Sejarah Tembakau Deli, Daun 'Emas' yang Legendaris di Pulau Sumatra
Merdeka.com - Tembakau telah lama dikenal sebagai salah satu komoditas yang memiliki nilai jual dan daya minat yang begitu tinggi. Bagaimana tidak, daun-daun ini menjadi bahan baku utama dalam pembuatan rokok maupun sebagai pembungkus cerutu.
Di Kepulauan Sumatra, tembakau telah tumbuh subur sejak abad ke-19. Hal ini masih terkait dengan suksesnya pembukaan lahan perkebunan tembakau di Sumatra Timur yang digarap oleh seorang Belanda bernama Jacob Nienhuis. Ia mampu menjual daun tembakau di Benua Eropa dengan harga yang tinggi dan memiliki kualitas yang baik.
Kepopuleran tembakau Deli ini begitu terkenal di pasar tembakau Eropa sebagai pembungkus cerutu terbaik di dunia. Bahkan, tembakau Deli mampu mengubah gelombang perekonomian di wilayah Sumatra Timur.
-
Di mana perkebunan sawit Belanda pertama di Sumatra? Pada Masa kolonial Hindia Belanda, perkebunan kelapa sawit menjadi sebuah industri berskala besar dengan dibukanya perusahaan bernama Sungai Liput Cultuur Maatschappij oleh Adrien Hallet dan K. Schadt di Pantai Timur Sumatra, tepatnya di Deli pada 1911.
-
Bagaimana Tembakau Jember berkembang di awal abad 19? Saat itu, perusahaan perkebunan tembakau tumbuh sangat pesat karena didukung oleh Undang-Undang Agrarian yang memberikan kesempatan pada pengusaha untuk menggunakan tanah dalam jangka waktu 75 tahun.
-
Bagaimana tembakau masuk ke Nusantara? Para penjajah bangsa Eropa membawa benih tembakau pada wilayah yang dijajahnya. Salah satunya adalah kawasan Nusantara. Diduga benih tembakau pertama kali dibawa ke Nusantara oleh bangsa Portugis.
-
Di mana tembakau ditanam di masa Kolonial? Pada tahun 1650, VOC mengalihfungsikan beberapa kawasan untuk perkebunan tembakau. Beberapa kawasan itu seperti Kedu, Bagelen, Malang, dan Priangan.
-
Apa yang dilakukan Belanda dengan kelapa sawit di Sumatra? Pada Masa kolonial Hindia Belanda, perkebunan kelapa sawit menjadi sebuah industri berskala besar dengan dibukanya perusahaan bernama Sungai Liput Cultuur Maatschappij oleh Adrien Hallet dan K. Schadt di Pantai Timur Sumatra, tepatnya di Deli pada 1911.
-
Mengapa tembakau di Jawa Tengah berkembang pesat? Kondisi itu membuat pertanian tembakau di Jateng berkembang secara signifikan. Setiap daerah di Jateng bahkan punya karakteristik tembakau yang berbeda antara satu tempat dengan tempat lainnya.
Maraknya lahan-lahan perkebunan tembakau dengan cepat mengubah aktivitas ekonomi di Sumatra Timur menjadi sibuk dengan kegiatan ekspor. Tak ayal jika di abad ke-19 menjadi batu loncatan ekonomi yang signifikan.
Dulunya Tanah Kosong
Melansir dari artikel "Perkebunan Tembakau dan Kapitalisasi Ekonomi Sumatera Timur 1863-1930" karya Allan Akbar, wilayah Sumatra Timur merupakan sebuah wilayah dataran rendah yang ditumbuhi hutan belantara. Sumatra Timur sendiri meliputi Kabupaten Aceh, Langkat, Deli Serdang, Asahan sampai Labuhan Batu.
Masyarakat asli Deli sendiri memanfaatkan tanah yang subur untuk bercocok tanam sebagai sumber penghasilan utamanya seperti padi, cabai, tembakau. Meski memiliki tanah yang subur, masyarakat lokal pun hanya menanam sebagian kecil komoditas pertaniannya, sehingga tidak memberikan keuntungan yang besar.
Pada tahun 1863, seorang saudagar Arab bernama Syaid Abdullah Ibn Umar Bilsagih sangat tertarik untuk membuka lahan tembakau di Deli, namun ia tidak memiliki modal yang cukup sehingga mengajak saudagar dari Belanda untuk membeli tanah. Salah satu saudagar Belanda itu bernama Jacob Nirenhuis.
Tanam Perdana
©istimewa
Pada tahun 1864, Jacob Nirenhuis mendapatkan izin dari Sultan Deli untuk menanam tembakau di wilayahnya. Ia mendapatkan jatah tanah dari Sultan Deli tanpa menggunakan uang sewa seluas 4.000 bau yang jika dihitung dalam satu bau setara dengan 7.096 meter persegi.
Jacob yang cukup ahli dalam dunia tembakau menilai jika tanah di Deli sangat cocok ditanami tembakau. Dari situlah, dia mulai menanam secara mandiri setelah mendapat konsesi dari Sultan Deli.
Setelah mendapat penghasilan yang sangat besar dalam beberapa tahun, Jacob mendirikan Deli Maatschappij.
Terjadi Kapitalisasi
© pixabay.com/moritz320
Melihat peluang keuntungan yang sangat masif dari hasil tembakau, pada abad ke-19 pihak Hindia Belanda mulai "mengizinkan" para pemilik modal dari berbagai bangsa untuk masuk ke Hindia Belanda.
Wilayah Sumatra Timur seketika menjadi sibuk, lantaran banyak pengusaha asing yang tertarik dan berlomba-lomba untuk membuka lahan perkebunan tembakau langsung daripada membeli dari pedagang lokal. Peristiwa ini tentunya tak lepas dari peran Jacob Nirenhuis yang membuka jalan untuk menanam modal di wilayah tersebut.
Perusahaan Deli Maatschappij dari waktu ke waktu terus mengalami kemajuan yang pesat. Tembakau Deli sangat digemari oleh para pecinta cerutu di Eropa karena memiliki kualitas mutu yang baik dan memiliki rasa yang berbeda dari tembakau lainnya.
Masa Kemunduran
Melansir dari pemkomedan.go.id, kemunduran pasar tembakau terjadi pada tahun 1891 di mana pasar dunia mengalami peningkatan penawaran karena kenaikan produksi tembakau Deli. Lalu UU tarif bea masuk impor tembakau ke negeri Paman Sam, Amerika Serikat dinaikkan.
Dari faktor di atas menjadi momok kemunduran eksistensi tembakau Deli dan akhirnya beberapa lahan mulai tutup sebagian. Pada tahun 1890 sampai 1894, sebanyak 25 perusahaan tembakau ditutup. Namun, tak berhenti di situ, rupanya ada peluang yang baik di pasar dunia seperti tembakau yaitu komoditas karet.
Pada tahun 1906, telah terjadi penanaman karet secara masif di daerah Serdang. Hal ini disebabkan sudah mulai berkurangnya lahan tanaman tembakau. (mdk/adj)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Pada masa kejayaan daun emas Madura, dealer-dealer motor kehabisan stok karena diborong orang Madura.
Baca SelengkapnyaMasyarakat Jawa percaya tembakau sudah hadir jauh masa sebelum kedatangan Penjajah Portugis.
Baca SelengkapnyaPerusahaan tembakau tumbuh sangat pesat karena didukung oleh peraturan yang memberikan kesempatan pengelolaan tanah selama 75 tahun.
Baca SelengkapnyaKebun teh ini sudah berdiri sejak zaman kolonial Belanda.
Baca SelengkapnyaTanaman ini dibawa oleh orang-orang Belanda ke Nusantara.
Baca SelengkapnyaRupanya perkebunan tertua yang ada di Indonesia terletak di kaki Gunung Kerinci, Kecamatan Kayu Aro, Provinsi Jambi.
Baca SelengkapnyaTanaman teh kemudian berhasil ditanam di Wanayasa Purwakarta karena beriklim sejuk. Saat itu, para pegawainya diselundupkan dari Tiongkok
Baca SelengkapnyaSelain kopi, perkebunan itu punya berbagai komoditas yang dikembangkan.
Baca SelengkapnyaPabrik Gula Karangsuwung jadi salah satu pabrik tertua di Indonesia
Baca SelengkapnyaMasa kolonialisme tak lepas dari praktik perbudakan terhadap kaum pribumi bahkan warga asing yang menetap di Nusantara.
Baca SelengkapnyaPada era Hindia Belanda, pabrik ini menjadi andalan pemerintah waktu itu untuk menyuplai kebutuhan tembakau dunia.
Baca SelengkapnyaPada tahun 1983, pPelabuhan ini dinobatkan jadi pelabuhan terbesar di Hindia Belanda.
Baca Selengkapnya