Ilmuwan Temukan Cara Deteksi Dini Saat Bayi Buang Air Pakai Smartphone
Merdeka.com - Ilmuwan dari Penn State University menciptkan popok pintar. Popok pintar ini dibekali dengan sensor bawaan yang akan mengirimkan ke ponsel bila bayi buang air.
Dilaporkan NYPost, Senin (6/2), popok pintar itu terbuat dari kertas yang telah diolah sebelumnya dengan natrium klorida (garam) serta memiliki garis besar laiknya papan di atasnya. Dijiplak seperti garis pensil untuk mentransfer grafit ke permukaan dengan baterai litium kecil yang terpasang.
Pada popok pintar itu, ilmuwan menyematkan empat sensor di antara lapisan popok untuk menciptakan popok pintar, seperti yang dijelaskan dalam jurnal Nano Letters. Lalu, bagaimana cara kerjanya?
-
Bagaimana Jemuran Pintar bekerja? Jemuran berbasis IoT ini secara otomatis menarik jemuran ke dalam saat hujan, sehingga pakaian tetap kering.
-
Apa yang diciptakan oleh para peneliti? Mereka menggunakan model muskuloskeletal – yang dikendalikan oleh metode kontrol refleks yang mencerminkan sistem saraf manusia.
-
Apa itu Jemuran Pintar? Jemuran berbasis IoT ini secara otomatis menarik jemuran ke dalam saat hujan, sehingga pakaian tetap kering.
-
Siapa yang membuat Jemuran Pintar? Ide jemuran pintar ini berasal dari dua siswa perempuan, Gavrila Asten dan Casandra Temaluru.
-
Mengapa Jemuran Pintar dibuat? Ini adalah solusi cerdas yang menjawab kebutuhan akan efisiensi dan kemudahan dalam menjemur pakaian.
-
Apa yang ditemukan ilmuwan? Ilmuwan Temukan Fosil Nenek Moyang Buaya Berusia 215 Juta Tahun, Hidup Jauh Sebelum Dinosaurus Leluhur buaya ini berasal dari kelompok reptil yang dikenal sebagai aetosaurus.
Setelah popok basah, grafit bereaksi dengan cairan dan natrium klorida. Saat diserap oleh kertas, elektron akan mengalirkan reaksi ke grafit untuk mengaktifkan sensor.
Kemudian, sensor akan mengirimkan pesan ke smartphone, memperingatkan orang tua bahwa popok bayi perlu diganti. Tak hanya itu saja, sensor juga disebut mampu memberikan informasi tentang seberapa basah popoknya, yang memungkinkan orang tua memutuskan apakah popok perlu segera diganti atau belum.
"Aplikasi itu sebenarnya lahir dari pengalaman pribadi. Tidak ada cara mudah untuk mengetahui seberapa basah popok dan informasi itu bisa sangat berharga bagi orang tua," kata ilmuwan Dr. Huanyu Cheng.
"Sensor dapat memberikan data dalam jangka pendek, untuk mengingatkan perubahan popok, tetapi juga dalam jangka panjang, untuk menunjukkan pola yang dapat memberi tahu orang tua tentang kesehatan anak mereka secara keseluruhan," tambah dia.
Penerapan popok pintar ini, kata Cheng, sebetulnya bukan hanya untuk bayi saja. Sensor yang ada pada popok pintar itu bisa digunakan bagi rumah sakit atau panti jompo. Bahkan, dapat membantu menemukan beberapa masalah kesehatan utama seperti serangan jantung atau pneumonia.
Para peneliti juga menguji perangkat dalam masker wajah dan menemukan bahwa itu dapat menentukan tiga kondisi pernapasan yakni pernapasan dalam, teratur, dan cepat. Juga berpotensi memberikan data yang dapat mendeteksi serangan jantung atau ketika seseorang berhenti bernapas.
Meski begitu, perangkat dan aplikasi keduanya masih dalam tahap pengembangan, para ilmuwan berharap popok pintar akan segera tersedia untuk umum. (mdk/faz)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Alat ini diharapkan dapat membantu pemerintah dalam mempercepat penurunan angka prevalensi stunting di Indonesia menjadi 14 persen.
Baca SelengkapnyaSebelum menghentikan penggunaan popok, penting untuk memastikan bahwa anak sudah siap untuk melakukan perubahan tersebut.
Baca SelengkapnyaIa tampak membawa mic bluetooth untuk digunakan memanggil anaknya.
Baca SelengkapnyaTelatnya orangtua mengganti popok bayi bisa memicu terjadinya infeksi saluran kencing yang perlu ditanggapi.
Baca SelengkapnyaYLKI menganggap bahwa kehadiran label peringatan ini dapat melindungi konsumen luas dari risiko BPA.
Baca SelengkapnyaAlat ini dirakit langsung oleh tim yang merupakan penyandang disabilitas. Tim ini berada di bawah naungan Sentra Terpadu Kartini di Temanggung.
Baca SelengkapnyaVideo wanita membuang bayi itu dibagikan akun Instagram @infobekasi.
Baca SelengkapnyaSamuel Zyngwyn dan Franda jadi saksi pemecahan rekor ganti popok.
Baca SelengkapnyaData Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), sekitar 7-35 persen bayi berusia 9-12 bulan mengalami ruam popok.
Baca SelengkapnyaAir Galon Berbahan Polikarbonat Sebabkan Anak jadi Autis?
Baca SelengkapnyaTransisi bayi dari menggunakan popok ke buang air besar sendiri bisa sangat menantang bagi orangtua. Begini cara untuk memulainya.
Baca SelengkapnyaMasa-masa potty training merupakan salah satu tahapan penting dalam perkembangan anak yang mengharuskan orangtua untuk bersabar dan telaten.
Baca Selengkapnya