir dari artikel "Perkebunan Tembakau dan Kapitalisasi Ekonomi Sumatera Timur 1863-1930" karya Allan Akbar, wilayah Sumatra Timur merupakan sebuah wilayah dataran rendah yang ditumbuhi hutan belantara. Sumatra Timur sendiri meliputi Kabupaten Aceh, Langkat, Deli Serdang, Asahan sampai Labuhan Batu.

Masyarakat asli Deli sendiri memanfaatkan tanah yang subur untuk bercocok tanam sebagai sumber penghasilan utamanya seperti padi, cabai, tembakau. Meski memiliki tanah yang subur, masyarakat lokal pun hanya menanam sebagian kecil komoditas pertaniannya, sehingga tidak memberikan keuntungan yang besar.

Pada tahun 1863, seorang saudagar Arab bernama Syaid Abdullah Ibn Umar Bilsagih sangat tertarik untuk membuka lahan tembakau di Deli, namun ia tidak memiliki modal yang cukup sehingga mengajak saudagar dari Belanda untuk membeli tanah. Salah satu saudagar Belanda itu bernama Jacob Nirenhuis.

Tanam Perdana

002 isn

©istimewa

Pada tahun 1864, Jacob Nirenhuis mendapatkan izin dari Sultan Deli untuk menanam tembakau di wilayahnya. Ia mendapatkan jatah tanah dari Sultan Deli tanpa menggunakan uang sewa seluas 4.000 bau yang jika dihitung dalam satu bau setara dengan 7.096 meter persegi.

Jacob yang cukup ahli dalam dunia tembakau menilai jika tanah di Deli sangat cocok ditanami tembakau. Dari situlah, dia mulai menanam secara mandiri setelah mendapat konsesi dari Sultan Deli.

Setelah mendapat penghasilan yang sangat besar dalam beberapa tahun, Jacob mendirikan Deli Maatschappij.

Terjadi Kapitalisasi

ilustrasi uang koin

© pixabay.com/moritz320

Melihat peluang keuntungan yang sangat masif dari hasil tembakau, pada abad ke-19 pihak Hindia Belanda mulai "mengizinkan" para pemilik modal dari berbagai bangsa untuk masuk ke Hindia Belanda.

Wilayah Sumatra Timur seketika menjadi sibuk, lantaran banyak pengusaha asing yang tertarik dan berlomba-lomba untuk membuka lahan perkebunan tembakau langsung daripada membeli dari pedagang lokal. Peristiwa ini tentunya tak lepas dari peran Jacob Nirenhuis yang membuka jalan untuk menanam modal di wilayah tersebut.

Perusahaan Deli Maatschappij dari waktu ke waktu terus mengalami kemajuan yang pesat. Tembakau Deli sangat digemari oleh para pecinta cerutu di Eropa karena memiliki kualitas mutu yang baik dan memiliki rasa yang berbeda dari tembakau lainnya.

Masa Kemunduran

Melansir dari pemkomedan.go.id, kemunduran pasar tembakau terjadi pada tahun 1891 di mana pasar dunia mengalami peningkatan penawaran karena kenaikan produksi tembakau Deli. Lalu UU tarif bea masuk impor tembakau ke negeri Paman Sam, Amerika Serikat dinaikkan.

Dari faktor di atas menjadi momok kemunduran eksistensi tembakau Deli dan akhirnya beberapa lahan mulai tutup sebagian. Pada tahun 1890 sampai 1894, sebanyak 25 perusahaan tembakau ditutup. Namun, tak berhenti di situ, rupanya ada peluang yang baik di pasar dunia seperti tembakau yaitu komoditas karet.

Pada tahun 1906, telah terjadi penanaman karet secara masif di daerah Serdang. Hal ini disebabkan sudah mulai berkurangnya lahan tanaman tembakau. (mdk/adj)

Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Menelusuri Sejarah Daun Emas Madura, Tembus Pasar Eropa pada Masa Perang Dingin
Menelusuri Sejarah Daun Emas Madura, Tembus Pasar Eropa pada Masa Perang Dingin

Pada masa kejayaan daun emas Madura, dealer-dealer motor kehabisan stok karena diborong orang Madura.

Baca Selengkapnya
Mulai dari Temanggung hingga Kudus, Begini Sejarah Peradaban Tembakau di Jawa Tengah
Mulai dari Temanggung hingga Kudus, Begini Sejarah Peradaban Tembakau di Jawa Tengah

Masyarakat Jawa percaya tembakau sudah hadir jauh masa sebelum kedatangan Penjajah Portugis.

Baca Selengkapnya
Fakta Unik Tembakau Jember yang Punya Sejarah Panjang, Membawa Dampak Pertumbuhan Ekonomi yang Pesat
Fakta Unik Tembakau Jember yang Punya Sejarah Panjang, Membawa Dampak Pertumbuhan Ekonomi yang Pesat

Perusahaan tembakau tumbuh sangat pesat karena didukung oleh peraturan yang memberikan kesempatan pengelolaan tanah selama 75 tahun.

Baca Selengkapnya
Rekam Jejak Perkebunan Teh di Gunung Dempo, Komoditas Lokal yang Mendunia
Rekam Jejak Perkebunan Teh di Gunung Dempo, Komoditas Lokal yang Mendunia

Kebun teh ini sudah berdiri sejak zaman kolonial Belanda.

Baca Selengkapnya
Jejak Sejarah Kelapa Sawit di Indonesia, Berawal dari Perusahaan Besar Milik Belanda di Pantai Timur Sumatra
Jejak Sejarah Kelapa Sawit di Indonesia, Berawal dari Perusahaan Besar Milik Belanda di Pantai Timur Sumatra

Tanaman ini dibawa oleh orang-orang Belanda ke Nusantara.

Baca Selengkapnya
Sejarah Kebun Teh Kayu Aro Jambi, Perkebunan Tertua di Indonesia Sejak Abad 20
Sejarah Kebun Teh Kayu Aro Jambi, Perkebunan Tertua di Indonesia Sejak Abad 20

Rupanya perkebunan tertua yang ada di Indonesia terletak di kaki Gunung Kerinci, Kecamatan Kayu Aro, Provinsi Jambi.

Baca Selengkapnya
Cikal Bakal Industri Teh Pertama di Nusantara, Datangkan Ahli dari China ke Purwakarta
Cikal Bakal Industri Teh Pertama di Nusantara, Datangkan Ahli dari China ke Purwakarta

Tanaman teh kemudian berhasil ditanam di Wanayasa Purwakarta karena beriklim sejuk. Saat itu, para pegawainya diselundupkan dari Tiongkok

Baca Selengkapnya
Sejarah Perkebunan Tlogo di Semarang, Perkebunan Kopi Peninggalan Belanda yang Punya Panorama Alam Indah
Sejarah Perkebunan Tlogo di Semarang, Perkebunan Kopi Peninggalan Belanda yang Punya Panorama Alam Indah

Selain kopi, perkebunan itu punya berbagai komoditas yang dikembangkan.

Baca Selengkapnya
Tertua di Indonesia, Begini Kisah Pabrik Gula Karangsuwung yang Melegenda di Cirebon
Tertua di Indonesia, Begini Kisah Pabrik Gula Karangsuwung yang Melegenda di Cirebon

Pabrik Gula Karangsuwung jadi salah satu pabrik tertua di Indonesia

Baca Selengkapnya
Kisah Perbudakan Petani di Perkebunan Tembakau Deli, Korbannya Ribuan Kuli Perempuan dari India
Kisah Perbudakan Petani di Perkebunan Tembakau Deli, Korbannya Ribuan Kuli Perempuan dari India

Masa kolonialisme tak lepas dari praktik perbudakan terhadap kaum pribumi bahkan warga asing yang menetap di Nusantara.

Baca Selengkapnya
Mengunjungi Pabrik Cerutu Rizona di Temanggung, Sudah Berdiri sejak 1908
Mengunjungi Pabrik Cerutu Rizona di Temanggung, Sudah Berdiri sejak 1908

Pada era Hindia Belanda, pabrik ini menjadi andalan pemerintah waktu itu untuk menyuplai kebutuhan tembakau dunia.

Baca Selengkapnya
Kilas Balik Pelabuhan Belawan Tempo Dulu, Jadi Pelabuhan Terbesar di Hindia Belanda
Kilas Balik Pelabuhan Belawan Tempo Dulu, Jadi Pelabuhan Terbesar di Hindia Belanda

Pada tahun 1983, pPelabuhan ini dinobatkan jadi pelabuhan terbesar di Hindia Belanda.

Baca Selengkapnya