5 Peneliti yang lebih kejam dari setan
Merdeka.com - Di tengah berkembangnya ilmu pengetahuan yang begitu pesat, para ilmuwan berlomba-lomba dalam menemukan ciptaan baru. Penelitian dengan berbagai subjek pun mulai dilakukan.
Salah satu penelitian yang paling banyak dilakukan adalah yang mengambil manusia sebagai bahan percobaannya. Sehingga, kemudian ditemukan berbagai fakta menarik seputar manusia dari percobaan tersebut.
Sayang, penelitian yang dilakukan oleh para ahli tersebut juga tak luput dari noda hitam. Hal ini diakibatkan adanya para peneliti yang memanfaatkan ilmunya dengan tidak mengindahkan asas kemanusiaan.
-
Apa yang diteliti? Analisis terhadap lebih dari 4.000 artefak batu yang ditemukan di sebuah pulau di barat laut Australia memberikan gambaran kehidupan suku Aborigin puluhan ribu tahun yang lalu.
-
Siapa saja peneliti yang terlibat dalam penelitian ini? Peneliti yang terlibat dalam studi ini yaitu Itaru Kobayashi, Takayuki Sonoyama, Mai Hibino, Mitsuhisa Kawano, dan Hisanori Kohtsuka.
-
Siapa yang melakukan penelitian? Para peneliti dari Universitas Cincinnati menangkap tiga ekor piton Burma di sekitar Taman Nasional Everglades, lalu mengukur ukuran rahang mereka. Salah satu dari ular tersebut memiliki panjang tubuh mencapai 5,8 meter, menjadikannya piton terpanjang yang pernah tertangkap di Florida, meskipun bukan yang terberat.
-
Siapa yang terlibat dalam penelitian? Studi ini, yang melibatkan sekitar 1,5 juta orang dewasa dari berbagai negara termasuk Amerika Serikat, Inggris, Kanada, dan Norwegia, dilakukan selama periode 15 tahun oleh tim peneliti dari Universitas Toronto.
Mereka sering menggunakan penelitian dengan obyek manusia yang caranya tidak wajar. Bahkan, banyak di antara penelitian tersebut justru menyiksa obyek penelitian secara terang-terangan.
Kira-kira, apa saja penelitian yang dimaksud? Simak ulasannya berikut.
Sigmund Freud dan Emma Eckstein
Sigmund Freud sudah sering menjadi sasaran kritik sebab penelitian yang dilakukannya terhadap Emma Eckstein. Freud diduga telah merusak hidup perempuan yang jadi pasiennya tersebut dengan cara melakukan penelitian mengerikan.
Masalah yang dialami oleh Emma Eckstein sendiri adalah menstruasi menyakitkan dan tidak lazim. Freud menganggap bahwa ada hubungannya antara penyakit itu dengan hidung milik Emma.
Oleh karenanya, hidung Emma Eckstein kemudian dipotong dengan dalih untuk menghilangkan penyakit dalam menstruasinya. Nahas, penyakit tidak hilang, hidung Emma justru membusuk.
Muzafer Sherif
Muzafer Sherif adalah seorang psikolog yang praktek pada tahun 1950-an. Dia tertarik dengan isu seputar perkembangan emosional seseorang, seperti konflik yang dialami dua individu.
Dia kemudian mengajak 22 siswa berusia 11 tahun ke dalam sebuah kemah yang sebenarnya adalah laboratorium observasinya. Di sana, 22 siswa itu dibagi dalam dua kelompok yang saling benci.
Beruntung tidak terjadi apa-apa pada penelitian itu. Namun, di akhir penelitian, masing-masing siswa memiliki dendam yang tak terobati terhadap sesamanya.
Chester Southam
Chester Southam memulai penelitian mengenai kanker pada 1960-an. Dia menyuntikkan sel kanker hidup pada seorang sukarelawan di Ohio State Penitentiary. Sel kanker ini sendiri tidak ganas karena sudah dilemahkan.
Tidak puas dengan hasil penelitian itu, dia kemudian mencoba ke arah yang lebih ekstrem dengan menyuntikkan sel kanker ganas pada pasien manula di Jewish Chronic Disease Hospital. Parahnya, hal ini dilakukan tanpa meminta persetujuan dari pihak rumah sakit.
Setelah 22 suntikan dilakukan, para pasien kemudian jatuh sakit secara kronis sementara dokter setempat tidak tahu. Setelah diteliti, tiga dokter menemukan bahwa Chester Southam adalah korban selamat dari pembantaian Nazi dan sedang melakukan aksi balas dendamnya.
Eugene Saenger
Eugene Saenger disebut sebagai pionir dalam pengobatan nuklir karena penemuannya. Namun, sebenarnya gelar ini didapatkannya dengan cara kotor.
Eugene Saenger diduga merupakan orang bayaran Pentagon yang diminta meneliti efek radiasi nuklir pada manusia. Dengan kedok mengobati kanker lewat radiasi nuklir, Eugene Saenger pun bisa leluasa melakukannya.
Parahnya, para sukarelawan yang bersedia jadi obyek penelitian tidak dijelaskan dengan baik mengenai risiko pengobatan tersebut. Padahal, risiko terkena radiasi nuklir adalah kematian.
Lauretta Bender
Lauretta Bender adalah seorang neuropsikiatris di Bellevue Hospital pada tahun 1940-an. Dia merupakan orang pertama yang menyarankan terapi kejut listrik pada anak penyandang autis.
Terapi kejut ini sendiri sangat menyakitkan dan malah membuat masalah baru pada anak autis tersebut. Saat dewasa, anak autis tersebut memang bisa berlaku normal, namun mereka justru sering melakukan tindak kejahatan, bunuh diri, atau hancur hidupnya.
Fakta hitam terungkap setelah para anak yang diberikan terapi akhirnya buka suara. Mereka mengaku disiksa dan dipaksa tersenyum saat menjalani terapi menyakitkan itu.
Mereka sering disetrum hingga pingsan dan kejang-kejang. Akibatnya, banyak anak autis tersebut menderita skizofrenia parah.
(mdk/nvl)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Polisi membongkar cara sadis para pelaku membunuh bocah perempuan Aqilatunnisa Prisca Herlan (5) di Cilegon, Banten.
Baca SelengkapnyaTerungkap Peran Lima Pelaku Begal Casis Bintara Polri
Baca SelengkapnyaPembunuhan itu bermula dari hilangnya Aqila. Saat penculikan terjadi, ibunda Aqila sedang pergi.
Baca SelengkapnyaPolisi menangkap lima pelaku penculikan dan pembunuhan bocah perempuan berusia 5 tahun Aqilatunnisa Prisca Herlan di Cilegon
Baca SelengkapnyaPerbuatan tersebut dilakukan berulang kali kepada kelima korban dengan rentang waktu yang berbeda-beda sejak tahun 2018 hingga Juli 2023.
Baca SelengkapnyaViral Penghuni Indekos di Tangsel Ngaku Diintimidasi saat Beribadah, Polisi Tetapkan 4 Tersangka
Baca SelengkapnyaKelima pelaku berinisial RS (23), BFH (18), AM (17), OYB (21) dan AH (25)
Baca SelengkapnyaPolisi mengungkap motif kasus pembunuhan dan pemerkosaan siswi SMP di kuburan China Palembang pada Minggu (31/8) sekitar pukul 16.00 WIB.
Baca SelengkapnyaSemua pelaku pemerkosaan sudah ditetapkan sebagai tersangka
Baca SelengkapnyaSeorang montir di Palembang inisial B (30), diduga melakukan aksi sodomi terhadap lima bocah laki-laki.
Baca SelengkapnyaKorban lebih dulu dicekoki miras dengan alasan agar proses mentato tidak sakit.
Baca SelengkapnyaKeempat tersangka adalah IS (16), MZ (13), MS (12), dan AS (12). IS adalah kenalan korban melalui Facebook baru dua minggu dan menjalin hubungan asmara.
Baca Selengkapnya