Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Google Ancam Hentikan Layanan Google di Australia, Alasannya?

Google Ancam Hentikan Layanan Google di Australia, Alasannya? google di shanghai. ©REUTERS/Aly Song

Merdeka.com - Raksasa teknologi sekaligus layanan mesin pencarian paling populer di internet Google, mengancam setop layanan mesin pencariannya di Australia.

Ultimatum ini dikeluarkan Google jika Australia menerbitkan undang-undang yang memaksa Google (dan perusahaan teknologi lain seperti Facebook) untuk membayar tiap penerbit berita atas konten mereka yang tayang di Google Search.

"Jika aturan ini menjadi undang-undang, kami tidak memiliki pilihan lain selain berhenti menyediakan Google Search di Australia," kata Wakil Presiden Google Australia dan Selandia Baru Meg Silva kepada Komite Legislasi Ekonomi Senat Australia, seperti dikutip The Verge via Tekno Liputan6.com.

Lebih lanjut, Silva mengatakan, kesimpulan ini diambil setelah pihak Google melihat rancangan undang-undang itu secara rinci.

"Kami tidak melihat opsi apa pun, dengan risiko keuangan dan operasional bahwa kami dapat terus menawarkan layanan di Australia," kata Silva.

Google menyebut, pihaknya sudah melobi rencana Australia ini selama berbulan-bulan. Perusahaan pun bersikeras ini bukanlah ancaman.

Menurut perusahaan, Australia berupaya meminta Google membayar tiap tautan, cuplikan, dan artikel berita yang ditampilkan di Google Search, termasuk juga di Google News.

"Ini akan membawa preseden yang tidak bisa dipertahankan untuk bisnis kami, ekonomi digital, dan tidak cocok dengan cara kerja mesin pencarian," kata Google.

Sebelumnya, pada Agustus 2020, Komisi Kompetisi dan Konsumer Australia yang merancang aturan menyebut, aturan ini tidak akan berdampak pada bisnis mesin pencari Google.

"Google tidak akan diharuskan membebankan biaya kepada warga Australia yang menggunakan layanan gratisnya seperti Google Search dan YouTube, kecuali Google memilih untuk demikian," kata Komisi tersebut.

Posisi Tawar Google

Dalam pernyataan Silva, Google menyebut, pihaknya lebih memilih membayar penerbit khusus untuk Google News-nya.

Sebelumnya Google juga mengumumkan program untuk membayar penerbit di Australia, Jerman, dan Brasil pada Juni lalu.

Namun tampaknya Australia tidak menganggap tawaran Google ini cukup. Komisi percaya, undang-undang yang mereka usulkan membahas soal keseimbangan dan posisi tawar signifikan antara bisnis media pemberitaan Australia dengan Google ataupun Facebook.

Juga Atur Facebook

Aturan yang dimaksud bernama News Media Bargaining Code. Kini aturan ini masih berbentuk rancangan undang-undang. Selain menarget Google, aturan ini juga membidik Facebook terkait dengan konten berita yang ada di platformnya.

Australia menganggap, perusahaan-perusahaan raksasa teknologi mendapatkan keuntungan yang tidak proporsional dalam hal pendapatan iklan. Padahal sebagian konten mereka berasal dari organisasi dan situs berita.

Sejak itu, industri media terdampak pandemi Covid-19. Laporan The Guardian bahkan menyebut ada ratusan koran Australia yang terpaksa harus mem-PHK jurnalisnya atau menutup kantor karena bisnis periklanan di media cetak tumbang.

Tak hanya Google, Facebook yang disasar oleh aturan ini pun sempat mengancam untuk memblokir semua berita ditayangkan di Australia.

Keduanya perusahaan menyebut, pemblokiran ini merupakan skenario terburuk yang mungkin terjadi.

Sumber: Liputan6.comReporter: Agustin Setyo Wardani

(mdk/idc)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Jangan Pernah Coba Ketik Kalimat Ini di Google, Rekening Auto Ludes
Jangan Pernah Coba Ketik Kalimat Ini di Google, Rekening Auto Ludes

Jika diketik kalimat ini di Google, semua data pribadi akan disedot hacker.

Baca Selengkapnya
Benarkah Google Bakal Berhenti Beroperasi di Indonesia Buntut Boikot Israel? Cek Faktanya
Benarkah Google Bakal Berhenti Beroperasi di Indonesia Buntut Boikot Israel? Cek Faktanya

Google akan berhenti beroperasi di Indonesia imbas boikot? Simak penelusurannya

Baca Selengkapnya
Dituding Netizen Blokir Google Doc, Ini Jawaban Kominfo
Dituding Netizen Blokir Google Doc, Ini Jawaban Kominfo

Berikut jawaban Kominfo terkait tudingan memblokir Google Doc

Baca Selengkapnya
'Mbah' Google Mulai Tak Laku, 40 Persen GenZ Pilih Platform Ini untuk Pencarian
'Mbah' Google Mulai Tak Laku, 40 Persen GenZ Pilih Platform Ini untuk Pencarian

Google menjadi pilihan masyarakat untuk melakukan pencarian. Tetapi, peminat Google belakangan ini mengalami tanda-tanda penurunan.

Baca Selengkapnya
Aturan Sedang Disusun, Anak Usia di Bawah 16 Tahun di Australia Dilarang Gunakan TikTok dan Instagram Cs
Aturan Sedang Disusun, Anak Usia di Bawah 16 Tahun di Australia Dilarang Gunakan TikTok dan Instagram Cs

Langkah ini menjadi upaya untuk meningkatkan keamanan daring dan mendukung peran orang tua dalam melindungi anak-anak mereka dari dampak negatif dunia maya.

Baca Selengkapnya
Australia Bakal Larang Anak-Anak di Bawah 16 Tahun Main Medsos, Gantinya Diajak Ikut Kegiatan Ini
Australia Bakal Larang Anak-Anak di Bawah 16 Tahun Main Medsos, Gantinya Diajak Ikut Kegiatan Ini

Perdana Menteri Australia mengumumkan akan melarang penggunaan media sosial bagi anak-anak di bawah usia 16 tahun.

Baca Selengkapnya
Dilindungi Undang-Undang, Perusahaan Kasih Penugasan di Luar Jam Kerja Bisa Didenda Hampir Rp1 Miliar
Dilindungi Undang-Undang, Perusahaan Kasih Penugasan di Luar Jam Kerja Bisa Didenda Hampir Rp1 Miliar

Pengesahan undang-undang ini mendapatkan dukungan dari publik seiring tekanan besar pada iklim perusahaan.

Baca Selengkapnya
Australia Resmi Larang Bocah di Bawah 16 Tahun Main Media Sosial, Perusahaan Terancam Denda Ratusan Miliar
Australia Resmi Larang Bocah di Bawah 16 Tahun Main Media Sosial, Perusahaan Terancam Denda Ratusan Miliar

Undang-undang terkait larangan tersebut disahkan parlemen pada Kamis (28/11).

Baca Selengkapnya
Peringatan Keras, Media Sosial yang Fasilitasi Judi Online Bakal Didenda Rp500 Juta per Konten
Peringatan Keras, Media Sosial yang Fasilitasi Judi Online Bakal Didenda Rp500 Juta per Konten

Selain platform sosial media, Menkominfo juga mengultimatum pihak Internet Service Provider (ISP) untuk aktif memberantas judi online.

Baca Selengkapnya
OJK Minta Google dan Induk Perusahaan Facebook Setop Iklan Pinjol Ilegal
OJK Minta Google dan Induk Perusahaan Facebook Setop Iklan Pinjol Ilegal

Saat ini Google sudah menutup 17 aplikasi lantaran dianggap membahayakan masyarakat dan mencuri data pribadi.

Baca Selengkapnya
Banyak Hotel Bintang 4 di Bali dan Sumatera Barat Kena Hack di Akun Googgle Bisnis
Banyak Hotel Bintang 4 di Bali dan Sumatera Barat Kena Hack di Akun Googgle Bisnis

Ratusan akun hotel Google Bisnis di Bali dan Sumatera menjadi korban peretasan.

Baca Selengkapnya
Proyek Nimbus & Perlawanan Karyawan Google Tak Sudi Teknologinya Dipakai Israel buat Bantai Warga Palestina
Proyek Nimbus & Perlawanan Karyawan Google Tak Sudi Teknologinya Dipakai Israel buat Bantai Warga Palestina

Mengapa karyawan Google menentang kontrak senilai USD 1,2 miliar antara Google dengan pemerintah Israel?

Baca Selengkapnya